TAZAKKA – Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar-agama dan Peradaban, Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin mengunjungi Pondok Modern Tazakka, Ahad (26/11).
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu didaulat memberikan tausiyah pada Pengajian Rutin Ahad Pagi di Masjid Az-Zaky Pondok Modern Tazakka, di hadapan sekitar 1000an jamaah terdiri dari santri dan masyarakat.
Mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah itu tiba di Tazakka disambut marching band dan pagar betis barisan santri sebelum bertemu dengan Pimpinan Pondok, Ketua Yayasan, para guru dan tokoh-tokoh masyarakat setempat di Kantor Pimpinan.
"Sudah setahun lebih saya tidak ke sini lagi, tapi saya selalu mengikuti perkembangan pondok ini, perkembangannya baik, dan cukup cepat karena pimpinan dan guru-gurunya adalah para penggerak semua, teruskan" ujarnya sesaat setelah tiba di Tazakka.
Usai beramah-tamah sejenak di Kantor Pimpinan, Pak Din didampingi Pimpinan Pondok menuju Masjid Az-Zaky. Kiai Anang Rikza Masyhadi, membuka pengajian Ahad Pagi dengan memotivasi santri. Menurutnya, Pak Din yang saat ini kiprahnya diakui baik di dalam negeri maupun di luar negeri tidak lain adalah seorang santri.
"Pak Din ini dulu santri seperti kita juga, seperti anak-anak santri kita ini, katanya Pak Din dulu pernah jadi Ketua Asrama dan juga Bagian Penerangan, nah pengalaman memimpin asrama itu kini diwujudkan dengan memimpin organisasi-organisasi internasional di dunia yang Pak Din ketuanya" terang Kiai Anang.
Jika dahulu di Bagian Penerangan, lanjut Kiai, Pak Din setiap sore berbicara pakai bahasa Arab dan Inggris di hadapan seluruh santri, maka saat ini Pak Din setiap saat malah bisa berbicara dengan masyarakat dunia dengan dua bahasa itu. "Maka, bekal bahasa asing, terutama Arab dan Inggris sangat penting untuk bekal menjadi pemimpin masa depan" tukasnya.
Dalam tausiyahnya, Pak Din menekankan hal yang sama. Ia mengaku bahwa capaian yang diraihnya saat ini 60% adalah berkat didikan dan bekal yang diterimanya di pesantren Gontor.
"Kalau mau jujur ya, dengan maksud tahaddus bin-ni'mah, saya bisa sekolah hingga ke Amerika dengan beasiswa, lalu diberi amanah memimpin organisasi Islam modern seperti Muhammadiyah selama 10 tahun, diberi amanah lagi menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI yang diantara anggotanya adalah 99 pimpinan ormas dan lembaga Islam di Indonesia, kemudian dipercaya menjadi Presiden Komite Asia untuk Agama dan Perdamaian yang berbasis di Tokyo, dan juga Presiden Konferensi Dunia untuk Agama dan Perdamaian yang berbasis di New York, dan lain sebagainya itu adalah saham terbesarnya berasal dari didikan pesantren" terangnya disambut tepuk tangan antusias para santri.
"Maka, kalian wahai para santri, berada di pesantren ini adalah pilihan sekaligus berada di jalan yang benar, jika kalian tekun belajar dan menerpa diri dengan didikan nilai-nilai yang ada di pesantren ini, maka saya yakin kalian bisa sukses menjadi pemimpin masa depan" imbuhnya.
Menurutnya, Gontor memberikan kunci untuk bisa belajar hidup dan menghadapi kehidupan. "Di Gontor meskipun kitabnya tebal-tebal tapi hampir semua tidak ada yang khatam, akan tetapi kita hanya distimulus saja dan diberikan kunci-kuncinya untuk membuka kitab-kitab lain, karena di Gontor dan juga Tazakka ini selain belajar cepat juga banyak hal harus dipelajari" paparnya.
Selain itu, tidak kalah pentingnya, kata Pak Din, baik di Gontor maupun di Tazakka ini mengajarkan etos dan semangat belajar, maka selalu didoktrinkan kepada santri: 'why not the best?', sehingga menurut Pak Din santri Gontor dan Tazakka itu dikasih tantangan dan amanah apapun insyaAllah bisa melaksanakannya.
Mengakhiri ceramahnya, Chairman of World Peace Forum atau Forum Perdamaian Dunia itu berpesan kepada seluruh jamaah agar terus berpikir maju sehingga dapat menampilkan wajah Islam yang moderat dan berkemajuan.
"Umat Islam harus maju pendidikannya, maju keilmuannya, maju kesehatannya, maju ekonominya, maju peradabannya, dan saya yakin Tazakka ini bida menjadi salah satu sarananya, maka, bapak ibu semua jangan ragu memondokkan anak atau cucunya di pesantren" pungkasnya.
Tausiyah Pak Din ditanggapi antusias oleh para santri dan jamaah yang hadir. Dua orang santri bernama Alif Mustafa VI dan Amri Wardani kelas V masing-masing mengajukan pertanyaan dalam bahasa Arab dan Inggris tentang kiat sukses menjadi pemimpin dunia. Pak Din mengapresiasi kedua pertanyaan itu dan memuji kefasihan bahasa yang disampaikan keduanya.
Dalam closing statementnya Kiai Anang menyampaikan bahwa Pak Din Syamsuddin adalah salah satu aset bangsa, bahkan aset dunia, dan inilah bentuk sumbangan riil pesantren untuk bangsa dan dunia, yaitu melahirkan kader-kader bangsa terbaik untuk berkhidmat pada umat manusia.
"Mohon didoakan sepuluh atau dua puluh tahun lagi akan lahir Din Syamsuddin-Din Syamsuddin baru dari Tazakka" tegasnya sembari diamini oleh para jamaah.
Kunjungan alumnus Gontor dan University of California, Los Angeles AS itu menurut Kiai Anizar selain ke Tazakka juga dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Batang.
"Meskipun Pak Din adalah Mantan Ketum PP Muhammadiyah, akan tetapi Pak Din sudah menjadi milik bangsa ini bahkan miliknya dunia, maka setiap kunjungannya ke daerah harus bisa dimanfaatkan secara maksimal" pungkasnya. @alam-mahardika, mediacenter
Sebelumnya:
Menjadi Benar, Bukan Sekedar Tahu KebenaranBerikutnya:
Sinergi Tazakka – Pangdam – Kapolda