MAKKAH – Sebanyak 40 orang santri dan guru utusan dari berbagai pesantren mengikuti program Daurah Bahasa Arab dan Al-Quran selama dua pekan di Universitas Ummul Qura, sejak Selasa (24/10) hingga Rabu (8/11). Mereka terdiri dari 27 santri kelas V KMI Pondok Modern Tazakka dan 13 orang guru dari berbagai pesantren, antara lain: Pondok Modern Gontor Ponorogo, Tremas, Lirboyo, Al-Ikhlas Kuningan, Al-Ikhlas Taliwang, Baitul Arqam Jember, Darunnajah, Mundzirul Qaum Bogor, dan lain-lain.
Mereka akan berada di Saudi Arabia selama 23 hari untuk mengikuti Daurah Bahasa Arab dan Al-Quran di Universitas Ummul Qura, Makkah dan Masjidil Haram.
Pembukaan Daurah dan kelas perdana dilaksanakan pada Selasa (24/10). Mereka diterima oleh Dekan Fak. Bahasa Arab dan Ketua Pusat Studi Pengajaran Bahasa untuk Non-Arab.
Baca juga: KALANGAN PESANTREN JAJAKI KERJASAMA PENDIDIKAN DENGAN CHINA
Untuk daurah akan dibagi dua kelas, yaitu kelas untuk santri dan kelas untuk guru. Untuk guru penekanannya pada metode pengajaran bahasa Arab, sedangkan untuk santri lebih kepada penguatan kemampuan berbahasa Arab.
Daurah dilaksanakan selama 5 hari dalam sepekan di kampus Ummul Qura dari pagi hingga siang, selama kurang lebih 5 jam.
Sore harinya, mereka akan mengikuti Daurah Al-Quran di Masjidil Haram untuk tahsin, tahfidz dan tafsir langsung dari para masayikh.
Pembimbing Daurah Dr. H. Nur Hizbullah, M.Hum mengatakan bahwa daurah seperti ini semakin mengukuhkan hubungan baik antara kalangan pesantren dan pihak Ummul Qura yang telah dibina selama ini.
Beliau menekankan bahwa daurah ini sangat penting, karena selain ilmu dan keterampilan berbahasa Arab dan Al-Quran yang akan didapat oleh peserta, juga wawasan dan rasa kebahasaan akan semakin terasah karena langsung bertemu dengan para native di negeri asal bahasa Arab itu sendiri.
Baca juga: TAZAKKA PERPANJANG MOU DENGAN FIB UGM
Dr. Nur Hizbullah juga mengapresiasi kesungguhan pihak Ummul Qura dalam menyiapkan dan melayani program daurah ini, diantaranya dengan menyiapkan tenaga pengajar yang pakar dan kompeten di bidangnya.
Selain kegiatan daurah, selama di Makkah dan Madinah banyak pula kegiatan penunjang lainnya. Misalnya adalah pelaksanaan beberapa kali umrah disela-sela libur daurah.
Kegiatan lainnya adalah kunjungan ke berbagai tempat penting, seperti mazarat haji meliputi Arafah, Mina, dan Muzdalifah, perpustakaan Masjidil Haram, tempat muadzin dan soundsistem Masjidil Haram, Kantor Imam Masjidil Haram dan lain-lain.
Sebelumnya, mereka juga berkunjung ke Madinah. Selain ibadah di Masjid Nabawi, ziarah ke Makam Rasulullah dan kedua sahabatnya, Raudhah, Makam Baqi, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Uhud, dan lain-lain, juga berkunjung ke Museum Rasulullah SAW.***