Resmi Buka Tarbiyah Amaliyah, Pimpinan Beri Santri Akhir Bekal Menjadi Guru

Resmi Buka Tarbiyah Amaliyah, Pimpinan Beri Santri Akhir Bekal Menjadi Guru

Tazakka — Bapak Pimpinan dan Pengasuh Pondok Modern Tazakka, K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. membuka kegiatan Tarbiyah Amaliyah atau Amaliyah Tadris bagi santri kelas VI KMI secara resmi, Senin (9/12) di Aula Rabithah.

Beliau hadir didampingi Wakil Pengasuh, K.H. Oyong Sufyan, Lc., M.A., Ph.D. dan Wakil Direktur KMI, Al-Ustadz. H. Hakim As-Shidqi, M.Pd.I., dan Al-Ustadz. Rohul Akbar, S.E., M.H. Agenda malam itu juga diikuti oleh seluruh asatidz musyrif dan 84 santri kelas VI.

Acara diawali dengan laporan Direktur KMI yang disampaikan oleh Wakil Direktur, Al-Ustadz. H. Hakim As-Shidqi, M.Pd.I. Beliau menyampaikan rentetan kegiatan Tarbiyah Amaliyah yang dimulai dengan seminar dan pembekalan metode pengajaran materi yang akan dipraktekkan, pelaksanaan amaliyah perdana hingga penutupan yang dijadwalkan pada Rabu (25/12) yang akan datang.

Adapun Kiai Anang secara khusus memberikan bekal tentang pentingnya pengajaran dan tugas sebagai guru pengajar. Beliau membagi khutbah pembukaannya dalam tiga bagian; pertama tentang proses pengajaran, kedua tentang guru pengajar, dan ketiga tentang santri sebagai tholibul ilmi.

Kiai Anang menjelaskan bahwa proses kegiatan yang pertama kali terjadi di alam semesta adalah proses pengajaran, yaitu ketika Allah mengajarkan kepada Nabi Adam AS tentang semua nama benda yang ada di alam semesta.

“Ayat ini juga menjelaskan dan menekankan kepada manusia, bahwa Allah adalah sumber dari seluruh ilmu. Karena Nabi Adam diajarkan secara langsung oleh Allah tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Sehingga pengajaran adalah sebuah sunnatullah yang sudah ada sejak penciptaan alam semesta”, jelas Kiai Anang.

Selanjutnya, Kiai Anang menjelaskan bahwa dari proses awal penciptaan, manusia telah terpilih untuk menjadi khalifah di muka bumi. Artinya, setiap orang telah menjadi guru bagi dirinya sendiri, sebelum ia mengajarkan sesuatu kepada orang lain. Sehingga, setiap orang harus menjadi teladan dalam segala aspek.

“Kedua orang tua, baik bapak maupun ibu adalah guru dan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Sehingga mereka berupaya menjadi teladan bagi anak-anaknya. Begitupun kalian yang akan menjadi guru dan pendidik. Maka, kalian harus menjadi teladan dan contoh yang baik dalam pengajaran, bahasa, keilmuan, mental, sikap, dan totalitas dalam proses pengajaran bagi para santri”, pinta Kiai.

Selaras dengan penjelasan beliau, Kiai Anang pun menyampaikan bahwa ketika seorang santri menghormati dan menjalankan apa yang ditugaskan oleh guru adalah salah satu akhlak mulia seorang santri. Bahkan, sikap ini harus tertanam kuat dalam jiwa, adab dan akhlak seorang santri.

“Maka, sebagai seorang guru dan pendidik, kalian harus mengajarkan keilmuan dan juga pelajaran kehidupan. Sehingga ketika santri banyak belajar, bertambah pula wawasan dan pengalamannya, dan yang terpenting adalah semakin tinggi akhlak para santri. Karena salah satu risalah kenabian Muhammad SAW adalah menjadi mu’allim dan menyempurnakan akhlak manusia” jelas Kiai Anang.

Adapun pada bagian pelajar atau santri, Kiai Anang menjelaskan bahwa selain menjadi mu’allim, sejatinya Nabi Adam adalah seorang muta’allim atau pembelajar. Karena proses sebelum menjadi guru haruslah menjadi pembelajar atau santri.

“Maka, wasiatku kepada kalian adalah pelajari apa saja, kepada siapa saja dan dimana saja. Yang terpenting bahwa ilmu yang ingin kalian pelajari adalah yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat kelak. Tuntutlah ilmu sampai akhir hayat”, pesan beliau.

Di akhir sambutannya, Kiai Anang menjelaskan bahwa kegiatan Tarbiyah Amaliyah ini merangkum 3 aspek yang dijelaskan beliau. “Ada proses pengajaran, kalian praktek langsung menjadi guru pengajar, dan di sisi lain, kalian tetap dalam proses belajar. Baik belajar menjadi guru maupun belajar tentang metode pengajaran”, pungkasnya.

Selanjutnya, Kiai Anang menunjuk 2 santri dari kelas VI ditugaskan menjadi guru amaliyah perdana yang akan digelar Rabu (11/12). Keduanya adalah Ananda Muhammad Bahrul Anwar, kelas 6B dari Tegal yang akan mengajar materi Muthola’ah di kelas 2B, dan Ananda Andhita Hilmy Rayhan, kelas 6C yang ditugaskan mengajarkan materi Conversation di kelas 1 Intensif B.