Sambutan Syaikh Dr. Muhammad Rajab Dieb pada acara Halal bi Halal dan Pembukaan Tahun Ajaran Baru di Pondok Pesantren Ma'hadu Thalabah, Lebaksiu, Tegal
Sabtu, 30 Juli 2016
1. Para pecinta ilmu sesungguhnya adalah orang yang paling pantas diberikan apresiasi atau ucapan selamat. Karena Allah telah menempatkan mereka di sebuah jalan, dimana mereka akan selalu mendapatkan nasehat dan petunjuk.
Sebagai penuntut ilmu, mereka bukan hanya diberi karunia berupa kesempatan untuk mendapatkan ilmu saja tetapi kesempatan untuk lebih dalam mencintai Allah dan Rasul-Nya.
2. Tetapi, perlu diingat bahwa kemuliaan bukan hanya dengan ilmu saja. Tetapi harus disertai ketakwaan. Seandainya kemuliaan didapatkan hanya dengan ilmu saja tanpa harus disertai dengan ketakwaan, niscaya makhluk yang paling mulia adalah Iblis. Iblis itu berilmu akan tetapi berbuat maksiat kepada Allah.
3. Kepada pengasuh pondok, wali santri, para santri, dan masyarakat agar senantiasa memperjuangkan ilmu serta konsisten dalam berpegang teguh kepada agama Allah. Hal ini dapat diwujudkan dengan membangun pondok, madrasah, masjid, majlis taklim dll. Agama Allah adalah amanah.
4. InsyaAllah berkah tercurah kepada kalian semua. Karena kalian telah mengutamakan agama daripada dunia dengan belajar ilmu syariat.
5. Setiap manusia selalu berusaha dalam mencari kesempurnaan di setiap sisi kehidupannya dengan amalan-amalan yang mereka bisa. Ada yg ingin jd dokter, insinyur, guru dll. Sebagai penuntut ilmu agama, bukan berarti kita semua menganggap rendah ilmu yg lain. Semua ilmu itu penting. Namun, derajat ilmu agama diatas derajat ilmu-ilmu yang lain. Karena ilmu inilah yang dapat menjaga dan mengarahkan ilmu-ilmu yg lain ke jalan yg benar sehingga tidak disalahgunakan.
6. Selamat kepada para orang tua karena telah menempatkan anak-anaknya pada tempat yang benar. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: "jika anak adam meninggal, maka akan terputuslah segala amalannya kecuali 3 hal yaitu;
1) Amal jariyah,
2) ilmu yg bermanfaat,
3) dan anak sholeh yang mendoakannya.
Pendidikan dan pengajaran santri-santri adalah tanggung jawab bersama antara pengasuh pondok, guru, wali murid, dan masyarakat.
7. Ketahuilah para santri, barang siapa yang ingin ilmunya bermanfaat bagi dirinya dan orang lain maka ia harus banyak berzikir dan mengingat Allah. Karena akal yang penuh dengan ilmu akan berkurang manfaatnya jika tidak dipenuhi dengan zikir.
8. Zikir itu ada 2 macam: zikir lisan dan zikir hati. Zikir lisan adalah ketika kita mengucapkan "lā ilāha ill-llah" ataupun kalimat-kalimat thayyibah yang lainnya. Adapun zikir dengan hati adalah ketika kita mengucapkannya secara tersembunyi yaitu lewat hati. Yang mengetahui hanya kita dan Allah saja.
9. Ada 3 aspek yang mendukung ilmu sehingga bisa bermanfaat, yaitu:
1. Zikir kepada Allah yang banyak.
2. Menghafal Al-Qur'an.
3. Menghafal hadis dan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW.
10. Dan dalam menuntut ilmu 3 hal di atas juga membutuhkan penunjang yaitu "suhbatu-l-ustadzi", bergaul dengan gurunya, ustadnya, saikhnya, kiainya, ulamanya.
Seperti halnya perkataan Imam Syafi'i bahwa seseorang tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecuali dg 6 hal yaitu; 1) kecerdasan, 2) kemauan, 3) harta, 4) kesungguhan, 5) suhbatu-l-ustadi, 6) dan waktu yang panjang.
11. Saikh Rajab Dieb mengatakan bahwa para penuntut ilmu agama belum dikatakan bahwa dirinya telah banyak mendapatkan ilmu dan dapat mengambil manfaat dari ilmunya tersebut jika dirinya belum menghafal minimal 10 ribu hadis Nabi.
11. Saudaraku, tidak ada tempat yang mulia selain majlis ilmu. Karena tempat itulah yang disaksikan oleh Rasulullah SAW dan malaikat. Seperti halnya sabda Rasulullah SAW, bahwa para malaikat membentangkan sayapnya di majlis ilmu karena ridho dengan apa yang ia dengarkan. Dan ia senantiasa memohonkan ampunan kepada Allah SWT bagi mereka yang berada di majlis tersebut.
ditranskrip oleh:
Zulfikar G. Priangga, Lc
(Tim Media Center Tazakka)
Sebelumnya:
Kemisan Perdana di TazakkaBerikutnya:
Sambutan Saikh Dr. Adnan Afyouni