Lazis Tazakka (Laztaz) tahun ini menargetkan perolehan zakat infaknya sebesar Rp. 1,5 M. Menurut Hj. Eva Maria Ulfah, Direktur Laztaz angka tersebut berdasar pada rencana dan program-program yang disusun untuk satu tahun ke depan. “Ada beberapa program baru seperti program Dai Cendekia, yaitu bantuan perangkat dakwah modern kepada para dai yang ingin mengembangkan dirinya” paparnya.
Hakim Ash-Shidqi sebagai pengurus Laztaz mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 1432/2011 Laztaz berhasil menghimpun dana zakat dan infak lebih dari Rp. 350an juta. “Target tahun lalu hanya Rp. 500 juta, alhamdulillah dapat 350an juta” ujarnya.
Menurut Ustadz Anang, perolehan Laztaz tahun lalu sudah cukup baik, karena selain personelnya yang kurang, Laztaz juga baru berumur satu tahun. Namun demikian, Ustadz Anang mengharapkan di tahun ini kerja keras ditingkatkan hingga lima kali lipat untuk memperoleh hasil yang maksimal. “Masih banyak potensi dana zakat infak di sekitar kita yang tercecer dan bahkan terabaikan. Oleh karena itu kiranya perlu ada edukasi terhadap masyarakat tentang kewajiban berzakat dan pentingnya berbagi kepada saudara” tandas Ustadz.
Direktur LazTaz, Hj. Eva menyampaikan ungkapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para muzakki yang telah mempercayakan zakatnya kepada Laztaz.”Kami optimis, tahun depan bisa mencapai target dan program-programnya pun bisa dijalankan semua, mohon doanya saja, dan kawan-kawan agar bekerja lebih keras lagi” ujarnya di sela-sela kegiatan One Day International Seminar on Zakat and Waqf di Aula Kantor Bupati Batang, Rabu (27/6).
Dari hasil penghimpunan tahun lalu, LazTaz menyalurkannya melaui beberapa program diantaranya; program pembinaan sumber daya manusia yaitu beasiswa untuk kader dan siswa dhuafa, dhuafa berprestasi dan sarana dakwah dan pendidikan. Ada juga program bantuan kesehatan untuk para dai, khotib dan imam masjid. “Untuk beasiswa saja, tahun ini Laztaz menganggarkan sekitar Rp. 400an juta” papar Hakim.
Pembinaan pedagang kaki lima juga tak luput dari perhatian Laztaz. Bahkan, ada dua orang pedagang kaki lima yang pada tahun sebelumnya mendapat santunan zakat, tahun lalu sudah tidak menerima zakat lagi karena sudah masuk kategori mampu. “Kami terkejut ketika dia menolak zakat, katanya sudah mampu, meskipun belum bisa memberi lebih banyak” tutur Hj. Eva. Itu artinya bahwa program penyaluran zakat telah tepat sasaran.
Selama dalam bulan Ramadhan 1432 H lalu LazTaz menyalurkan dana sebesar Rp. 63.525.000.-. diantaranya untuk santunan dan bingkisan yatim piatu dan dhuafa. Juga kegiatan maidaturrahman, yaitu kegiatan buka puasa bersama dengan dhuafa, fakir miskin, anak yatim, dan janda-janda. Agenda ini diadakan oleh Tazakka selama 25 hari, dan pada setiap hari yang hadir rata-rata antara 65 sampai 80 orang, selain berbuka puasa, LazTaz juga memberikan santunan setiap harinya selama program ini berlangsung. Dan diakhir penghujung Ramadhan mereka diberi bingkisan hari raya. Ramadhan 1433 ini, LazTaz menargetkan maidaturrahman ini dapat diikuti 200an dhuafa, fakir miskin, anak yatim dan janda-janda.
LazTaz juga mengadakan program tebar nasi kotak untuk petugas yang berjaga dan mengatur lalu lintas di sepanjang jalur pantura antara Batang hingga Gringsing. Panitia menyebarkan sebanyak lebih dari 150 nasi kotak.
Laztaz akan terus bertekad untuk menjadikan zakat sebagai instrumen pemberdayaan. “Sebagaimana pesan Rasulullah, zakat mestinya bisa mengangkat mustahik menjadi muzakki, supaya jangan jadi mustahik terus. maka ini perlu menejemen yang bagus dan amanah” tutur Ustadz Anang (@syair)
Berikutnya:
Wakaf dan Gerakan Sosial