Integritas berarti menyatukan jiwa, pikiran, cita-cita, idealisme dan jalan kita dengan jiwa, cita-cita, idealisme, sistem dan orientasi pondok. Ini sangat dibutuhkan untuk mengemban amanat perjuangan di Pondok. Guru, para pemimpin dan seluruh unsur yang ada di pondok haruslah memiliki integritas kepada Pondok.
Untuk memiliki integritas, diperlukan pemahaman yang mendalam. Mesti menjiwai pondok ini, menyatu dan masuk secara total kedalam pondok ini. Pemahaman saja tidak cukup, haruslah memiliki keikhlasan dalam memahami dan mengerjakan seluruh tugas pondok. Dengan keikhlasan yang prima, kita akan dapat menjalankan tugas-tugas tersebut dengan penuh kesungguhan.
Dengan pengertian yang benar dan mendalam tentang orientasi, jiwa, nilai, sistem dan 'ajaran' Gontor, maka akan mudah jiwa dan pikirannya terintegrasi dengan Gontor. Dari sini pula akan melahirkan loyalitas dan totalitas serta selalu akan mendahulukan kepentingan pondok di atas kepentingan pribadi.
Di Gontor, ada tiga macam loyalitas, yaitu: loyalitas kepada jiwa, loyalitas kepada sistem dan loyalitas kepada pimpinan. Upaya membangun kekuatan gerakan di pondok kita ini tidak mungkin tercapai bila tidak ada loyalitas dari seluruh kader, hingga guru dan santri. Loyalitas berarti kesiapan diri untuk taat dan patuh terhadap tatanan yang ada. Kesiapan diri untuk secara total melaksanakan dengan penuh kesungguhan, keikhlasan dan kesabaran yang tinggi.
Nilai-nilai yang ada adalah final dan tidak bisa ditawar lagi, baik nilai-nilai yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Yang tertulis terangkum dalam Panca Jiwa Pondok, yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah Islamiyyah dan kebebasan. Nilai-nilai tersebut juga tercantum dalam motto dan falsafah pondok. Sementara orientasi pondok tetap mengarah kepada kemasyarakatan, sebagai tempat thalabul ilmi dan tidak akan pernah berpartai.
Banyak sistem kehidupan yang telah menjadi ciri khas Gontor yang akan tetap dipertahankan dan baku yaitu sistem KMI (Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah). Ada juga sistem yang berkembang karena tuntutan ilmu dan teknologi. Di Gontor terdapat banyak sistem, seperti sistem kepemimpinan, kepengasuhanan, pengajaran, pendidikan, pendanaan dan kaderisasi.
Loyalitas kepada pimpinan artinya, adanya kesediaan diri untuk mengikuti dan mentaati seluruh arahan dan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan, sekaligus menjadi figur dan teladan dalam perjuangan di pondok. Karena saat ini para pemimpin yang ada adalah bertiga, maka loyalitas harus diberikan kepada mereka bertiga, bukan salah satu saja, bukan pula untuk pimpinan dan figur atau tokoh lain yang ada di luar pondok.
Totalitas adalah buah dari integritas terhadap pondok. Mengapa harus total? Mengapa pula harus kaffah masuk ke Gontor? Karena memang Gontor itu merupakan totalitas kehidupan dan mengajarkan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Barangkali di sinilah bedanya Gontor dengan lembaga-lembaga lain. Gontor adalah lembaga pendidikan, tempat yang sengaja diciptakan, dibentuk, diwarnai dan dijiwai untuk mendidik, mengajari, membina dan mengkader.
Totalitas berarti berpikir secara menyeluruh, tidak sektoral apalagi setengah-setengah. Tidak pula berpikir hanya untuk mencari enaknya saja, mencari selamatnya saja alias nunut kamukten atau numpang kehormatan. Tetapi, ia bekerja untuk mencari baiknya.
Totalitas juga berarti bekerja total dan bekerja keras, pol-polan, mengeluarkan kemampuan puncak. Bondho, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan.Karena sesungguhnya potensi yang kita miliki dan yang kita gunakan masihlah sangat sedikit, bahkan belum sepadan dengan apa yang kita peroleh dari pondok. Totalitas juga berarti total jiwanya, sepenuh hati, tidak mendua, berarti juga total kesabarannya, keikhlasannya dan do'anya.
Sebagai buah dari integritas, maka dalam sikap, cara berpikir dan tingkah laku akan tercermin bahwa kemaslahatan pondok di atas kepentingan pribadi maupun keluarga. Di dalam kehidupannya, yang ada hanyalah pikiran bagaimana pondok bisa berkembang dan maju. Bagaimana Gontor terus maju dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sekaligus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada mereka.
"Totalitas berarti berpikir secara menyeluruh, tidak sektoral apalagi setengah-setengah. Tidak pula berpikir hanya untuk mencari enaknya saja, mencari selamatnya saja alias nunut kamukten atau numpang kehormatan"