TAZAKKA – Suasana shalat gerhana bulan (khusuful qomar) di Masjid Az-Zaky, Pondok Modern Tazakka, Sabtu dini hari (28/7). Nampak bulan gerhana terlihat di atas menara Masjid Az-Zaky.
Shalat gerhana baik gerhana bulan (khusuful qomar) maupun gerhana matahari (kusyufus-syams) selain sebuah sunnah muakkadah sekaligus sebagai sarana pendidikan kepada umat bahwa fenomena alam yang terjadi merupakan bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Maka, dalam khutbahnya khotib kita selalu mengupas fenomena ini melalui pendekatan iman dan tauhid serta sains.
Pendekatan sains bisa dipaparkan melalui data-data dan teori-teori astronomik dan fisika. Para santri sebetulnya sudah sangat familiar dengan hal demikian, karena materi pelajaran fisika tidak ansich pendekatan teoretis akademik saja, melainkan dibingkai dalam frame tauhid. Apalagi ditambah dengan pengantar ilmu falak (astronomi), yang diantaranya menghitung peredaran bumi, matahari dan bulan, bahkan hingga menentukan koordinat arah kiblat. Ditambah lagi dengan beberapa kali Kuliah Umum tentang: Ayat-ayat Semesta oleh pengarangnya Dr. KH. Agus Purwanto, D.Sc, ahli fisika quantum dari Hiroshima University yang sangat detail mengupas gejala fisika alam semesta dalam bingkai ayat-ayat Al-Quran.
Jadi, setiap ada fenomena alam apapun namanya, maka langsung dikembalikan kepada Allah. Bukan dengan mitos dan khurafat. Bukan pula dengan tayahul-tahayul. Inilah salah satu nilai-nilai pendidikan yang kami tanamkan di pondok ini: memadukan pendekatan iptek dan imtak.
@ARM
Sebelumnya:
Mengapa Kita Harus Berkurban?Berikutnya:
Porseni Tazakka; Pendidikan dan Sportivitas.