PIMPINAN BUKA FATHUL KUTUB 2024

PIMPINAN BUKA FATHUL KUTUB 2024

Bapak Pimpinan dan Pengasuh Pondok Modern Tazakka, K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. membuka kegiatan Fathul Kutub 2024 bagi Santri Akhir KMI 2025 The Next Ibn Hayyan, Senin (21/10) di Aula Rabithah.

Sebelum kegiatan Fathul Kutub dimulai, 84 santri kelas VI terlebih dahulu diberikan bekal berupa seminar-seminar. Dan sebagai pembuka dari pembekalan program, panitia menghadirkan Ayahanda K.H. Masyhudi Subari, M.A., Direktur KMI Pondok Modern Darussalam Gontor untuk memberikan keynote speech.

Dalam sambutannya, Kiai Anang pun menyampaikan kebahagiaan dan kebanggaan akan hadirnya Kiai Masyhudi. “Kita harus bangga karena di awal kegiatan ini akan diberikan wawasan dan seminar langsung dari Direktur KMI Gontor yang sudah puluhan tahun menggelar kegiatan ini, sehingga punya bekal yang baik, dan bisa mencapai tujuan yang diinginkan dari kegiatan ini” ujarnya.

Kiai Anang menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyelami dan memperdalam wawasan dan keilmuan dari para ulama terdahulu yang telah ditulis dalam kitab-kitab turots. Bahkan, beliau mengibaratkan ribuan buku turots para ulama terdahulu adalah lautan yang luas dan dalam yang harus diselami oleh seluruh Santri agar bisa melihat dan memahami semua isinya.

“Dan kunci utama untuk bisa menyelami lautan ilmu itu adalah bahasa Arab. Maka, gunakan kemampuan bahasa Arab kalian untuk membaca kitab-kitab para ulama, sehingga wawasan keilmuan kalian semakin bertambah luas. Karena santri adalah ulama masa depan yang harus mampu menjawab problematika umat yang berbasis pada keilmuan dan literatur yang benar. Maka, Fathul Kutub ini adalah cara belajar untuk menyiapkan bekal di masa depan” tegas Kiai Anang.

Senada dengan Kiai Anang, Kiai Masyhudi dalam keynote speechnya juga menyatakan bahwa kunci untuk dapat sukses mengikuti kegiatan ini dan juga membaca semua kitab-kitab yang telah disediakan adalah dengan bahasa Arab.

Kiai Masyhudi juga mengutip beberapa ayat sebagai dasar dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Fathul Kutub. Beliau mengutip surat At-Taubah ayat 122 dan juga surat Al-Alaq ayat 1-5. Beliau menjelaskan bahwa dalam surat At-Taubah 122, kelas VI yang sedang melaksanakan kegiatan Fathul Kutub tersebut ibarat segolongan kaum mukminin yang sedang pergi menyelami kitab-kitab turots dengan tujuan untuk memperdalam ilmu agama juga bekal memberi peringatan kepada kaumnya.

Kiai Masyhudi kemudian melanjutkan taujihatnya dengan menyampaikan 3 risalah kepada seluruh santri kelas VI yang diambil dari wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu: risalah untuk membaca, menulis dan mengajarkannya.

Fathul Kutub memang mengharuskan para santri untuk banyak membaca, kemudian menulis dan mengajarkan apa yang telah dibaca dengan pola diskusi. Itulah mengapa Pendiri Gontor K.H. Imam Zarkasyi berpesan “Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tau agama”.

“Artinya, jadilah ulama yang intelek, berwawasan luas, bukan hanya sekedar intelek yang tau agama. Janganlah kalian hanya menjadi ulama yang sekedar bisa berbicara saja, tapi juga harus produktif menulis serta mempu berdiskusi dengan baik dan juga menjawab problematika umat dengan dasar keilmuan,” jelasnya.

Selain menghadirkan Direktur KMI Gontor, panitia juga menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki kepakaran dalam bidang Ilmu Al-Quran, Ilmu Hadis, Fiqih dan Ushul Fiqih, Tauhid, dan Ilmu Tafsir sebagai pemateri seminar. Mereka adalah K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D., H. Zahrul Fata, Lc., M.A., Ph.D., Dr. H. Nur Hizbullah, M.A., H. Andri Rosadi, Lc., M.Hum., M.A., Ph.D., H. M. Sulthoni, Lc., M.A., M.S.I., Ph.D., H. Hakim As Shidqi, M.Pd.I., H. Hawin Aulia Abdullah, Lc., dan Ustadz. Ferry Hidayat, S.Th.I., S.Fil.I.

Selain itu, di sela-sela seminar para peserta diberikan materi workshop penulisan 4 materi dari asatidz Majelis Guru juga workshop penggunaan digital library dan orientasi perpustakaan.

84 santri akhir nantinya akan dibagi dalam 7 grup. Setiap grupnya akan dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap grup akan mendapat satu permasalahan yang nantinya akan dikaji dalam 4 bidang materi berbeda oleh setiap kelompok. Keempat bidang tersebut adalah Fiqih, Tauhid atau Aqidah, Tafsir dan Hadis.

Mereka diwajibkan mencari turots, baik kitab-kitab software maupun hardware sebagai bahan referensi bacaan. Kemudian menuliskan sesuai dengan konsep dan kaidah yang ditentukan. Usai ditulis, malam harinya akan didiskusikan bersama anggota grup yang didampingi oleh para asatidz musyrif yang telah ditentukan.