KAIRO – Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, MA diterima oleh Wakil Rektor Al-Azhar Kairo, Prof. Dr. Abu Zaid Al-Amir di kantornya, Ahad pagi (5/1). Pimpinan dan Pengasuh Tazakka didampingi oleh Ustadzah Hj. Eva Maria Ulfah, S.Ag., M.Si, kader Tazakka Ustadz H. Hawin Aulia, Lc dan Ustadz Aldino Pramadevi.
Menurut Kiai Anang bahwa kunjungan ke Wakil Rektor Al-Azhar adalah kunjungan balasan. Karena pada November 2019 lalu, Prof. Abu Zaid telah berkunjung ke Tazakka. Selain itu, menurutnya, hubungan Tazakka dan Al-Azhar secara kelembagaan maupun hubungan antar pimpinan kedua institusi sangat dekat.
“Ya, Tazakka dengan Al-Azhar itu sangat dekat hubungannya, karena materi-materi pengajaran kita hampir semuanya memakai manhaj Al-Azhar, sehingga Tazakka akhirnya mendapatkan muadalah atau penyetaraan dengan Al-Azhar pada 2018 lalu” ujarnya.
“Dan secara pribadi dengan Rektor, para Wakil Rektor, bahkan dengan Grand Syaikh Al-Azhar juga hubungan kita sangat dekat, setiap kali ada kunjungan ke Indonesia hampir selalu menghubungi kita dan kita sambut dengan hangat” lanjutnya.
Kepada Wakil Rektor, Kiai Anang menyampaikan bahwa Al-Azhar sebagai universitas tertua di dunia yang telah berusia 10 abad lebih memiliki kedudukan dan peran penting dalam transformasi pendidikan keagamaan di dunia Islam, khususnya di Indonesia. Ajaran wasathiyah Al-Azhar, kata Kiai Anang, terserap dengan baik oleh para alumninya yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, yang sebagian besar diantaranya kemudian menjadi tokoh agama, tokoh masyarakat dan pimpinan pesantren.
“Dalam konteks ini, Al-Azhar sebagai kiblat pendidikan Islam menjadi sangat penting bagi kaum muslimin di Indonesia” imbuhnya.
Kedua pimpinan institusi itu lalu terlibat diskusi membahas manhaj dan kurikulum pendidikan pesantren di Indonesia.
Lebih lanjut, Kiai Anang menyampaikan harapan bahwa setiap pondok pesantren di Indonesia setidaknya minimal ada satu alumni Al-Azharnya. “Satu pesantren, satu Azhary, atau istilahnya: One Pesantren, One Azhary, begitu slogan yang saya lontarkan ke pesantren-pesantren di Indonesia” ungkapnya di depan Wakil Rektor.
Harapan ini langsung disambut antusias oleh Wakil Rektor. Dan menurutnya, perlu mobilisasi vertikal sumber daya manusia dari tiap pesantren dengan mengirimkan kader-kadernya ke Al-Azhar.
“Kami menyambut penuh antusias gagasan ini, dan karenanya penting bagi setiap pesantren mengirimkan kadernya ke sini, sehingga setelah kembali nantinya bisa menerapkan manhaj Azhary di pesantren maupun di masyarakat luas” cetusnya.
“Saya memandang Indonesia sebagai negara muslim terbesar adalah penting bagi Al-Azhar, dan karenanya kami komitmen mendidik dan memperhatikan secara khusus generasi muda muslim Indonesia yang belajar di Al-Azhar, bagaimana caranya mereka bisa cepat kembali ke tanah airnya untuk berkiprah setelah memiliki kompetensi ilmu yang mumpuni dari Al-Azhar ini” tandas Guru Besar Fiqh Al-Azhar Kairo itu.
Kedua pimpinan institusi itu sepakat mencari solusi bersama untuk percepatan mewujudkan slogan “One Pesantren, One Azhary”. Keduanya memandang penting satu sama lain.
Pertemuan penuh keakraban dan kehangatan itu ditutup dengan perfotoan bersama. Sebelumnya, tukar menukar cinderamata; Kiai Anang menyerahkan profil Pondok Modern Tazakka dalam bahasa Arab kepada Wakil Rektor Al-Azhar. @hawin