Tazakka – PM Tazakka dan FPAG berkolaborasi mengadakan Coaching & Inkubasi Ziswaf (CIZ) Angkatan ke-VI & VII di Pondok Modern Tazakka, Kamis (26/9). Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG), Dr. KH. Zulkifli Muhadli, S.H., M.M.
Acara yang digelar di Aula Rabithah Pondok Modern Tazakka juga dihadiri oleh Sekjen FPAG, KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D., dan Wakil Ketua Departemen Pemberdayaan ZISWAF FPAG, H.M. Sulthoni Yusuf, Lc., M.A., M.Si., Ph.D. serta para narasumber dan peserta CIZ ke-VI.
Kegiatan kali ini mengusung tema “Inovasi, Kreativitas, dan Digitalisasi Pengembangan ZISWAF di Pesantren untuk Kemandirian Ekonomi dan Pendidikan yang Berkualitas”. Adapun tujuan penyelenggaraan kegiatan ini untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada para peserta mengenai optimalisasi Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF) sebagai solusi pemberdayaan ekonomi umat di era digital.
Coaching Inkubasi ZISWAF ini diikuti oleh 53 peserta yang berasal dari 29 lembaga. Di antara lembaga-lembaga yang berpartisipasi adalah Tarbiyatul Qur’an Tulung Agung, UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan, PP. An-Nur Tangkit Jambi, PP. Babussalam Socah Madura, PP. Mawaridussalam Sumatera Utara, PP. Al-Imtinan Putri Riau, PM. Al-Barokah Nganjuk, PM. Az-Zahra Al-Gontory Banyumas dan beberapa lembaga lainnya.
Dalam sambutannya, Dr. KH. Zulkifli Muhadli, S.H., M.M. menekankan pentingnya peran pesantren sebagai motor penggerak kemandirian ekonomi berbasis ZISWAF. “Pesantren harus menjadi pelopor dalam memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk mengembangkan ZISWAF, demi terwujudnya kemandirian ekonomi serta pendidikan berkualitas, khususnya di lingkungan pesantren,” ujarnya.
KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. menambahkan, “Kita ingin mendiskusikan lebih jauh tentang ZISWAF sebagai instrumen pendanaan pesantren. Berapa persentase kontribusi ZISWAF yang sudah dicapai? Berapa idealnya kontribusi ZISWAF kepada pesantren? Bagaimana caranya untuk mencapai itu? Langkah-langkah apa saja yang bisa kita lakukan? Semua itu akan kita bahas dalam kegiatan ini,” ujar Kiai Anang.
Kegiatan ini akan berlangsung selama beberapa hari, dengan berbagai sesi pembelajaran, diskusi, dan praktik langsung terkait pengelolaan ZISWAF yang berkelanjutan. Selain itu, para peserta juga akan belajar tentang tata kelola ekonomi dan keuangan pesantren, termasuk digitalisasi keuangan dalam bentuk cashless.
Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir para penggerak ZISWAF yang mampu mengintegrasikan tradisi pesantren dengan inovasi modern, guna mendukung kemandirian ekonomi serta peningkatan kualitas pendidikan di pesantren.