TAZAKKA – Di penghujung Ramadhan, Bapak Pimpinan Pondok Modern Tazakka membagikan hadiah kepada seluruh santri kelas VI yang mukim di Pondok. Jumlah mereka 70an orang. Setiap anak mendapatkan sarung, baju koko, baju kemeja dan sandal serta sejumlah uang tunai.
Untuk uang tunai, langsung ditransferkan ke virtual account masing-masing anak, karena di pondok telah menerapkan sistem cashless.
Menurut Ustadz Alam Mahardika, M.H, Ketua Departemen Pengasuhan Santri bahwa memang, tradisi lebaran di pondok itu, biasanya Bapak Pimpinan Pondok memberi hadiah kepada tiap santrinya satu per satu saat mereka pasowanan ke rumah Beliau.
“Tapi karena sekarang ini sistem pondok sudah cashless, jadi untuk uang tunai langsung ditransfer ke VA masing-masing dan sebagai gantinya mereka diberi printout bukti transfer, intinya kan tradisi Kiai memberi santrinya itu yang masih dilangsungkan hingga sekarang” ucap Ustadz Alam.
Selain para santri kelas VI yang mukim, guru-guru juga mendapatkannya.
Hampir tiap hari di sepuluh hari terakhir Ramadhan, Bapak Pimpinan mentraktir para santri mukim dan guru-guru dengan jajanan dan aneka menu tambahan. Biasanya dilakukan beberapa saat usai shalat Isya sambil mendengarkan tausiyah ringan dan diskusi dengan Bapak-bapak Pimpinan.
“Kan kalau sudah memasuki sepuluh hari terakhir, tarawehnya tengah malam, jadi habis shalat isya tadarus sebentar, kami duduk lesehan dengan Beliau-beliau, suasananya rileks dan benar-benar terasa layaknya seorang ayah yang sedang dikerubungi anak-anaknya, lalu ayah bercerita dan memberikan sentuhan nilai-nilai, sambil makan bakso, sate, gulai kambing, pizza, nasi mandhi, dan lain-lain” terang Ustadz Alam.
Di sepuluh hari terakhir, terutama di malam-malam ganjil, pondok menyelenggarakan shalat taraweh dan itikaf mulai pukul 2.00 dini hari. Selain seluruh santri mukim, Bapak-bapak Pimpinan Pondok beserta guru-guru senior semuanya ikut itikaf dan taraweh di Masjid Az-Zaky.
“Biasanya yang bertindak sebagai imam taraweh dan witir plus qunut langsung Bapak Pimpinan sendiri, kadang Kiai Anang, Kiai Anizar, Kiai Bisri atau Kiai Oyong, silih berganti, habis itu dilanjut dengan makan sahur bersama di teras masjid” imbuhnya.
“Bapak Pimpinan selalu menekankan bahwa 10 hari terakhir kencangkan ikat pinggang, perbanyak itikaf dan munajat pada Allah, untuk menggapai kemuliaan Lailatul Qodar” ucap Alam.
Saat ini, ada sekitar 70an santri yang mukim tidak pulang liburan. Mereka adalah para santri kelas V yang naik ke kelas VI setelah diyudisium pada pertengahan Ramadhan lalu. Sementara, para santri lainnya telah menjalani liburan akhir tahun sejak Ramadhan hari ke-10.
Selain santri, ada sekitar 30an guru yang ditunjuk oleh Bapak Pimpinan Pondok untuk ikut mukim membersamai para santri. @ibrahim