LPJ OPPM sebagai Hidden Curriculum Pendidikan Kepemimpinan dan Manajemen

LPJ OPPM sebagai Hidden Curriculum Pendidikan Kepemimpinan dan Manajemen

Tazakka – Sebagai bagian dari hidden curriculum dalam melatih kepemimpinan dan manajemen ala pesantren, Tazakka mengadakan LPJ Tertutup Tahap I dari beberapa kementerian Kabinet Kreatif dan Inovatif Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) periode 2024-2025 pada Jum’at (8/11) di Aula Rabithah.

Presiden OPPM dan 18 Menteri di bawahnya serta Panglima Mabes Koordinator Gerakan Pramuka akan menyampaikan LPJ mereka di hadapan Pimpinan Pondok, Direktur Lembaga, Kepala Departemen, dan Ketua Bagian. Secara bertahap mereka akan menjalani kegiatan ini hingga Senin (11/11).

Dalam LPJ kali ini, setiap huruf, sistematika penulisan, data, dan analisisnya, laporan keuangan hingga evaluasi programnya disimak dengan teliti oleh Bapak Pimpinan. Bahkan, pembuatan laporan ini dibimbing langsung oleh Kadep dan Kabag masing-masing di kantor pengasuhan santri, di mana mereka mengerjakannya dengan penuh kesungguhan dan ketelitian.

Kiai Anang menyoroti pentingnya LPJ sebagai bagian dari hidden curriculum pesantren. Menurutnya, proses LPJ ini adalah pengalaman belajar yang sangat kaya bagi para santri khususnya Kabinet OPPM dalam memahami manajemen, transparansi, dan tanggung jawab.

“Ini adalah kurikulum tersembunyi yang kami rancang untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan yang tidak tertulis tetapi sangat fundamental. Setiap tahunnya, seluruh santri berkesempatan mendengarkan laporan dari 20 kementerian selama dua hari berturut-turut, yang membawa mereka pada perspektif luas atau helicopter view dalam memahami manajemen pondok secara menyeluruh,” jelas Kiai Anang.

Senada dengan Kiai Anang, Ustadz Arie Mustain, selaku Wakil Kepala Departemen Pengasuhan Santri menambahkan bahwa LPJ adalah pola mendidik santri untuk berfikir tingkat tinggi atau HOTS. Bahkan, bukan hanya santrinya, sampai kepada para asatidz pembimbingnya.

“Mereka bukan hanya sekedar menyampaikan program kerja yang telah terlaksana serta menampilkan data-data. Tetapi, mereka juga harus menganalisa semua data yang ditampilkan, mengevaluasi program serta memberikan ide dan gagasan untuk perbaikan bagi pengurus berikutnya” terangnya.

LPJ ini juga merupakan kesempatan bagi santri kelas VI untuk memperoleh sentuhan langsung dalam hal kepemimpinan dan tanggung jawab. Mereka belajar mengelola organisasi secara profesional dan bertanggung jawab, mengembangkan keterampilan manajerial, serta kepekaan terhadap struktur dan prosedur yang ada.

Maka tak ayal Bapak Pimpinan selalu menekankan bahwa Departemen Pengasuhan Santri sangat berperan penting dalam membentuk karakter santri agar mereka mampu memahami bahwa setiap program dan kegiatan harus dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun administratif.

Kiai Anang menjelaskan dalam sambutannya, bahwa sejak empat tahun terakhir, penyampaian LPJ OPPM dilakukan dalam dua tahap: Tertutup dan Terbuka, dengan format yang mirip ujian doktoral S3.

LPJ Tertutup dilaksanakan dalam dua sesi. Pada Tahap I, hanya anggota kabinet, guru musyrif, dan Kepala Departemen yang hadir untuk memberikan laporan kepada Pimpinan Pondok guna mendapatkan koreksi, masukan, dan arahan. Setelah revisi dilakukan, laporan akan diajukan kembali pada LPJ Tertutup Tahap II di hadapan Wakil Pengasuh untuk penilaian lebih lanjut.

Jika seluruh laporan kementerian dinilai sudah presisi dan layak, tahap selanjutnya adalah LPJ Terbuka, yang akan diikuti oleh seluruh santri dan guru. Baik Presiden maupun para Menteri dan juga Panglima KGP nantinya akan mempresentasikan laporannya lebih substantif dan tanpa teks. Hal ini dilakukan untuk melatih ketrampilan berfikir dan komunikasi.

Proses LPJ seperti ini tidak hanya menjadi sarana evaluasi dan pertanggungjawaban program, tetapi juga berperan sebagai hidden curriculum dalam pendidikan leadership dan manajemen bagi santri di pesantren. Dengan demikian, LPJ OPPM bukan hanya menjadi sarana evaluasi dan pertanggungjawaban program, tetapi juga menjadi media untuk membentuk pemimpin-pemimpin masa depan yang memahami dengan baik kompleksitas pengelolaan pesantren.

Bapak Pimpinan tak lupa meberikan ucapan selamat kepada seluruh Kabinet OPPM dan jajaran kementeriannya atas prestasi yang telah diraih, serta semoga proses ini membawa manfaat besar bagi perkembangan pesantren dan para santrinya ke depan.