Leadership Training: Pimpinan Pondok Berikan Rumus 3K

Leadership Training: Pimpinan Pondok Berikan Rumus 3K

TAZAKKA – Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA menjadi keynote speaker dalam Leadership Training for OPPM Executive Board, Sabtu pagi (21/12). Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan untuk para Pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern itu berlangsung selama 4 hari dengan menghadirkan para narasumber ahli baik dari dalam pondok maupun dari luar.

Kiai Anang memberikan rumus 3K saat berbicara sebagai keynote speaker. Yaitu: Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi. Menurutnya, rumus 3K harus menjadi landasan dalam menejemen OPPM, karena kepemimpinan yang efektif adalah yang mampu menjalankan fungsi 3K itu.

Pertama perlu ada komunikasi yang baik antar semua pengurus dan organ-organ di organisasi, terutama mengkomunikasikan isu dan masalah bersama, setelah itu dikoordinasikan antar bagian, dan selanjutnya dikolaborasikan menjadi kerja bersama” paparnya.

Gagalnya sebuah organisasi berawal dari tidak adanya komunikasi yang baik antar pengurus maupun antar bagian. “Bagaimana akan berkoordinasi, lha wong komunikasi saja tidak terbangun dengan baik, apalagi mau berkolaborasi, apanya yang mau dikolaborasikan jika tidak ada komunikasi dan koordinasi terlebih dahulu, maka rumus 3 K ini wajib diterapkan dalam mengemban amanah organisasi OPPM” lanjut Kiai Anang.

Bapak Pimpinan Pondok menekankan pula rumus PAEE, yaitu Prediksi, Antisipasi, Eksekusi dan Evaluasi. Beliau memberikan simulasi contoh dan meminta kepada para santri peserta training untuk menjabarkannya.

Beliau mencontohkan, misalnya, pasca liburan akhir semester akan ada kedatangan santri sejumlah 700 anak, berapa prediksi orang yang akan hadir di pondok jika setiap santri diantar oleh minimal kedua orang tuanya? Para tamu orang tua itu berapa lama rata-rata mereka akan tinggal di pondok? Berapa persen kira-kira yang datang menggunakan kendaraan pribadi roda empat, roda dua, dan yang naik angkutan umum? “Itu semua namanya prediksi” kata beliau menyontohkan.

Setelah prediksi diketahui, selanjutnya adalah buat langkah antisipasinya. “Misalnya: lahan parkir yang cukup, karena akan ada 50% yang diprediksi membawa kendaraan pribadi roda empat, berarti akan ada 300 mobil, dimana dan bagaimana mengatur parkirnya?” lanjutnya.

“Ada 1400 orang tua yang akan datang di pondok, itu jumlah di luar santrinya 700 orang, berarti total 2100 orang, jika mereka rata-rata tinggal di pondok 6 sampai 12 jam saja, maka pasti butuh air yang cukup, tempat istirahat yang cukup dan makan minum yang cukup, maka semua itu harus disiapkan dengan baik, itu namanya langkah antisipasi” terang Kiai.

“Nah, berikutnya adalah tinggal eksekusi, jalankan, lakukan, dan kerjakan. Karena tanpa eksekusi ya percuma” imbuh Kiai.

Kemudian, lanjut Kiai, sambil jalan, dan setelah selesai kegiatan tinggal dievaluasi: apa yang kurang, yang tidak sesuai, dan yang gagal mencapai target; semua harus dievaluasi dan dicatat evaluasinya agar tidak terulang lagi di kemudian hari.

Selain memberikan rumus 3K dan PAEE, Kiai Anang juga memberikan rumus AC, yaitu Attention and Care. Menurutnya, setiap pemimpin harus ‘menyalakan’ AC dalam dirinya.

“AC itu sikap dasar seorang pemimpin, lha kalau pemimpin tidak punya perhatian dan kepedulian lalu bagaimana?” tegasnya.

Nampak peserta training antusias menyimak paparan Kiai Anang. Mereka lalu dibagi per kelompok dan diberi contoh kasus untuk diselesaikan dengan menggunakan rumus-rumus.

Leadership Training membahas beberapa topik, seperti: menejemen organisasi, komunikasi efektif, problem solving, pengenalan psikologi remaja, pendekatan pedagogik, pola kepengasuhanan, dan assesment. Hadir sebagai narasumber: KH. Anizar Masyhadi, KH. M. Bisri, KH. Oyong Shufyan, Hj. Anisia Kumala Masyhadi, Lc., M.Psi, Akbar Zainuddin, MM, dan Imam Ratrioso, S.Psi. @ray

www.tazakka.or.id