TAZAKKA – Penyerahan Mandat dan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus OPPM Lama kepada Pengurus OPPM Baru digelar selama dua hari dua malam, Rabu-Kamis (16-17/1). Bertempat di Masjid Az-Zaky, rangkaian acara itu ditutup dengan Pelantikan Pengurus OPPM Baru dan Pesan serta Nasehat oleh Pimpinan Pondok.
Rangkaian LPJ dimulai pada Rabu pagi jam 07.00 tepat. Diawali dengan Sambutan Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA. Menurutnya, bahwa OPPM bagi pondok ibarat seperti jantung bagi manusia. Fungsinya sangat vital, dan ia harus terus bergerak tidak boleh berhenti supaya denyut kehidupan tetap berjalan.
“OPPM itu latihan tapi beneran; beneran tapi latihan, melatih kepemimpinan, dan di dalamnya ada tanggungjawab, disiplin, ada pemikiran, pergerakan dan perasaan” ujarnya.
Pak Kiai Anang mengatakan bahwa di pondok, setiap pergerakan pasti ada unsur kepemimpinannya. “Semuanya terpimpin, tersistem, terstruktur. Tidak liar dan tidak asal! Taat asas, taat aturan, disiplin” tegasnya.
Menurutnya, santri kelas V dan VI, setara dengan kelas II dan III SMU, mengelola kehidupan 600an manusia sepanjang 24 jam setiap hari tanpa hari libur, tidaklah mudah, karena tidak saja membutuhkan kemauan, tetapi juga kemampuan.
“Alhamdulillah, kalian mau dan mampu. Ini dua unsur penting, sebab ada yang mau tapi tidak mampu; ada yang mampu tapi tidak mau; dan ada juga yang tidak mau dan tidak mampu” terang Kiai Anang.
Menurutnya, lebih baik mau tetapi belum mampu daripada mampu tapi tidak mau. Di pondok ini kemauan lebih penting daripada kemampuan, tandasnya.
LPJ dibacakan satu per satu oleh masing-masing Ketua Bagian dan Ketua Koordinator Gerakan Pramuka. Terdapat 19 Bagian OPPM yang melaporkan LPJnya selama dua hari itu. Dalam setiap laporannya, Ketua Bagian melaporkan susunan personalia, program kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan, hasil usaha, surat menyurat, keuangan, inventaris, kejadian-kejadian penting selama mengemban amanah, hingga kendala yang ditemui saat menjalankan amanah dan harapan ke depan.
Pimpinan Pondok bersama seluruh guru dan santri menyimak dengan seksama satu per satu LPJ yang dibacakan oleh Bagian-bagian OPPM itu. LPJ terakhir disampaikan oleh Ketua OPPM Ananda Azmi Rabbani yang merangkum semua laporan Bagian-bagian di bawah kepemimpinannya.
Dalam laporannya itu, Azmi melaporkan bahwa selama kepengurusannya, OPPM mengelola sirkulasi keuangan hingga mencapai Rp. 13,5 Miliar. Terbesar berasal dari peredaran di Bagian Lazis dan Wakaf yang dikelola OPPM yang mencapai Rp. 5,3 Miliar (terdiri dari Wakaf Rp. 3,3 M dan Zis sebesar Rp. 2 M), disusul oleh Koperasi Dapur mencapai Rp. 2,8 Miliar dan Koperasi Pelajar senilai Rp. 2 Miliar.
“Alhamdulillah, berkat arahan Bapak Pimpinan dan bimbingan para guru musyrif, Koperasi Pelajar yang diamanahkan kepada kami, pada tahun ini membubuhkan keuntungan untuk pondok sebesar Rp. 288.296.400” ujarnya disambut rasa syukur seluruh santri.
Azmi melanjutkan bahwa pengeluaran terbesar adalah oleh Bagian Pembangunan yang tahun ini menghabiskan dana sekitar Rp. 2,5 Miliar. Disusul oleh Bagian Wakaf yang mengeluarkan sebesar Rp. 1 Miliar untuk perluasan tanah pondok dan tambal sulam.
Kemudian dilakukan Serah Terima Jabatan yang ditandai dengan penandatangan berita acara penyerahan jabatan dari tiap-tiap Ketua Bagian yang lama kepada yang baru. Dimulai dari Ketua OPPM Lama Ananda Azmi Robbani, kelas 6 B asal Pekalongan kepada ananda Ahmad Akmal, kelas 5 B asal Batang. Masing-mading didampingi oleh Wakilnya yaitu Ananda Muhammad Hafidz, 6 B asal Tegal dan Ananda Nawwaf Muhammad, 5 B asal Tangerang Selatan. Sedangkan Ketua Koordinator Gerakan Pramuka serah terima dilakukan oleh Ketua Lama Ananda Muhammad Rizki, 6 B asal Batang kepada Ananda Danang Supra Prayoga, 5 B asal Batang.
Sebelumnya, Wakil Pengasuh KH. Oyong Shufyan, Lc., MA membacakan SK Susunan Pengurus Baru OPPM dan Koordinator Gerakan Pramuka Tazakka. Sebanyak 78 orang kelas V masuk dalam struktur OPPM ditambah 40 orang kader dari kelas III Intensif dan kelas IV yang pelantikannya akan diagendakan minggu depan.
Usai Pelantikan, Pimpinan Pondok KH. Anizar Masyhadi memberikan evaluasi dan nasehat. “Bedakan antara kendala dan kelemahan, jangan jadikan kelemahan sebagai kendala, justru kendala itu harus bisa kalian selesaikan sebisa mungkin, dan insyaAllah setelah kesulitan pasti ada kemudahan” paparnya.
Beliau menekankan pentingnya ‘ruhul mas’uliyyah’ yaitu ruh atau jiwa tanggung jawab. “Ini yang akan melahirkan keterpanggilan” kata Beliau. “Amanah yang ada di pundak kalian ini, meskipun hakekatnya latihan, tapi beneran, dan ini sebetulnya untuk kepentingan kalian sendiri di masa depan, ini bekal kalian menjadi pemimpin masa depan; in ahsantum ahsantum li anfusikum, jika kamu berbuat baik, maka kebaikan itu hakekatnya untuk dirimu sendiri” tandasnya.
Beliau juga menyampaikan bahwa kesempatan di OPPM ini sangat mahal nilainya. “Ini tidak ada di buku pelajaran, tapi belajarnya mulai ketika kalian duduk di kelas satu KMI dengan melihat, mengamati, dan merasakan kepemimpinan secara berjenjang, bahkan secara bertahap kalian juga ikut dalam memimpin, maka ini mahal sekali” imbuhnya.
Sementara dalam sambutan penutupan, Kiai Anang kembali mengingatkan beberapa rumus kepemimpinan dan menjalankan organisasi, yaitu: 3 K, PAEE dan AC. “Jalankan organisasi dengan 3 K, bekerjalah dengan PAEE dan nyalakan selalu AC dalam dirimu” demikian pesannya.
Rumus 3 K adalah Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi. Tanpa 3 K, menurutnya, tidak mungkin sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik, sukses dan maju.
Sedangkan PAEE adalah Prediksi, Antisipasi, Eksekusi dan Evaluasi. Semuanya harus diprediksi sejak awal, setelah itu apa langkah antisipasinya, barulah dieksekusi. Selanjutnya, sambil jalan harus terus dievaluasi untuk hasil yang lebih baik.
Selain dua rumus tadi, bingkailah dengan AC yaitu Attention and Care: perhatian dan kepedulian. “Pemimpin itu harus bisa melihat apa yang tidak dilihat oleh orang banyak, dan harus bisa mendengar apa yang tidak bisa didengar orang, harus bisa berpikir apa yang orang biasa tidak bisa memikirkannya, bahkan harus bisa merasakan apa yang tidak bisa dirasakan orang” tandasnya.
Ciri kepemimpinan adalah kesibukan. Jika ada pemimpin yang tidak sibuk, maka itu melawan logika dan sunnatulLah, kata Kiai Anang. Kesibukan juga menjadi ciri orang sukses, sebab menganggur bisa menyebabkan kegagalan. “Setiap orang punya jatah waktu yang sama, tapi yang membedakan orang sukses dengan orang gagal adalah seberapa besar waktu itu dapat ia gunakan secara produktif” jelasnya.
Maka dari itu, pondok membuat miliu sibuk, bukan miliu yang membuat orang-orang menganggur. “Di sini, kalian dibuat sibuk setiap saat setiap hari, jika ada santri yang tidak sibuk itu aneh” terang Kiai Anang.
“Tapi ingat, bukan asal sibuk, tapi sibuklah yang produktif, sebab banyak orang yang sibuk tapi tidak produktif, jadi sibuk dan produktif itu perintah Allah dalam Al-Quran, “faidza faraghta fanshabb wa ilaa Robbika farghabb” tandasnya lagi.
Beliau juga mengatakan bahwa orang sukses adalah orang yang bisa bekerja di bawah tekanan: able to work under pressure. Pemimpin itu penuh perjuangan dan dinamika, maka harus memiliki 4 daya: daya tahan, daya dorong, daya sesuai, dan daya juang.
Di akhir nasehatnya, Kiai Anang menandaskan bahwa setiap orang di OPPM harus ber-ISI, yaitu: Ikhlas, Sabar dan Istiqomah. “Harus ber-ISI, karena jika tidak ber-ISI maka tidak akan dapat pahala apa-apa dari Allah” pungkasnya.
@ray
Berikutnya:
Pancasila Bentuk Wassatiyyat Islam