Kiai Salafiyah, Ashriyah, Muhammadiyah Silaturahim & Bukber di Tazakka

Kiai Salafiyah, Ashriyah, Muhammadiyah Silaturahim & Bukber di Tazakka

Tazakka — Lebih dari seratus Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah, Ashriyah dan Muhammadiyah se-Jawa Tengah mengikuti acara silaturahim dan buka puasa bersama di Pondok Modern Tazakka, Ahad (31/3) bertempat di halaman Gedung Rabithah.

Pimpinan Pondok Modern Tazakka seluruhnya hadir dalam agenda tahunan tersebut. Hadir juga Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Tazakka, H. Teguh Suhardi dan Ketua FSKM Jawa Tengah, Gus Akomaddien Sofa.

Para Pimpinan dan Pengasuh Pesantren yang hadir sore itu tergabung dalam beberapa organisasi seperti Forum Silaturahim Kiai Muda (FSKM), Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG), dan Pesantren Muhammadiyah di bawah Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M).

Baca juga: Perpulangan Santri Tazakka Semester 2

Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, tuan rumah K.H. Anizar Masyhadi, M.A. dalam sambutan dan ucapan selamat datang menyampaikan perkembangan PM Tazakka. “Saat ini ada 800an santri yang sedang liburan. Tazakka kini juga memiliki Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Taman Pendidikan Quran (TPQ), mohon do’anya untuk pendirian pondok putri dalam waktu dekat.” ujarnya.

Gus Akomaddien Sofa dari Al-Hikmah Brebes selaku Ketua FSKM Jawa Tengah menyampaikan kesyukuran dan terima kasih kepada Tazakka yang sudah memfasilitasi acara sore itu. Beliau pun menyampaikan peran besar Tazakka terhadap lahirnya FSKM. “Di Tazakka inilah ide dan gagasan lahirnya FSKM, yang kemudian secara resmi dikukuhkan dan dilantik di PP Al-Anwar Sarang Rembang” jelas Gus Akom.

Senada dengan Gus Akom, Ustadz M. Ashimul Irfi, S.Pd.I dari LP2M menyampaikan apresiasi yang digagas oleh Tazakka untuk menyambungkan tali ukhuwah antara pesantren Muhammadiyah dengan pesantren Salafiyah dan Ashriyah. Kemudian, gagasan tersebut juga didukung oleh K.H. Baharuddin dari PP Tidar yang mewakili FPAG.

Baca juga: Tazakka Gelar Tabligh Akbar Dan Buka Bersama Kaum Muslimin

“Meskipun kita beda nasab, tapi kita satu nasib, yaitu menjadi pengasuh pesantren untuk mendidik umat dan generasi muslim bangsa ini. Kami sendiri banyak belajar dari Tazakka baik terkait sistem, pendanaan, laziswaf, SDM dan banyak hal. Semoga acara seperti ini kedepan bisa diikuti lebih banyak lagi pesantren FPAG” harapnya.

Dalam acara tersebut, Kiai Anang menekankan tema besar, yaitu membangun jembatan antar madzhab untuk menyatukan umat sebagai oleh-oleh dari keikutsertaan beliau dalam Konferensi Internasional Liga Dunia Arab di Arab Saudi awal Ramadhan lalu.

“Saat ini, umat mulai terkotak-kotak, di bidang madzhab fiqih, aqidah, afiliasi parpol, dan politik global, gerakan internasionalisasi politik dunia. Dalam hal fiqh dan aqidah tidak mungkin bisa disatukan karena perbedaan tersebut merupakan bagian dari sejarah. Maka, yang bisa dilakukan adalah dengan membangun jembatan antar madzhab,” jelas Kiai Anang.

Baca juga: Jelang Liburan, Pimpinan Bekali Santri Etiket

Belajar dari gagasan itu, Kiai Anang berpesan kepada para Kiai Pengasuh dan Pimpinan Pesantren untuk mengambil langkah konkret ke depan dalam konteks keumatan. “Pesantren-pesantren harus bertemu, membangun jembatan antar pesantren. Apalagi dalam UU Pesantren ada 3 mantra sakti dimana UU tersebut mengakui keragaman, kekhasan, dan kemandirian, baik dalam sistem, kurikulum, SDM, maupun pendanaan,” ungkapnya.

Acara kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kiai Anang. Usai kumandang adzan Maghrib, para peserta menikmati menu takjil dilanjutkan shalat Maghrib berjamaah dan diakhiri dengan berbuka puasa dengan menu utama sate kambing muda. Usai Tarawih, acara dilanjutkan dengan diskusi dan sarasehan untuk membahas banyak hal terkait dengan kepesantrenan.***