Pimpinan Tazakka Hadiri Penutupan Daurah Bahasa Arab Di Mesir

Pimpinan Tazakka Hadiri Penutupan Daurah Bahasa Arab Di Mesir

KAIRO – Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, MA dan Penasehat Yayasan Tazakka Prof. Dr. Sangidu, M.Hum menghadiri Resepsi Penutupan Daurah Bahasa Arab di Institut Al-Quran Internasional, di Umraniyyah, Giza, Mesir, Kamis sore (26/12). Prosesi resepsi penutupan dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Muhammad Dawood, Direktur Institut sekaligus Pengasuh Utama Program Daurah.

Hadir pula Mudir WAMY (World Assembly of Moslem Youth) Cabang Mesir, Ir. Khaled Hasan Syukur selaku salah satu donatur program. Juga, Prof. Dr. Abdul Ghofar Hamid Hilal, Mantan Dekan Fak. Bahasa Arab Al-Azhar dan Penasehat Institut, serta para dosen r pengajar program daurah.

Sebanyak 33 peserta ‘diwisuda’ oleh Prof. Dr. Muhammad Dawood selalu Direktur Institute didampingi para guru besar dan dosen-dosen pengajar. Dari Tazakka sebanyak 21 santri dan 3 guru. Sedangkan yang lainnya adalah utusan dari berbagai pesantren: PP Zam-zam Cilacap (3 santri); PP Andalusia Banjarnegara (1 guru); Muhammadiyah Boarding School Mamuju Sulbar (1 guru); Muhammadiyah Boarding School Darussalam Socah, Madura (2 guru); PP Syafa’atur Rasul, Pekanbaru, Riau (1 guru); dan PP Rabithah Bandung (1 guru).

Prof. Dawood dalam sambutannya menyatakan kesyukurannya atas terselenggaranya Daurah, dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Menurutnya program ‘Isma’ wa Takallam‘ (Dengarkan & Bicaralah) adalah program unggulan yang digagasnya dalam daurah ini. Al-Quran, menurutnya, dimulai dengan mendengar, kemudian dilafalkan.

“Jadi, Al-Quran itu pertama kali, Nabi SAW mendengar dari Jibril, lalu setelah itu menirukannya dan melafalkannya kepada sahabat. Maka, metode ‘Isma wa Takallam’ ini adalah turunan dari metode Al-Quran” ujarnya.

Melalui metode ‘Isma wa Takallam’ ini diharapkan bahasa Arab bisa menjadi bahasa yang hidup untuk para penutur non-Arab, sebagaimana menjadi bahasa ibu bagi penutur Arab sendiri. Sama seperti anak kecil yang mulai belajar berbicara, maka ia mendengar lalu menirukannya.

“Nah, bagi penutur non-Arab, jika ingin belajar bahasa Arab dengan sempurna, maka pertama kali ia harus mendengarnya dari penutur Arab yang asli dan benar, dan ini perlu dibiasakan terus hingga menjadi bahasa yang hidup” lanjutnya.

Kiai Anang dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dawud dan Institut atas terselenggaranya daurah ini.

Terima kasih telah mendidik dan membimbing serta mengasuh anak-anak kami selama dua bulan di sini; mereka tidak saja mendapatkan ilmu, wawasan dan pengalaman, bahkan juga diberi tempat tinggal, makan minum dan laundry gratis dari Institut selama dua bulan, semoga membawa keberkahan untuk beliau-beliau semua” ujarnya.

Kiai Anang juga berharap para peserta daurah dapat mempraktekkan dan mengembangkan apa yang telah didapatkannya selama daurah saat kembali ke pondok nantinya. “Kalian semua sejak saat ini adalah para duta bahasa Arab dan Al-Quran, maka kalian punya risalah yaitu mengajarkan dan mengembangkannya kepada teman-teman dan murid-muridmu di pondok” imbuhnya.

Hal senada disampaikan juga oleh Penasehat Yayasan Tazakka Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. Beliau berharap agar kerjasama antara UGM – Tazakka dan Institut dapat terus berlangsung. Sehingga, kata Prof. Sangidu, daurah-daurah seperti ini juga dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.

Dalam daurah selama 2 bulan itu, selain metode ‘Isma wa Takallam’, juga diajarkan metode ‘Nurul Bayan’, yaitu metode pengenalan sifat-sifat huruf hijaiyyah, dan pengucapannya secara benar menurut kaidah, dan selanjutnya ke konsep ‘tafkhim’, ‘tarqiq’, ‘mad’ dan lain-lainnya hingga ke tajwid secara mendalam dan ketat.

Materi-materi lain yang diajarkan adalah: Tahsinul qiraah, hukum-hukum bacaan, kiaidah-kaidah nahwu, praktek berbahasa langsung, praktek dialog (conversation), tadabbur Quran, kaidah-kaidah fiqh, dan lain-lain. Materi-materi tersebut langsung diampu oleh para ahlinya yang semuanya bergelar doktor dan bahkan beberapa diantaranya adalah guru besar.

Tiap hari mereka masuk kelas selama 8 jam, dari pukul 09.00 hingga 21.00 malam. “Dalam seminggu libur hanya hari Jumat, jadi masuk kelas 6 hari dalam seminggu” tutur Ustadz Hawin Abdullah, Lc., tim pendamping daurah dari Tazakka.

Untuk hari Jumat, kata Hawin dimanfaatkan utk city tour mengunjungi tempat-tempat bersejarah: Masjid Al-Azhar, Universitas Al-Azhar, Makam Imam Syafii, Benteng Sholahuddin Al-Ayyubi, Makam Ibnu Hajar Al-Asqolani, Makam Rabiah Adawiyyah, Masjid Sultan Asad, Makam Ibnu Athoillah, Khan Khalili, Piramid, dan Museum Mesir (Mummi Firaun).

Untuk luar kota Kairo juga mengunjungi Perpustakaan Alexandria, Gunung Sinai, Makam Nabi Harun, Makam Nabi Shaleh, Uyun Musa, Dahab, dan Syarm As-Syeikh.

Program ini terselenggara atas kerjasama PM Tazakka – UGM – Institut Al-Quran Internasional.@husni