MAKKAH- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia/Ketua Pendirian Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Komjen Pol (Purn) Drs. Syafruddin, M.Si bertemu dengan Ketua Yayasan Wakaf As-Salam Syaikh Dr. Nashir Az-Zahroni di kantornya Makkah Al-Mukarromah, 24/12.
Pertemuan kedua ini membicarakan tindak lanjut pendirian Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi di Indonesia yang MoUnya sudah ditandatangani pada 30 September 2019 di Jeddah, kerjasama DMI dengan Liga Dunia Islam dan Yayasan Wakaf As-Salam.
Museum akan dibangun bersebelahan dengan Kampus Univeraitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis Depok, akan memberikan dukungan keilmuan, kultural dan ilmu pengetahuan kepada UIII.
Dr. Zahroni dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Indonesia yang menerima dengan baik rencana pembangunan museum, apresiasi juga disampaikan untuk DMI yang sudah bekerja keras untuk mewujudkan berdirinya museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi.
Dr. Zahroni menyampaikan bahwa Indonesia menjadi negara pertama diluar Saudi Arabia yang akan dibangun museum terbesar didunia, museum menggambarkan kehidupan Rosulullah secara lengkap, wajah Islam yang moderat, toleran, penuh dengan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, ilmu pengetahuan, dan rahmat untuk semesta alam.
Drs. Syafruddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa DMI sudah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Indonesia (Kementerian Agama RI), UIII dan ormas-ormas Islam dalam pendirian museum tersebut.
“Insya Allah dalam awal tahun 2020 museum sudah dapat diletakkan batu pertama pembangunannya“, imbuh Syafruddin.
Mantan Wakapolri tersebut menambahkan bahwa setiap usaha menghadirkan dan menyampaikan nilai nilai ajaran Rosulullah kepada manusia, maka tentu akan mendapatkan pahala dan syafaatnya dihari akhir kelak.
Kunjungan DMI beserta desainer ini guna mempresentasikan desain dan gambar awal museum Asaalamualaika Ayyuhan Nabi di Indonesia dan menegaskan kesiapan tahapan pembangunan.
Pimpinan Pondok Modern Tazakka Kiai Anizar Masyhadi yang ikut mendampingi dalam pertemuan ini menyampaikan bahwa desain dan gambar museum selaras dan senafas dengan kampus UIII, ini dikarenakan desainernya sama, DMI dan UIII mempunyai visi misi yang sama.
“UIII dengan museum adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, keduanya akan saling menguatkan dan memberikan dukungan keilmuan yang luar biasa, museum akan menghadirkan sejarah masuk dan perkembangan Islam di Indonesia “, imbuh Kiai Anizar.
“Indonesia dipandang oleh dunia internasional sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia, mampu menjaga persatuan dan kedamaian dalam keberagaman dan menampilkan wajah Islam yang moderat“, kata Dr. Ali Hasan Bahar melalui sambungan telpon kepada tim media.
Acara diakhiri dengan pertukaran cenderamata, sholat dhuhur berjamaah dan jamuan makan siang.
@hafid
www.tazakka.or.id