TAZAKKA – Pondok Modern Tazakka kembali dihadiri oleh tokoh nasional, kali ini adalah Pangdam IV / Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si, pada Sabtu pagi (2/12).
Mantan Kapuspen TNI itu mengajak hampir seluruh perwira menengah Kodam IV Diponegoro mulai dari Irdham, Asintel, Aspen, Asops, Aslog, Aster, Danpomdam, Kabintaldam, Kakumdam, Kazidam, Kapendam, Kakesdam dan lain-lain.
Hadir pula Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf. Suhardi beserta jajarannya dan beberapa Dandim dalam satuan Korem 071, seperti Dandim Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang turut hadir di Tazakka.
"Alhamdulillah, Pangdam berkenan hadir ke pondok kita ini, dan membawa semua perwira menengahnya, jadi Kodam saat ini kosong ya karena diboyong ke sini semua, ini menunjukkan beliau punya komitmen yang luar biasa untuk sinergi dengan pesantren dan masyarakat" tutur Kiai Anang.
Acara sangat meriah dan khidmat penyambutan ala Tazakka menambah rasa penghormatan terhadap tamunya. "Persiapan menyambut Pangdam hanya 3 hari, tapi alhamdulillah lancar berkat taufik dan inayah Allah, disamping itu santri kita juga sudah terlatih bekerja cepat injury time" tutur Kiai Nizar yang langsung mensupervisi kepanitiannya.
Silaturahim Kebangsaan bersama Pangdam di Masjid Az-Zaky juga dihadiri oleh Habib Lutfi bin Yahya, Wakil Bupati Batang, Kapolres Batang, Ketua PN Batang, para kiai, ulama, politisi dan tokoh masyarakat.
Pantauan media, ormas-ormas dan lembaga-lembaga mitra pun ikut hadir dalam Silaturahim Kebangsaan itu: FKPPI, Forum Silaturahim Kiai Muda (FSKM) se-Jateng, Kokam Muhammadiyah, FPI, Pemuda Pancasila, Srikandi, Pagar Nusa Pencak Silat NU, Gojukai, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), GMBI, Lindu Aji, Barisan Roban, Veteran, PGRI, Kwarcab, Kepala-kepala Desa se-Kecamatan Bandar, Perwira Polres dan Kodim Batang serta para walisantri yang datang mewakili dari 21 provinsi.
Dalam sambutannya, Kiai Anang menegaskan bahwa hubungan Pesantren-TNI bukan barang baru karena kedua institusi itu merupakan satu kesatuan. Bahkan, kiai muda jebolan Al-Azhar Kairo dan UGM itu mengingatkan bahwa sejarah zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia banyak panglima perang yang berasal dari pesantren.
"Jadi, tidak jarang kita jumpai bahwa sosok ulama dan panglima perang menyatu dalam diri seseorang, seperti Jenderal Sudirman, misalnya, dan lain sebagainya" imbuh Kiai Anang.
Di tengah suasana kebangsaan sekarang ini, menurut Kiai Anang hubungan pesantren-TNI harus kembali ke khittah yaitu saling melengkapi dan saling membutuhkan. Pesantren-TNI seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan untuk Indonesia ke depan
"Emangnya kalau suatu saat ada perang yang maju cuma tentara saja, pesantren dengan kiai dan santrinya pastinya tidak akan tinggal diam dong, dan sejarah kemerdekaan republik ini penuh diwarnai oleh patriotisme pesantren" tukasnya.
"Maka, pesantren akan terus mendidik santri dengan akhlak dan ilmu serta kecakapan leadership, supaya santri-santri ini bisa menjadi pemimpin bangsa di masa depan dalam mengisi kemerdekaan, maka menjadilah santri yang jenderal, jenderal yang santri" imbuhnya disambut ucapan "amin" dan tepuk tangan hadirin.
Hal senada disampaikan Wakil Bupati Suyono bahwa dirinya mendukung Kecamatan Bandar dengan Tazakkanya dapat menjadi salah satu tujuan pendidikan masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia.
"Sekarang saja informasinya sudah lebih dari 20 provinsi dan juga ada yang dari luar negeri datang ke Batang ini untuk mondok di Tazakka, itu artinya Batang ini sudah menjadi tujuan pendidikan nasional dan internasional" imbuhnya.
Sedangkan Habib Luthfi Bin Yahya dalam tausiyah kebangsaan mengingatkan agar bangsa Indonesia jangan sampai kehilangan arah. "Ojo ngasi kepaten obor, sebab nanti bangsa ini berjalan dalam kegelapan sehingga kehilangan arah dan tujuan" paparnya.
Seharusnya, kata Habib Luthfi, kita menguasai berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya, sehingga kita tidak tergantung dengan bangsa lain dan bangsa luarlah yang harusnya tergantung pada Indonesia yang makmur ini.
Saat giliran Mayjen TNI Wuryanto menyampaikan ceramah, ia mengawali dengan mengapresiasi inisiatif diselenggarakannya Silaturahim Kebangsaan ini. Ia menyontohkan kebhinekaan dengan menyebut keragaman asal daerah santri Tazakka yang datang dari 21 provinsi.
"Keberagaman yang ditunjukan saat acara di ponpes Tazakka ini, dimana hadir warna-warni berkumpul semua di sini, berbagai ormas, LSM, saya melihat ini lengkap, ditambah santri di sini yang katanya berasal dari 21 provinsi, ini menunjukkan bahwa sudah 60% suku bangsa di Indonesia yang belajar di Tazakka, maka keragaman dan kebersamaan ini bisa menjadi contoh persatuan bagi bangsa Indonesia di daerah lain" katanya.
Ia juga menyitir salah satu visi Tazakka sebagai perekat umat telah sesuai dengan cita-cita luhur para pendiri bangsa. Ia mengaku sangat mengagumi keberagaman yang ada di Tazakka.
"Saya sengaja dari Kodam dengan mengajak banyak pimpinan di Kodam agar memberikan gambaran ke pimpinan bahwa pelaksanaan pendidikan di Pondok Modern Tazakka searah sejalan dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan searah dengan tugas TNI" ujarnya di hadapan sekitar 1700an hadirin.
Menurut Pangdam andaikan semua lembaga pendidkan di Indonesia seperti Ponpes Tazakka, maka bangsa Indonesia sudah mencapai kedamaian dari dulu. "Tazakka dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya di Indonesia," ujarnya.
Maka, disaksikan seluruh yang hadir, Pangdam meminta agar para santri, khususnya santri Tazakka bersedia masuk ke TNI, khususnya lewat jalur Akmil untuk memperkuat barisan TNI ke depan. "Saya sangat berharap ke depan ada santri-santri ini yang mau masuk ke Akmil, dan terus terang kami sangat membutuhkan mereka, apalagi di sini telah dididik akhlak, ilmu dan disiplin" pintanya disambut teriakan "siap" dari para santri.
Dalam kesempatan itu, Pangdam mengajak masyarakat agar tanggap dengan perkembangan teknologi agar Indonesia menjadi bangsa pemenang dalam kompetisi global.
Menurut Pangdam, perang masa depan adalah proxy war memperebutkan energi, sedangkan kita ini sangat kaya energi, maka kita akan dengan sendirinya menjadi incaran bangsa lain. Maka, kita harus hadapi dengan seluruh kekuatan kita yang ada, termasuk salah satunya adalah dengan kekompakan semua elemen bangsa.
Ditengah-tengah semua elemen masyarakat yang hadir, Pangdam meminta untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Di akhir tausiah kebangsaannya, Pangdam yang menggantikan Letjen TNI Tatang Sulaiman yang saat ini menjabat Wakasad mengingatkan agar jangan mau menjadi bangsa yang mudah diadu-domba. Jika TNI-Polri bisa diadu, elemen masyarakat bisa diadu, maka kehancuran bangsa akan terjadi, tegasnya.
Disela sela acara silaturahmi kebangsaan tersebut dilaksanakan acara penyerahan tanah hibah dari Yayasan Tazakka kepada TNI AD. Direncanakan tanah hibah dari Tazakka itu untuk relokasi Kantor Koramil Bandar. Penyerahan itu secara simbolik diterima langsung oleh Pangdam Mayjen TNI Wuryanto dari Ketua Yayasan H. Anta Masyhadi.
Kiai Anizar menjelaskan bahwa hibah tanah kepada TNI itu adalah salah satu komitmen Tazakka untuk bersinergi dan berkolaborasi antar sesama komponen bangsa untuk menguatkan Indonesia ke depan.
@by alam, media-center-tazakka
Sebelumnya:
Shalawat: Tanda Cinta kepada Rasulullah SAWBerikutnya:
Pangdam IV Diponegoro Kunjungi Tazakka