Magelang – Pimpinan Pondok Modern Tazakka, Bandar Batang, KH. Anang Rikza Masyhadi dan KH. Anizar Masyhadi diterima oleh Gubernur Akmil, Mayjen Dudung Abdurachman, S.E., MM, di kampus Akademi Militer, Magelang, Jumat siang (28/6).
Bersama Kiai Anang dan Kiai Anizar hadir dari Forum Pesantren Alumni Gontor (FPA-G) KH. Dr. Sofwan Manaf, M.Si dan KH. Dr. M. Tata Taufik, MA selaku Para Ketua FPA-G, dan H. Wagianto. Kiai Anang sendiri dalam struktur di FPA-G sebagai Sekjen.
Rombongan tiba di Akmil sebelum Jumatan, dan diterima hangat oleh Mayjen Dudung. Beliau lalu mempersilahkan kepada KH. Anang Rikza Masyhadi, MA untuk bertindak sebagai khotib dan imam Jumat di Masjid Akmil.
Dalam khutbahnya yang berdurasi sekitar 15 menit, Pimpinan Pondok Modern Tazakka di hadapan seluruh pejabat dan Taruna Akmil mengutip sebuah Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi.
“Bahwa ada dua jenis mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka selamanya, yaitu mata yang menangis karena takut dan penuh harap kepada Allah; dan mata yang selalu terjaga dalam menjaga negerinya di jalan Allah” ujar kandidat doktor Linguistik Arab dari Suez Canal University Mesir itu.
“Seluruh jamaah yang ada di depan saya saat ini, dan juga para prajurit TNI di seluruh Indonesia yang matanya selalu terjaga menjalankan tugas pokoknya menjaga kedaulatan negara, adalah jenis mata yang insyaAllah kelak tidak akan disentuh oleh api neraka” imbuhnya disambut ucapan “amien” oleh sekitar 1000 jamaah.
Dengan demikian, lanjut Kiai Anang, TNI berperan dan berfungsi menciptakan rasa aman pada masyarakat. “Kita semua merasa aman dan nyaman karena kedaulatan negeri kita terjaga dengan baik oleh TNI, dan dalam Al-Quran Allah menyatakan tentang keharusan “memberi rasa aman kepada orang yang ketakutan”; “wa aamanahum min khouuf” pungkasnya.
Rombongan lalu diajak keliling kampus Akmil yang asri dan rindang itu, dan dijamu makan bersama dengan Gubernur Akmil, para perwira tinggi dan menengah serta ribuan taruna Akmil. “Makan saja taruna sangat disiplin, ini cocok sekali Akmil sebagai pendidikan mencetak pemimpin masa depan, mindsetnya adalah pemimpin” kesan Kiai Tata.
Rombongan juga diajak menonton parade dan pertunjukan marching band Taruna Akmil. Kemudian setelah itu diterima Gubernur Akmil di ruang kerjanya.
Mayjen Dudung menyampaikan bahwa sebelum ada TNI, para kiai dan santri pesantren yang berjuang memerdekakan negeri ini. Maka, TNI dan pesantren punya komitmen yang sama dan solid dalam menjaga kedaulatan Indonesia, ujar mantan Waaster Kasad itu.
Ia menyambut baik gagasan yang disampaikan oleh Kiai Anang dan Kiai Tata bahwa lulusan pesantren muadalah agar menjadi perhatian bisa meneruskan jenjang pendidikan lanjutannya di Akmil.
Gubernur Akmil mempersilahkan dan mengapresiasi gagasan tentang rencana kerjasama positif dan konstruktif dalam rangka membangun nilai-nilai kebangsaan dan sinergitas TNI dengan masyarakat khususnya pesantren.
Pertemuan ditutup dengan tukar menukar cinderamata. Kiai Anizar akan menindaklanjuti hasil pertemuan sangat produktif ini dan mengkolaborasikannya dalam suatu kegiatan bersama. @badruz, media_center
www.tazakka.or.id