TAZAKKA – Para ulama dunia kembali mengunjungi Pondok Modern Tazakka Syaikh Dr. Adnan Afyouni, Mufti Damaskus, Syaikh Dr. Muhammad Shahumi dari Libya, Syaikh Dr. Riyad Bazo dari Libanon dan Syaikh Dr. Abdul Aziz Kubaiti dari Maroko. Mereka datang persis jelang shalat Jumat (19/7), dan langsung menuju Masjid Az-Zaky. Di sana telah menyambut Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, KH. M. Bisri, S.H.I, M.Si, dan Wakil Pengasuh KH. Oyong Shufyan, Lc., MA serta Ketua Yayasan H. Anta Masyhadi.
Syaikh Adnan langsung didaulat oleh Pimpinan Pondok untuk menjadi khatib dan imam shalat Jumat. Dalam khutbahnya yang berbahasa Arab, Syaik Adnan menjelaskan tentang tujuan dan hakekat ibadah.
“Dalam Al-Quran, semua ibadah memiliki tujuan dan hakekat, tapi justru ini yang sering dilupakan orang, sehingga ibadah hanya menjadi ritual dan gerakan-gerakan fisik semata” terangnya.
Syaikh Adnan mencontohkan shalat, misalnya, diantaranya supaya dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar; puasa ditujukan untuk melahirkan orang yang bertakwa dan zakat untuk menyucikan diri dan harta.
“Tapi, kita saksikan banyak orang shalat tapi berbuat maksiat; banyak orang berpuasa menahan lapar dan dahaga, tapi tidak bisa menahan diri dari kebohongan dan kedzaliman; dan banyak orang membayar zakat hanya sekedar seperti layaknya membayar pajak” imbuhnya.
Mufti Damaskus itu lalu menjelaskan bahwa mengapa hal itu terjadi, tidak lain karena ibadah kita dilakukan tanpa ruh, dan tanpa memahami hakekat dari ibadah itu sendiri.
“Maka, kalian wahai generasi muda muslim, wahai para santri, umat ini banyak berharap pada diri kalian, karena kalianlah yang diharapkan bisa memperbaiki keadaan ini dan mengubah masa depan umat ini ke arah yang lebih baik” tandasnya.
Usai shalat Jumat dilanjutkan dengan tausiyah dari masing-masing ulama. Syaikh Shahumi menekankan tentang makna keberkahan. “Pertama kali memasuki masjid ini dan melihat wajah-wajah mungil yang sedang menunggu shalat, saya langsung merasakan bahwa tempat ini akan selalu diberkahi oleh Allah SWT” ucapnya.
Keberkahan tempat diantaranya karena manusia yang menempatinya. Jika suatu tempat dihuni oleh manusia-manusia yang shaleh dan diridhai oleh Allah, maka tempat itu akan mendapatkan dan bahkan memancarkan keberkahan untuk sekelilingnya.
Sedangkan Syaikh Kubaiti lebih menekankan pada makna penyucian diri. Ia mengaku mengapresiasi para pendiri pondok ini yang telah memilih nama “Tazakka“, yang artinya adalah menyucikan diri.
“Penyucian diri adalah hal yang paling fundamental dari kehidupan manusia, karena hal itulah yang dikehendaki Allah dari kita, sehingga kita akan menghadap Allah dalam keadaan suci” ungkapnya.
“Itulah mengapa kita dianjurkan untuk selalu menyucikan diri baik lahir maupun batin, seperti melalui wudlu dan mandi, atau melalui shalat, puasa, zakat, haji, dan dzikir-dzikir kita, semua itu dimaksudkan agar kita selalu dalam keadaan suci, maka Allah berfirman: beruntunglah orang-orang yang selalu menyucikan dirinya” imbuhnya.
Suci, menurut Syaikh Khubaiti, bukan saja suci lahiriah, tetapi yang lebih penting lagi adalah suci batiniah yaitu berupa “qolbun saliim“, hati yang bersih.
Sementara Syaikh Bazo menerangkan tentang keharusan taat kepada guru. Guru, atau ulama, kata Syaikh Bazo, adalah penyambung misi kenabian, maka menaatinya adalah bagian dari menaati Rasul. “Sebab, guru atau ulama tidak pernah berbicara dari dirinya sendiri melainkan dari apa yang telah diwahyukan dan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW” pungkasnya.
Syaikh Bazo berwasiat kepada para santri, agar menaati guru. “Taatilah syaikh kalian ini, yaitu Syaikh Rikza, karena saya tahu ia telah mendapat izin atau ijazah dari gurunya Syaikh Rajab, dari gurunya dari gurunya dan seterusnya hingga mencapai Rasulullah, sebagaimana ayat yang tadi dikutip oleh Syaikh Adnan: “dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi” pungkasnya.
Sebagai penutup, Kiai Anang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para ulama yang hadir. Menurutnya, kehadiran seorang alim saja sudah pasti akan membawa keberkahan untuk pondok, apalagi yang datang adalah banyak.
“Yang hadir ini benar-benar para alim, yang punya kapasitas keilmuan yang tinggi, dan juga para sholeh dan muslih, karena beliau-beliau reputasinya menjadi rujukan kaum muslimin di belahan dunia Islam, dan kita bersyukur mendapat kehormatan dikunjungi beliau-beliau” ujar Kiai Anang.
Usai tausiyah para santri berebut menyalami mereka. Dilanjutkan dengan ramah tamah di Lobi Pimpinan. Mereka hadir ke Indonesia, khususnya Kota Pekalongan atas undangan Habib Luthfi bin Yahya untuk hadir pada pertemuan terbatas Forum Ulama Sufi Internasional yang baru dibentuk pada April lalu di Pekalongan. Pada Jumat pagi (19/7), sebelum ke Tazakka, para ulama itu didaulat oleh Habib Luthfi untuk memberi tausiyah pada pengajian akbar rutin Jumat Kliwon di Kanzus Sholawat @glen
www.tazakka.or.id
Sebelumnya:
Pimpinan Tazakka Kunjungi Universitas Suez CanalBerikutnya:
زيارة رئيس معهد تزكى لرئيس جامعة الأزهر