TAZAKKA – Pondok Modern Tazakka adakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Tertutup pada hari Kamis-Jum’at (5-6/1).
Sebanyak 20 bagian akan melaporkan LPJ mereka. Mulai dari Ketua OPPM, Sekretaris, Bendahara, Keamanan, Bahasa dan Pengajaran, Perpustakaan, Penerangan, Media Center, Pembangunan, Bersih Lingkungan, Laziswaf, Koperasi Pelajar, Koperasi Dapur, Laundry, Kesehatan, Takmir Masjid, Olahraga, Kesenian, Penerimaan Tamu, sampai Koordinator Gerakan Pramuka.
Sejak dua tahun lalu, LPJ di Pondok Modern Tazakka dibagi menjadi dua sesi, yakni secara Tertutup dan Terbuka.
LPJ Tertutup hanya dihadiri oleh Pengurus OPPM, Asatidz Pembimbing, Asatidz Pengasuhan Santri, dan Bapak-bapak Pimpinan, Bapak Wakil Pengasuh, serta Bapak Direktur KMI
Dalam laporan tertutup ini, mereka akan dievaluasi, dikoreksi, dan dikritisi secara langsung oleh Bapak Pimpinan, Bapak Wakil Pengasuh, dan Bapak Direktur KMI. Termasuk sistematika penulisan dan ejaan. LPJ di Pondok Modern Tazakka dilaksanakan dengan menekankan HOTS (Higher Order Thinking Skills): Level Berpikir Tinggi, yang mencerminkan kemampuan santri dalam menganalisa, mengevaluasi, dan mengkreasi. Laporan dan evaluasi ini dapat memakan waktu sampai 40 menit.
Hasil dari evaluasi tersebut nantinya akan diperbaiki kembali dibawah bimbingan Asatidz Pembimbingan dan Pengasuhan Santri. Setelah itu, barulah laporan akan diadakan secara terbuka di hadapan seluruh santri.
Laporan pun bukan hanya asal laporan. Mereka harus menyiapkan powerpoint dan juga dilarang menggunakan teks saat presentasi nanti. Ini bentuk latihan artikulasi verbal untuk membentuk karakter pemimpin yang mampu berbicara dengan baik di masa mendatang.
Ditengah kesibukan dalam belajar dan berkutat dengan mapel-mapel di kelas, mereka harus bisa membagi waktu, tenaga, pikiran, dan hati untuk mengemban amanah yg tidak ringan ini. Di bawah bimbingan para musyrif dari unsur guru dan pengawasan Departemen Pengasuhan Santri, mereka memikul amanah dengan penuh kesungguhan, tanggungjawab, dedikatif, inisiatif, dan kreatif. Dan semuanya itu dibingkai dengan keikhlasan yang tinggi.
Inilah bentuk latihan pertanggungjawaban kepemimpinan yang harus mereka hadapi. Berlatih menyiapkan dan melaporkan kinerja secara profesional dan akuntabel.
Melalui OPPM mereka ibarat sedang mengikuti pelatihan di kelas-kelas kepemimpinan yang langsung dipraktekkan. Selama setahun kepengurusan di OPPM, mereka seperti sedang magang menjadi pemimpin-pemimpin di berbagai sektor kehidupan.
Sesuai dengan tagline yang tak pernah asing di telinga santri, “Latihan Tapi Beneran, Beneran Tapi Latihan.”
Berikutnya:
PARA KIAI ZIARAH MAKAM SYEIKH YUSUF