Wakil Dubes RI di Kairo Berikan Leadership ToT untuk OPPM

Wakil Dubes RI di Kairo Berikan Leadership ToT untuk OPPM

Tazakka – Wakil Duta Besar RI di Kairo, Drs. H. M. Aji Surya, S.H., M.Si berkunjung ke Pondok Modern Tazakka, Ahad malam (24/2). Pada kesempatan itu, ia didaulat oleh Pimpinan Pondok untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan Pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) Tazakka, melalui acara bertajul Leadership Training for Trainers di Aula Rabithah.

Sebelum acara pelatihan, Kiai Anang mengajak Pak Aji meninjau Pusat Studi Zakat dan Wakaf Tazakka, Kantor Administrasi dan Keuangan, Media Center, dan Ruang Guru.

Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA mengapresiasi Kantor Staf Pengasuhan Santri yang terus mengupayakan adanya kegiatan berupa pelatihan-pelatihan leadership untuk para pengurus OPPM. “Di luar sana, leadership training sangat dicari dan mahal” ujarnya.

“Apalagi malam ini narasumbernya Pak Aji Surya, seorang santri alumnus Gontor yang menjadi diplomat karier hingga sekarang menjadi Wakil Duta Besar di Kairo, tentu selain ilmu dan wawasan, pastinya juga pengalaman yang akan beliau bagikan kepada kalian semua, ini kesempatan sangat mahal” lanjutnya.

Pak Aji Surya membawakan materi tentang “The Power of Networking”. Menurutnya, faktor yang akan menentukan kesuksesan seseorang sebesar 60% adalah networking.

Mantan Direktur Sesdilu Kemenlu itu menyebutkan ada tiga faktor kesuksesan seseorang, yaitu: jujur kepada semua orang, mempunyai disiplin yang tinggi, dan networking yang bagus, imbuhnya.

Networking, lanjutnya, adalah menghubungkan antara manusia dan suatu hal (connect people and things), fondasi untuk bekerja sama (foundation for working together), saling bertukar pikiran (share ideas), dan membuat suatu hal yang tidak terpikirkan (give birth to something unthinkable).

“Dengan networking kita akan mendapatkan perspektif yang lebih luas, atau getting broader perspective, akan mendapatkan opsi alternatif atau getting alternative options, dan mendapatkan solusi atau getting solution” terang Alumnus FIB UGM itu.

Bagaimana cara menciptakan networking, Pak Aji memberikan tiga tips cara, yaitu: menemukan orang-orang yang memiliki passion yang sama; menemukan orang-orang yang memiliki mimpi yang besar; lalu hubungkan mereka dengan kita, jelas beliau.

Di akhir materi beliau menjelaskan kunci lain dari kesuksesan dalam networking. Yaitu: berpikir dengan pandangan pikiran dan hati partner kita; memberikan sebelum kita menerima; dan selalu konsisten dan inovatif.

Narasumber berikutnya adalah Ahmad Mina, S.Kom, Sekretaris Wakil Dubes RI di Kairo. Ia membawakan materi tentang Organisasi Zaman Now.

Mina menerangkan bahwa dalam berorganisasi kita akan mendapatkan hasil, yaitu berupa kemampuan dalam memimpin dan berkomunikasi. Karena dalam berorganisasi pasti dituntut untuk membawa lembaga menuju kesuksesan dan tujuan yang telah ditentukan. Dan tentunya perlu memimpin anggota-anggota dan berkomunikasi dengan mereka.

“Tujuan berorganisasi adalah membuat sesuatu menjadi lebih baik, menjadi lebih terhormat, dan menjadi lebih mantul” ungkap Sekretaris Pak Aji itu.

Ada empat poin penting yang perlu diingat oleh pengurus organisasi, kata Mina. Yaitu: organisasi adalah amanah bukan kenikmatan; harus berkorban untuk kemajuan; memahami tantangan dan punya solusi: dan men of innovations.

Dalam berorganisasi, para anggota harus turut menyukseskan tujuannya. Mereka juga harus rela berkorban agar bisa mencapai tujuannya bersama itu. “Dan lebih penting lagi, yaitu memiliki daya tahan terhadap kritikan yang justru akan membuatnya lebih kuat” tandasnya.

Program yang dilaksanakan oleh organisasi harus down to earth, yaitu hasil dari program bisa langsung dirasakan oleh anggotanya. Lalu prospektif, dapat terwujud, dan inovatif.

Kepemimpinan adalah cara, bukan materi. Sehebat apapun kemampuannya jika caranya tidak dapat maksimal maka kepemimpinannya pun kurang maksimal. Maka pemimpin itu harus memiliki sifat keterbukaan; mengevaluasi dari dasarnya; dan mau berkolaborasi.

Pada bagian akhir materinya, Mas Mina, panggilan akrabnya, menjelaskan lima filosofi air untuk para pemimpin. Yang pertama, tabiat air mengalir dari tempat tinggi ke rendah, maka jadi pemimpin harus merendah agar diberkati oleh Allah. Yang kedua adalah air yang tenang jika dilempar batu maka akan ada riak, tapi dalam waktu sekejap akan tenang lagi, maka jadi pemimpin jangan mudah emosi, harus tetap tenang.

Yang ketiga, tanpa ada air akan kehausan dan kekeringan, kalau kebanyakan maka akan terjadi banjir, maka jadilah pemimpin yang seimbang, adil, karena akan menimbulkan keharmonisan. Yang keempat, air menyesuaikan tempat wadah, maka pemimpin harus fleksibel dan dapat menyesuaikan diri di segala macam medan. Yang kelima, air itu bersifat memadamkan dan mendinginkan, maka jadilah pemimpin yang dapat memadamkan api perpecahan dan api kebencian yang muncul, karena sejatinya organisasi adalah lem kebhinekaan.

Nampak antusiasme peserta melalui berbagai tanya jawab dan diskusi hangat. Usai acara, Wakil Pengasuh Pondok Modern Tazakka, KH. Oyong Sufyan, Lc., MA memberikan closing statement bahwa organisasi perlu mindset yang benar, karena dalam berorganisasi diberikan kesempatan untuk menyalurkan ide-ide yang ada untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan organisasi. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan perfotoan. @ray-ahmed