ALEXANDRIA – Puluhan kiai pengasuh pesantren di Indonesia berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Alexandria, Sabtu (4/12).
Kunjungan mereka diterima secara resmi oleh Kepala Kantor Perpustakaan dan para staf. Sehingga, meskipun sebetulnya pada Hari Sabtu perpustakaan itu tutup karena libur mingguan, namun khusus untuk kunjungan para kiai itu, mereka menerima dan melayaninya dengan penuh kehangatan.
Para kiai itu dijelaskan secara detail satu per satu tentang informasi seluk beluk perpustakaan, mulai dari sejarahnya, proses pembangunannya kembali, koleksi buku, hingga ke ruangan-ruangan manuskrip dan artefak Mesir Kuno.
Perpustakaan yang diklaim sebagai memiliki ruang baca terbesar di dunia itu, yaitu sekitar 20.000 meter persegi untuk ruang baca saja, kini menyimpan sekitar 2,3 juta koleksi buku dalam 80 bahasa dunia. Selain itu, perpustakaan ini didukung oleh sekitar 330 komputer yang dilengkapi dengan katalog dan koleksi jutaan e-book lainnya.
Perpustakaan yang disebut dengan Bibliotheca Alexandrina itu juga menyimpan sekitar 6000 manuskrip kuno yang berumur lebih dari puluhan abad yang lalu. Didukung dengan lebih 15 meeting hall untuk konferensi-konferensi dan seminar-seminar bertaraf internasional, art gallery, planetarium dan lain sebagainya.
Perpustakaan ini juga telah menggunakan perangkat serba digital dan canggih.
Para kiai mengaku sangat terinspirasi dari kemegahan dan keseriusan Pemerintah Mesir dalam membangun dan mengembangkan konsep perpustakaan modern yang berwawasan masa depan.
Mereka berharap konsep seperti ini dapat dikembangkan di lingkungan pesantren dan perguruan tinggi pesantren untuk meneguhkan etos keilmuan dan intelektualisme yang menjadi tradisi kaum muslimin sejak zaman dulu.
Menurut mereka, para santri di pesantren merupakan masyarakat pembelajar atau sering disebut dengan learning society. Sehingga, etos membaca dan keilmuan selalu melekat dalam diri para santri.@glen
Sebelumnya:
Pimpinan Tazakka Raih Gelar DoktorBerikutnya:
Silaturahim Akbar Alumni Gontor di Mesir