Batang — Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) menggandeng LSP Badan Wakaf Indonesia mengadakan Asesmen Sertifikasi Nazhir Wakaf di Pondok Modern Tazakka, Ahad (29/9). Acara yang menjadi rentetan kegiatan Coaching dan Inkubasi Ziswaf (CIZ) ke-VI dan ke-VII ini digelar di Aula Rabithah PM Tazakka Bandar, Batang, Jawa Tengah.
Hadir dalam pembukaan asesmen pagi itu, Ketua Departemen Pemberdayaan Ziswaf FPAG, Dr. K.H. Fakhrurroji, Lc., M.A., Ketua LSP BWI, Prof. Dr. Nurul Huda, M.M., Pimpinan dan Pengasuh PM Tazakka, K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. beberapa Komisioner Badan Wakaf Indonesia, para asesor dan asesi.
Dalam sambutannya, Kiai Fakhrurroji menyampaikan bahwa kegiatan asesmen seperti ini sangat penting bagi pesantren-pesantren yang tergabung dalam FPAG, dimana mayoritas pesantrennya berbasis wakaf.
“Sebagian besar pesantren anggota FPAG itu berbasis wakaf dan bentuknya pondok modern. Supaya sistem wakafnya juga modern, maka perlu dibentuk lembaga wakaf dan pengurus atau nazhirnya harus tersertifikasi. Sehingga di Departemen kami di FPAG berusaha untuk memfasilitasi pelatihan dan asesmen sertifikasi nazhir yang kompeten” ujarnya.
Senada dengan Fakhrurroji, Kiai Anang juga mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Coaching & Inkubasi Ziswaf yang digabungkan dengan Asesmen Sertifikasi Nazhir Wakaf yang sebagian besar diikuti oleh kalangan pesantren yang sebagian besar berbasis wakaf.
“Itulah mengapa kita adakan CIZ ini dan digabungkan dengan sertifikasi nazhir. Karena secara de facto banyak pesantren terlahir dari gerakan wakaf dan pesantrennya sekarang terus tumbuh. Tetapi, banyak pula pesantren yang belum memiliki lembaga wakaf. Maka, kita dorong pesantren-pesantren ini untuk memiliki lembaga wakaf dan para nazhirnya memiliki kompetensi yang diharapkan mampu mengelola dan mengembangkan gerakan wakafnya di pesantren masing-masing” jelas beliau.
Di sisi lain, Kiai Anang juga menjelaskan bahwa tujuan lain dari pelaksanaan kegiatan ini juga dalam rangka mengoptimalkan potensi wakaf dan potensi ekonomi yang ada di pesantren. Karena jika dikonstruksi dengan baik akan memberikan dampak positif bagi pesantren.
Adapun Prof. Nurul Huda dalam arahannya bahwa para peserta yang sudah mengisi kuesioner akan mengikuti ujian ini dalam 3 sesi yaitu sesi demonstrasi, ujian tulis, dan ujian wawancara. Beliau pun berharap para peserta dapat mengikuti semua proses ujian dengan baik hingga akhir sesi.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan proses asesmen yang dilaksanakan dalam dua sesi. Sebanyak 60 asesi mengikuti ujian tulis di sesi pertama di hadapan 15 orang asesor. Adapun sesi kedua adalah sesi wawancara dilaksanakan setelah shalat Dzuhur dan makan siang.
Acara pun berlangsung hingga sore. Setelah dilaksanakan sidang bersama seluruh asesor dari LSP BWI, seluruh peserta dinyatakan lulus. Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama seluruh asesi dan asesor.
Acara CIZ dan Asesmen Sertifikasi Nazhir Wakaf di Tazakka ini pun mendapatkan apresiasi positif dari para peserta atau asesi. Harapannya, dengan lahirnya para nazhir wakaf di pesantren-pesantren mampu melahirkan gerakan wakaf yang terlembagakan dan tentunya mampu memaksimalkan penghimpunan dana wakaf beserta pengelolaannya secara profesional.
Berikutnya:
Ketum FPAG Buka Coaching dan Inkubasi ZISWAF