Seharusnya yang belajar dan mengerti hukum harus menjadi teladan dalam penegakan hukum dan menjadi orang yang paling disiplin taat lada hukum. Dan orang yang belajar dan mengerti ilmu politik harusnya digunakan untuk menata sistem politik supaya berkeadilan, bermartabat menuju good governance.
Seperti halnya orang yang belajar dan mengerti agama, harusnya menjadi teladan dalam pengamalan nilai-nilai keagamaan. Bahkan, dengan itu mestinya ia mendakwahkan pengetahuan dan pengamalan agama itu kepada orang lain.
Akan tetapi, kenyataan yang sering kita saksikan bukanlah demikian. Banyak orang belajar kebenaran tetapi tidak menjadi benar. Belajar kebenaran dan menjadi benar adalah dua hal yang berbeda.
Belajar tentang kebenaran tempatnya di sekolahan atau di majelis ta'lim, tetapi menjadi benar itu adalah hidayah Allah. Tujuan hidup kita sesungguhnya adalah untuk menjadi orang benar berdasarkan petunjuk Allah.
Itulah mengapa setiap saat kita meminta hidayah-Nya:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus (Qs. Al-Fatihah [1]: 6)
Maka, jangan sekedar belajar, atau mengaji, akan tetapi mintalah selalu petunjuk (hidayah) Allah. Itu yg terpenting. Supaya kita selalu dituntun oleh hidayah-Nya.
Dengan menjadi orang benar, maka kita bisa membenarkan orang lain. Kalau mau menyucikan orang lain harus suci terlebih dahulu. Bagaimana bisa sapu yang kotor membersihkan lantai? Kalau mau menyabarkan orang lain, maka kita sendiri harus bisa bersikap sabar terlebih dahulu.
من ازداد علما ولم يزدد هدى لم يزدد من الله إلا بعدا
"Barangsiapa bertambah ilmunya, namun tidak bertambah hidayah-Nya, maka tidak akan bertambah apa-apa baginya kecuali hanya akan semakin menjauhkan diri dari Allah" demikian penegasan Rasulullah SAW.
Negeri ini butuh orang-orang benar, bukan mereka yang sekedar mengetahui kebenaran saja. Orang yang berani menyatakan kebenaran, bukan yang sekedar berani membenarkan kenyataan saja. Semoga kita ini termasuk orang-orang yang benar.
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Qs. At-Taubah [9]: 119)