Para Kiai Ziarah ke Makam Imam Al-Bushiri

Para Kiai Ziarah ke Makam Imam Al-Bushiri

Alexandria – Puluhan kiai pimpinan pondok pesantren memanfaatkan kunjungannya ke Mesir dengan berziarah ke makam Imam Al-Bushiri di Alexandria, Sabtu (4/11). Sebelumnya, mereka juga berziarah ke makam Syaikh Imam Abu Abbas Al-Mursi, yang letaknya tidak jauh dari makam Imam Al-Bushiri.

Imam Al-Bushiri adalah pengarang qashidah Burdah. Nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Bushiri. Lahir di Dallas, Maroko, pada tahun 610 H / 1213 M, dan dibesarkan di Bushir, Mesir dan wafat di Alexandria pada 695 H / 1296 M.

Imam Al-Bushiri adalah murid seorang sufi besar Imam Asy-Syadzili, pendiri Tarekat Asy-Syadziliyah. Setelah Imam Syadzili wafat, Imam Al-Bushiri kemudian berguru kepada murid sekaligus penerus Imam Syadzili, yang bernama Abul Abbas Al-Mursi. Di bidang fiqih, Al-Bushiri menganut Madzhab Syafi‘i, madzhab fiqih mayoritas di Mesir.

Qashidah Burdah adalah salah satu karya paling populer dalam khazanah sastra Islam. Isinya sajak sajak pujian kepada Nabi Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai spiritual, dan semangat perjuangan.Tak hanya indah kata-katanya, tapi doa-doanya juga memberi manfaat pada jiwa.

Karya itu telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, antara lain seperti: Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Indonesia, Melayu, Persia, Turki, Urdu, Punjabi, Pastum, dan lain sebagainya.

Dalam Qashidah Burdah diuraikan beberapa segi kehidupan Nabi Muhammad SAW, pujian terhadapnya, cinta kasih, doa-doa, pujian terhadap Al-Quran, Isra Mi’raj, jihad, tawasul, dan sebagainya. Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Al-Bushiri tidak saja telah menanamkan kecintaan umat Islam kepada nabinya, tetapi juga mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral, kepada kaum muslimin.

Burdah secara kebahasaan adalah jubah, atau baju yang biasa dipakai oleh Rasulullah dan para khalifah setelahnya. Suatu ketika Al-Bushiri menderita sakit lumpuh sehingga tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Lalu dibuatnya syair-syair yang berisi pujian kepada Nabi, dengan maksud memohon syafa’atnya. Di dalam tidurnya, ia mimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. Nabi mengusap wajah Al-Bushiri, kemudian Nabi melepaskan jubahnya dan mengenakannya ke tubuh Al-Bushiri. Saat, Imam Al-Bushiri bangun dari mimpinya, seketika itu juga ia sembuh dari lumpuhnya.

Hingga saat ini, Qasidah Burdah masih terus dibaca oleh jutaan kaum muslimin selama berabad-abad

Di depan makam Imam Al-Bushiri, KH. Anang Rikza Masyhadi didaulat untuk memimpin para kiai dalam pembacaan beberapa bait dalam Qasidah Burdah.@hilmi