TAZAKKA -Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D berkunjung ke Pondok Modern Tazakka, Sabtu petang (23/10).
Beliau diterima dengan hangat oleh Bapak-bapak Pimpinan Pondok Ayahanda KH. Anang Rikza Masyhadi dan KH. Muhammad Bisri, beserta Ketua Yayasan Tazakka Ayahanda H. Anta Masyhadi, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Tazakka Ayahanda H. Teguh Suhardi, dan para Kepala Departemen di lingkungan Tazakka.
Dirjen PHU Prof. Hilman mengatakan bahwa kunjungannya dalam rangka silaturahim dengan sahabat karibnya yaitu Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, sekaligus melihat dari dekat perkembangan Pondok Modern Tazakka.
“Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di Tazakka ini, sudah lama sekali pingin ke sini, belum jadi terus, kesampaiannya malah saat sudah jadi dirjen,” ujarnya.
Kedua sahabat itu terlihat berdiskusi serius tapi santai seputar penyelenggaraan haji dan umrah, dan perkembangan pendidikan Islam. Termasuk, membahas dinamika dan perkembangan gerakan filantropi Islam yang menjadi konsen keduanya.
Diskusi juga menyinggung tentang geneologi pertumbuhan dan perkembangan intelektualisme Islam tradisionalis dan modernis dengan poros Tegalsari Ponorogo, Yogyakarta dan Jombang.
Riset yang dilakukan oleh Prof. Hilman tentang hal itu menunjukkan bahwa hubungan antara tokoh-tokoh pendiri NU di Jombang dengan keluarga Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta ternyata bukan sekedar hubungan intelektual, namun juga hubungan kekerabatan, dengan titik temu di Tegalsari Ponorogo.
Dalam obrolan itu, Prof. Hilman juga menyatakan sedang berjuang keras melobi Pemerintah Saudi Arabia agar jamaah haji dan umrah dari Indonesia bisa segera melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.
Usai ramah tamah di ruang lobi pimpinan, Prof. Hilman diajak keliling pondok. Kiai Anang menunjukkan sistem transaksi non-tunai atau cashless yang dirancang dan dibuat sendiri oleh para guru dan santri. Nampak Prof. Hilman mengapresiasi inisiasi Tazakka dalam hal ini.
Kemudian, Beliau diajak melihat Kantor Lazis dan Wakaf Tazakka. Di sana, Kiai Anang menjelaskan konsep pengembangan dan strategi fundraising ziswaf yang dilakukan oleh Tazakka selama ini.
Menurut Prof. Hilman, gerakan ziswaf Tazakka telah menemukan modelnya sendiri dan bahkan menjadi model bagi lembaga-lembaga filantropi lainnya.
“Gerakan ziswaf di sini saya lihat bukan lagi pada tingkat wacana atau teori, tapi sudah menjadi model bagi lembaga lain” ujarnya.
Kunjungan sekitar dua jam itu ditutup dengan perfotoan bersama di depan Gedung Rabithah dengan backround menara Masjid Az-Zaky
Sebelumnya:
Silatnas FKPM Hasilkan Risalah TegalsariBerikutnya:
Orang Mati Seperti Orang Hidup