CAIRO – Disela-sela kegiatannya di Mesir, Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anizar Masyhadi berkunjung kepada Rektor Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Husein Al-Mahrosowi, di kantornya di Kairo, Rabu (17/7).
Kiai Anizar didampingi oleh kader Tazakka Hawin Aulia yang sedang S2 di Mesir, dan Khafif mahasiswa S1 Al-Azhar. Ikut juga dalam pertemuan KH. Zulfikar Muhammad Idra, Lc. Pimpinan Ponpes Tahfidz Al-Ihya, Subang.
Kepada Rektor, Kiai Anizar menyampaikan jurnal lipsus kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar (GSA) Prof. Dr. Ahmad At-Thoyib dalam bahasa Arab. “GSA Ahmad At-Thoyyib berkunjung ke Indonesia pada tahun 2016 dan 2018 lalu, dimana Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anizar Masyhadi menjadi key person dan penanggungjawab utama dalam kunjungan GSA” ujar Hawin.
Kiai Anizar menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Al-Azhar dan Mesir yang telah memberi kesempatan sangat luas pada generasi Indonesia untuk menimba ilmu. Menurutnya bahwa Al-Azhar mendukung masa depan Indonesia dengan investasi sumber daya manusia yang memahami Islam dengan benar, karena mereka akan kembali mengamalkan ilmunya di Indonesia dengan manhajiyat Al-Azhar.
“Kiai Anizar juga menyampaikan kepada Rektor bahwa Al-Azhar adalah pusatnya peradaban Islam dan keilmuan, menjadi rujukan yang utama bagi kaum muslimin di dunia, termasuk Indonesia” lanjut Hawin.
Prof. Mahrosowi menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tazakka yang telah berinisiatif membuat jurnal lipsus kunjungan GSA lux edition dan menuliskan pointers pidato GSA dalam setiap pertemuan dan kegiatan GSA selama di Indonesia yang sarat dengan hikmah.
Prof. Mahrosowi menegaskan bahwa Al-Azhar sebagai pusat keilmuan dan peradaban Islam akan terus menjaga nilai-nilai Islam yang wasathy dan menyerukan kepada perdamaian.
Menurutnya, perhatian Grand Syaikh kepada mahasiswa asing khususnya Indonesia sangat kuat, setiap pertemuan dengan Rektor dan para Dekan, GSA selalu menekankan untuk memberikan perhatian lebih kepada mahasiswa Indonesia, sehingga di kalangan internal Al-Azhar GSA dijuluki “Abul Wafidin“, bapaknya para mahasiswa asing.
“Ketika saya mendampingi GSA ke Indonesia tahun 2018, saya baru mengetahui mengapa GSA sangat perhatian dengan Indonesia, karena Indonesia sangat menghormati Al-Azhar dan para Syuyukhnya“, ungkap Rektor.
Dalam jurnal lipsus tersebut, disebutkan GSA sangat berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas penyambutan yang sangat hangat, GSA sangat mencintai dan berkunjung 3 kali ke Indonesia, sesuatu yang tidak dilakukan terhadap negara lain
Profesor sangat mengapresiasi para mahasiswa Indonesia yang menurutnya memiliki akhlak karimah dan berprestasi secara akademik. “Kami senang dan bangga karena mereka adalah para mahasiswa yang taat dengan aturan, santun, dan berprestasi secara akademik” ujarnya.
Diakhir pertemuan, Kiai Anizar tak lupa menyampaikan terima kasih atas penyetaraan ijazah atau muadalah Pondok Modern Tazakka dengan Al-Azhar, sehingga alumni Tazakka dapat meneruskan ke Universitas Al-Azhar pada fakultas keagamaan maupun fakultas-fakultas umum seperti kedokteran, teknik, dan lain sebagainya.
Selain itu, Pimpinan Tazakka juga berkunjung dan bertemu dengan Penasehat GSA HE. Abdurrahman Musa di masyikotil Azhar dan Dekan Fakultas Usuluddin Prof. Dr. Abdul Fattah Abdul Ghoni Al-Awari di kantornya di kampus Al-Azhar, daerah Husein.
Dua hari sebelumnya, Pimpinan Tazakka Kiai Anizar dan Bapak Asep Sulaiman beserta rombongan bertemu courtesy call dengan Duta Besar RI untuk Mesir HE. Hilmy Fauzi, Atase Pendidikan Dr. Usman Syihab serta Atase Perdagangan Bapak Irman Adi Purwanto di KBRI Cairo.
@hawin-khafif.
www.tazakka.or.id
Sebelumnya:
Pengasuh Ponpes Tebuireng Kunjungi TazakkaBerikutnya:
Pimpinan Tazakka Kunjungi Universitas Suez Canal