Tazakka – Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Al-Ustadz KH. Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. berkunjung ke Pondok Modern Tazakka, Ahad (24/2).
Kehadiran beliau di Tazakka sore hari itu didampingi oleh Al-Ustadz H. Agus Budiman, M.Pd. dan disambut oleh seluruh Bapak Pimpinan dan juga Ketua Yayasan Tazakka, H. Anta Masyhadi. Ini adalah kunjungan kedua beliau setelah tahun 2012 lalu ikut mendoakan berdirinya Gedung Gontor.
Pada kesempatan itu, Prof. Amal berkesempatan untuk memberikan pesan dan nasehat kepada para santri di Masjid Az-Zaky selepas shalat Maghrib dan juga memberikan arahan juga pesan nasehat kepada dewan guru KMI serta rekan-rekan alumni IKPM Gontor Cabang Pekalongan di Aula Rabithah setelah makan malam dan shalat Isya’.
Dalam nasehatnya di depan seluruh santri dan guru, Kiai Amal memberikan sedikit sejarah dan cerita tentang Gontor dan Tazakka.
“Masa itu adalah masih dalam masa kemunduran. Namun, Trimurti (pendiri Gontor) sudah berfikir maju dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam berbasis pesantren. Akhirnya berdirilah Pondok Modern Gontor yang saat ini hampir berusia satu abad” tutur Beliau.
Salah satu yang diajarkan di Gontor adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Bahkan, menurut cerita Ustadz Amal bahwa bahasa Arab di Gontor adalah modifikasi pelajaran Bahasa Inggris metode Berlitz yang dirasa efektif dan efisien. Itulah Durus Al-Lughoh Al-Arobiyah yang sekarang dipelajari di KMI dengan metode mubasyirah (direct method).
“Selain itu, Gontor menganggap bahwa ilmu umum itu penting dan memang sudah ada sejak dulu. Maka, Gontor mengajarkan ilmu umum dan ilmu agama secara total. Tidak ada dikotomi di dalamnya, karena dikotomi itu pekerjaan penjajah untuk melemahkan Islam, itu caranya orang sekuler dan orientalis” jelas Kiai Amal.
Setelah berdiri Gontor dengan pengajaran semua ilmu pengetahuan di dalamnya, banyak santri datang belajar, bahkan banyak yang datang dari luar pulau Jawa. “Dan alhamdulillah sampai saat ini sudah meluluskan ribuan alumni yang tidak sedikit jadi tokoh penting di negara ini. Ada Pak Din Syamsuddin, Hasyim Muzadi, Hidayat Nur Wahid, Cak Nun, Cak Nur dan masih banyak lagi” jelas Rektor Unida Gontor ini.
Namun, keberhasilan Gontor yang tetap eksis hingga kini ternyata tak lepas dari beberapa cobaan dan dinamika yang bermacam-macam.
“Dulu Gontor belum diakui pemerintah, padahal Pakistan, Al-Azhar dan beberapa universitas di luar negeri sudah mengakui alumni Gontor. Akhirnya muncullah pemikiran untuk membuat UU yang mengatur pendidikan non formal. Alhamdulillah akhirnya Gontor diakui oleh negara dan kemudian diikuti oleh beberapa pesantren lain” jelasnya.
Beliau di akhir nasehatnya berpesan kepada para santri untuk terus belajar dan belajar, kalau perlu belajar dan kuliah sampai ke luar negeri.
“Tazakka ini tinggal menikmati hasil perjuangan Gontor, yaitu pengakuan atau muadallah yang sudah hampir selesai. Jadi, nggak apa-apa Tazakka nyontek sistem, kurikulum dan pola Gontor. Yang penting kalian harus terus belajar, kalau bisa sampai luar negeri biar bisa jadi motivasi santri Tazakka yang akan datang” pesan Beliau.
Beliau juga memotivasi para santri bahwa pilihan belajar di Tazakka adalah pilihan yang tepat. Karena meskipun jumlah pondok alumni belum sebanyak pondok salaf, namun santrinya rata-rata lebih banyak.
“Artinya, metode dan sistem yang diajarkan dan dibangun di dalamnya sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat dan orang tua kalian. Maka, bersyukurlah kalian masuk di Tazakka yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Gontor dan juga Al-Azhar” tegas Prof. Amal.
Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah yang digelar di depan Gedung Suriah Bawah. Nampak para guru dan alumni yang hadir berbahagia bisa bernostalgia dengan guru mereka saat nyantri di Gontor dulu.
Usai ramah tamah, acara dilanjutkan dengan silaturrahim dan tausiyah bersama seluruh guru KMI PM Tazakka dan juga para alumni Gontor, baik putra maupun putri.
Dalam tausiyahnya, Prof. Amal menjelaskan niat kunjungannya ke Tazakka. “Ini kunjungan bapak kepada anaknya. Karena Tazakka adalah pondok alumni. Kiai Anang juga sering ke Gontor, maka tidak elok kalau saya lewat tidak mengunjungi Tazakka” ujarnya.
Beliau merasa bersyukur setelah melihat langsung Tazakka yang sudah berkembang semenjak 7 tahun lalu beliau berkunjung ke Tazakka.
“Saya bangga dengan Tazakka, karena inilah pondok yang dicita-citakan oleh Trimurti yaitu 1.000 pondok dengan sistem KMI. Ya seperfi Tazakka ini yang benar-benar pondok alumni yang memperjuangkan KMI” ungkapnya dengan penuh kesyukuran.
Beliau selaku Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Muadalah berpesan kepada para asatidz agar terus berjuang dan bekerja penuh keikhlasan. “Insya Allah kalau kalian berjuang ikhlas, Allah akan mengangkat derajat kalian semua, di dunia dan di akhirat” pesan Beliau.
Beliau juga menceritakan betapa perjuangan untuk mendapatkan pengakuan atau muadalah bagi sistem KMI sangatlah berat. Butuh perjuangan yang lama dan berdarah-darah.
Maka, beliau pun berpesan agar kita semua mampu mensyukuri nikmat muadalah ini dengan cara yang baik, mengajar, menjaga, memperjuangkan dan menyebarluaskan sistem KMI di Indonesia.@alam media_center