JAKARTA – Pimpinan Tazakka, KH. Anizar Masyhadi menghadiri acara Seminar Internasional "Islam and Civic Education" di Pondok Modern Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan (18/2).
Acara terselenggara berkat kerjasama antara Pesantren Darunnajah Jakarta dan School Development Support Agency (SDSA, Lembaga Bantuan Pengembangan Sekolah) yang berbasis di Leicester, Inggris.
Hadir bersama pimpinan PM Tazakka adalah para pimpinan pondok pesantren modern dari 23 pesantren anggota Forum Pesantren Alumni Gontor (FPA Gontor) seperti: PP. Darul Istiqomah dan PP. Al-Ishlah keduanya dari Bondowoso, PP. Darul Quraan asuhan Ustadz Yusuf Mansur, PP. Dar El-Qalam Tangerang, PP. Al-Amien Prenduan Madura, PP. Al-Iman Magelang, PP. Al-Muqoddas Cirebon, PP Al-Ikhlas Kuningan, PP Darussalam Tasikmalaya, dan pondok alumni Gontor lainnya.
Dalam acara ini, 24 pimpinan pondok yang hadir membawa serta guru bahasa Inggris dari pondok. Dari Tazakka, Kiai Anizar didampingi oleh Ustadz Ferry Hidayat, S.Th.I.
Pimpinan Pesantren Darunnajah, KH. Dr. Sofyan Manaf, M.Si. dalam sambutannya mengatakan bahwa dunia saat ini semakin berkarakter global, Asia berimigrasi ke Eropa, demikian pula sebaliknya, sehingga gesekan kultural kerap terjadi antara etnis imigran dengan etnis asli di negaranya.
"Untuk itulah, pemahaman yang dalam akan kewarganegaraan amat urgen untuk menghindari pergesekan-pergesekan kultural antara penduduk berlatar etnik berbeda. Nilai nilai Islam tentu memberi kontribusi di sini dan ajaran ajaran Islam kompatibel dgn kewarganegaraan, muslim yang baik pasti jadi warganegara yang baik," tandasnya.
Pemateri dari SDSA Leicester adalah Khalid Mahmood, Maurice Irfan Coles, dan Farouq. Khalid Mahmood memberi seminar dengan tema "Love and Respect in a Multifaith Society" (Cinta dan Hormat dalam Masyarakat Berbeda Agama), Maurice Irfan Coles membahas "Respect the Law of Conflict" (Menghormati Hukum Konflik), dan Farouq membahas "Democratic Skills" (Keterampilan Berdemokrasi).
Oleh ketiga pemateri tadi, guru-guru bahasa Inggris dari masing-masing pondok diajarkan bagaimana menyusun Lesson Plan materi Kewarganegaraan yang baik, sistematika penulisan, cara mengajarkannya dalam kelas, dan cara memberikan assessment tentang materi kewarganegaraan kepada siswa.
"Materinya penting sekali. Bagaimana kita menggabungkan antara materi kewarganegaraan dengan materi keislaman, sehingga materi itu jadi bersifat holistik dan layak diajarkan ke santri-santri pesantren," jelas Ust. Ferry Hidayat, S.Th.I, utusan dari Tazakka Batang.
malam harinya, Pimpinan Pondok Tazakka bersama para pimpinan pondok lainnya mengadakan pertemuan dengan representatif dari Civilizations Exchange & Cooperation Foundation (Yayasan Kerjasama & Pertukaran Peradaban) yang berbasis di Maryland, USA, MacKenzie Bills, guna menjajaki kerjasama antara Tazakka dengan yayasan tersebut.
Yayasan Kerjasama dan Pertukaran Peradaban adalah yayasan yang menyelenggarakan seminar, pusat studi antar-iman, konferensi, program homestay, program bahasa Inggris untuk tujuan keagamaan (English Language for Religious Purposes) dan program pertukaran pelajar.
Hari Selasa ini (19/2), rencananya akan ada penandatanganan MoU dengan SDSA Leicester Inggris guna kerjasama dalam pelatihan pengajaran "Islam and Citizenship Education" di Tazakka.
Dalam kesempatan itu, Kiai Anizar menjelaskan bahwa acara ini sungguh amat penting bagi Tazakka. "Selama ini materi kewarganegaraan diajar terpisah dengan materi keislaman sehingga ada kesan bahwa kedua hal itu terpisah, di sini para guru diajarkan untuk mengintegrasikan kedua ilmu itu, sehingga kita bisa menjadi muslim yang baik dan di saat yg sama jadi warganegara yang baik," pungkasnya. @ghifaria
www.tazakka.or.id
Sebelumnya:
Nobar Debat Capres 2019 Di PM TazakkaBerikutnya:
Rektor Unida Gontor Kunjungi Tazakka