TAZAKKA – Pimpinan Pondok Modern Tazakka meyudisium 75 santrinya pada Bulan Ramadhan 1442 ini, Ahad pagi (25/4).
Mereka adalah alumni angkatan ke-5 yang menyebut dirinya sebagai “The Vanguard Generation.”
Sebelumnya, Sabtu malam (24/4), digelar Resepsi Khataman atau Haflatul Wada’ yang diikuti sekitar 800an hadirin yang memadati halaman Gedung Rabithah Tazakka. Terdiri dari: seluruh santri kelas akhir bersama para walisantrinya, para guru, serta seluruh santri kelas 1-5.
Hadir Ketua Yayasan Tazakka, H. Anta Masyhadi dan Wakil Ketua Yayasan, H. Teguh Suhardi, juga Dewan Penyantun Yayasan Tazakka, Bapak H. Andi Arslan Djunaed, SE dan Arsitek Tazakka H. M. Mukhlis Ariston, S.T.
Direktur KMI, KH. M. Bisri, S.H.I, M.Si dalam sambutannya menyampaikan laporan bahwa sebanyak 75 siswa yang akan diyudisium telah menyelesaikan pendidikannya selama 4 tahun untuk Kelas Intensif dan 6 tahun untuk Kelas Reguler, serta telah mengikuti seluruh proses kegiatan dengan baik.
Dalam sambutannya, Dewan Penyantun Yayasan Tazakka, Bapak. H. Andi Arslan Djunaed, SE menyampaikan apresiasi kepada kemajuan dan dinamika pergerakan Pondok Modern Tazakka.
“Flashback ke belakang sekitar 10-11 tahun lalu, saya menginjakkan kaki di sini, yang ada hanya tanah kosong yang berbukit serta tanaman liar, tapi dalam kurun waktu 10 tahun berubah menjadi seperti ini, sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa dan harus kita syukuri bersama.” tandasnya.
“Pondok ini maju karena dikelola dengan serius dan fokus, para pimpinan dan pengasuh serta guru-gurunya benar-benar totalitas memikirkan santri dan pondoknya, jadi pantas jika cepat berkembang dan maju” imbuhnya.
Kemudian, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA. selaku Pimpinan dan Pengasuh Pondok Modern Tazakka memberikan pesan dan nasehatnya selama satu jam lebih. Beliau menekankan tentang nilai-nilai penting seperti menjaga misi sebagai perekat umat dan mundzirul qoum, menjadi pemimpin yang amanah, kuat dan bertanggungjawab, serta dapat menjadi uswah di masyarakat.
“Pondok ini lahir untuk menjadi bagian penting dalam upaya memajukan Indonesia, maka jadilah kalian santri yang perekat umat, pemimpin yang perekat umat, jangan malah menjadi perusuh serta pemecah belah umat, Saya tidak ridho” tegas Kiai Anang.
Kandidat Doktor Universitas Canal Suez ini juga menyinggung perihal krisis akhlak di negeri ini. Menurutnya, negeri ini tidak krisis SDM, namun krisis akhlak.
“Negeri ini krisis akhlak ! bukan krisis SDM, karena sesungguhnya SDM bangsa ini hebat-hebat, putra-putri terbaik bangsa ini banyak sekali, dan yang dipakai di luar negeri dan diakui di tingkat internasional juga banyak, jadi siapa bilang negeri ini krisis SDM, yang ada adalah krisis akhlak” lanjut Kiai Anang.
Beliau juga menandaskan bahwa pesantren adalah benteng yang kuat untuk ketahanan akhlak bangsa ini. Diharapkan santri-santri yang memiliki akhlakul karimah dan ilmu pengetahuan dapat tampil menjadi pemimpin di masa depan.
Dalam Haflatul Wada itu, dibacakan pula Pesan, Nasehat dan Wasiat dari Trimurti Pendiri Pondok Modern Gontor, yaitu KH. Imam Zarkasyi yang dibacakan oleh KH. Anizar Masyhadi, MA. dan KH. Ahmad Sahal yang dibacakan oleh KH. Oyong Syufyan, Lc., MA.
Seluruh santri yang diyudisium, sebagaimana disampaikan Direktur KMI diwajibkan menjalani masa pengabdian selama satu tahun ajaran. “Artinya, setelah yudisium kelulusan ini, mereka wajib pengabdian setahun, baru setelah itu dibolehkan mengambil ijazah” ujar Ust. Hakim.
Sebanyak 37 orang ditugaskan mengabdi di Pondok Modern Tazakka; dan 38 lainnya ditempatkan di berbagai pesantren atau lembaga pendidikan Islam di berbagai penjuru Nusantara.
“Ada 26 lembaga pendidikan tempat pengabdian alumni Tazakka, mulai dari Aceh, Bukit Tinggi, Dumai, Indra Giri Hulu, Palembang, Palangkaraya, Lebak, Tangerang, Bogor, Bandung, Purwakarta, Pekalongan, Wonogiri, Lamongan, Jember, Nganjuk, Gowa Sulsel, Barru Sulsel, Pulau Seram Maluku, Halmahera dan Malaysia” terang Ustadz Hakim, Wadir KMI.
Menurutnya, tahun ini Pimpinan Pondok Modern Tazakka hanya menyetujui 26 lembaga saja dari 35 lembaga yang mengajukan pengabdian. “Ya, karena jumlah alumni yang terbatas sementara permintaan lebih banyak” ucapnya.
Selama masa pengabdian, mereka diwajibkan untuk membantu mengajar dan mendidik santri, mengelola pesantren dan membina masyarakat.
Selamat kepada para alumni The Vanguard Generation, semoga sukses dan maju. @syauki-taufik