Kemudian, setelah itu saya menyuruh anak lain untuk membaca teks di kitab dengan suara keras, supaya didengarkan oleh yang lain, lalu saya minta mereka menjelaskannya. Di situ, sambil mendengarkan saya bisa mengoreksi bacaannya (karena teksnya semuanya berupa tulisan arab gundul).
Penjelasan dari anak-anak itu umumnya sdh benar sesuai dengan maksud teksnya dalam kitab. Hanya saja penguasaan wawasannya perlu diperluas.
Di sinilah nanti pada bagian akhir, saya menambahkan penjelasan dengan mengaitkannya dengan contoh-contoh yg lebih beragam dan wawasan lain.
Begitulah salah satu metode yang kami gunakan dalam pengajaran Ulumul Hadis, dan umumnya ilmu-ilmu yang lain.
Video di bawah ini saya rekam saat salah seorang santri kelas VI B, Agil Tri Febianto asal Bandar, Batang sedang saya minta menjelaskan tentang teori-teori periwayatan hadis. Ia yang mengangkat tangan saat saya tanya: siapa di kelas ini yang akan menjelaskan pada kita ttg teori-teori periwayatan hadis?
Ohya, Aqil berasal dari kelas biasa (masuk Tazakka dari lulusan SD), dan sekarang ia telah hafal sekitar 15 juz. Di OPPM, ia saat ini dipercaya di Bagian Penerangan.
Muwaffaq wa mubaarok… semoga berkah ilmunya ya, Nak.
@arm
Sebelumnya:
Gak Ngucapin Selamat Natal, Gak Apa-apa
Berikutnya:
ORANG MATI SEPERTI ORANG HIDUP