Alexandria – Puluhan kiai pimpinan pondok pesantren memanfaatkan kunjungannya ke Mesir dengan berziarah ke makam Imam Al-Bushiri di Alexandria, Sabtu (4/11). Sebelumnya, mereka juga berziarah ke makam Syaikh Imam Abu Abbas Al-Mursi, yang letaknya tidak jauh dari makam Imam Al-Bushiri.
Imam Al-Bushiri adalah pengarang qashidah Burdah. Nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri. Lahir di Dallas, Maroko, pada tahun 610 H / 1213 M, dan dibesarkan di Bushir, Mesir dan wafat di Alexandria pada 695 H / 1296 M.
![](https://www.tazakka.or.id/wp-content/uploads/2021/12/01A5A727-7C20-4CE3-BC48-F1CF8CCE6E2B-1000x563.jpeg)
Imam Al-Bushiri adalah murid seorang sufi besar Imam Asy-Syadzili, pendiri Tarekat Asy-Syadziliyah. Setelah Imam Syadzili wafat, Imam Al-Bushiri kemudian berguru kepada murid sekaligus penerus Imam Syadzili, yang bernama Abul Abbas Al-Mursi. Di bidang fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafi‘i, madzhab fiqih mayoritas di Mesir.
![](https://www.tazakka.or.id/wp-content/uploads/2021/12/57C1089C-4911-44AA-AD9F-7AF30E3CE188-768x563.jpeg)
Qashidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam. Isinya sajak sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai spiritual, dan semangat perjuangan.Tak hanya indah kata-katanya, tapi doa-doanya juga memberi manfaat pada jiwa.
![](https://www.tazakka.or.id/wp-content/uploads/2021/12/308F9A8B-1C91-44B7-81FD-3F4A394A31F1-1000x563.jpeg)
Karya itu telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, antara lain seperti: Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Indonesia, Melayu, Persia, Turki, Urdu, Punjabi, Pastum, dan lain sebagainya.
Dalam Qashidah Burdah diuraikan beberapa segi kehidupan Nabi Muhammad SAW, pujian terhadapnya, cinta kasih, doa-doa, pujian terhadap Al-Quran, Isra Mi’raj, jihad, tawasul, dan sebagainya. Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Al-Bushiri tidak saja telah menanamkan kecintaan umat Islam kepada nabinya, tetapi juga mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral, kepada kaum muslimin.
![](https://www.tazakka.or.id/wp-content/uploads/2021/12/CE95EC21-E914-442A-9F27-9FE3B11DF52B-576x563.jpeg)
Burdah secara kebahasaan adalah jubah, atau baju yang biasa dipakai oleh Rasulullah dan para khalifah setelahnya. Suatu ketika Al-Bushiri menderita sakit lumpuh sehingga tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Lalu dibuatnya syair-syair yang berisi pujian kepada Nabi, dengan maksud memohon syafa’atnya. Di dalam tidurnya, ia mimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. Nabi mengusap wajah Al-Bushiri, kemudian Nabi melepaskan jubahnya dan mengenakannya ke tubuh Al-Bushiri. Saat, Imam Al-Bushiri bangun dari mimpinya, seketika itu juga ia sembuh dari lumpuhnya.
Hingga saat ini, Qasidah Burdah masih terus dibaca oleh jutaan kaum muslimin selama berabad-abad
Di depan makam Imam Al-Bushiri, KH. Anang Rikza Masyhadi didaulat untuk memimpin para kiai dalam pembacaan beberapa bait dalam Qasidah Burdah.@hilmi