TAZAKKA – Dalam rangka HUT TNI ke-72, Pondok Modern Tazakka mengambil inisiatif menyelenggarakan Tasyakuran yang dikemas dalam bentuk Silaturahim Kebangsaan, Selasa malam (10/10). Hadir dalam acara tersebut: Danrem 071/Wijayakusumah Kol. Inf. Suhardi, Bupati Batang H. Wihaji dan Wakil Bupati H. Suyono, Dandim Batang Letkol. Inf. Fajar Nugraha, Dandim Pekalongan, Wakapolres Batang, para Danramil dan Perwira Kodim serta Kapolsek dan Perwira Polres, SKPD Pemkab Batang, Camat Bandar dan beberapa Kepala Desa di wilayah Kecamatan Bandar. Juga perwakilan dari Kajari dan PN serta Kapala BNN Batang.
Selain itu, dari unsur ulama hadir Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Ketua MUI Batang KH. Abdul Faqih, Ketua FKUB Batang Drs. H. Subkhi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Batang Drs. H. Nasikhin, MH yang juga Sekda Kab. Batang, Ketua RMI Tegal KH. Syamsul Arifin, para kiai pengasuh pesantren yang tergabung dalam Forum Silaturahim Kiai-kiai Muda (FSKM) se-Jateng, dan ketua-ketua ormas Islam di wilayah Batang dan sekitarnya.
Adapun dari unsur masyarakat dan LSM, ada Pemuda Pancasila beserta Srikandinya, Pagar Nusa Pekalongan, LBH Lindu Aji, FPI, GPK, Banser Tegal yang mengawal kiai-kiai FSKM Tegal Brebes, Kokam, FKPPI, GMBI, Barisan Roban, dan HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Batang dengan tokohnya H. Karbukti dan Mbah H. Urip. Tak ketinggalan Menejemen BPI yang merupakan kontraktor Pembangunan PLTU Batang yang diwakili H. Ari Wibowo dan H. Susilo nampak hadir pula.
KH. Anizar Masyhadi dalam sambutannya sebagai tuan rumah menekankan pentingnya persatuan dan kebersamaan. Menurutnya, persatuan bangsa ini tidak boleh robek, jangan sampai seperti negara-negara lain yang dahulunya besar dan berwibawa serta disegani di seluruh dunia, namun karena perpecahan dan perang saudara akhirnya kini menjadi negara gagal.
"Maka, Tazakka mengambil inisiatif untuk acara ini dengan mengambil momentum HUT TNI untuk merekatkan umat dan bangsa agar tetap solid dan kuat" ujarnya.
"Tazakka telah mendedikasikan dirinya sebagai perekat umat, maka apapun kelompoknya masuk ke Tazakka ini harus bisa cair, guyup dan rukun, di sini kita tidak lagi membahas perbedaan golongan dan madzhab, apalagi perbedaan parpol dan profesi, tapi di sinilah tempatnya kita sebagai umat dan bangsa membicarakan masa depan Indonesia" pekiknya di hadapan hadirin.
Hal senada disampaikan oleh Pengasuh PM Tazakka, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA. Menurutnya, kebersamaan seperti ini mahal nilainya, dan inilah yang dirindukan umat dan bangsa kita saat ini. "Tentara dan masyarakat guyup seperti ini kayaknya tidak ada di dunia manapun, di Indonesia kompak bisa duduk bareng, ngaji bareng, kerja bakti gotong royong bareng, saya tidak menemukannya di negara lain, ini khas Indonesia dan inilah kekuatan kita" ujarnya.
Acara ini, kata Kiai Anang bermula dari diskusi ringan Kiai Anizar dengan Dewan Pembinan Yayasan Tazakka Habib Luthfi bin Ali bin Yahya ketika berada didalam kamar beliau. "Beliau dawuh kepada Tazakka agar bersama masyarakat ikut merayakan tasyakuran HUT TNI ke-72, bahkan beliau sendiri yang meminta disertakan namanya sebagai yang ikut mengundang" terangnya.
Kiai Anang menambahkan bahwa masyarakat masih mencintai TNI sebagai garda terdepan pertahanan negara. "Dari dulu sampai sekarang, masyarakat dan TNI selalu kompak, nanti insyaAllah HUT Polri juga akan kita tasyakuri dengan cara kebersamaan seperti ini" lanjutnya.
Kiai alumnus Al-Azhar Kairo dan UGM itu juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat majemuk dari sisi etnis, suku, bahasa dan adat-istiadat. "Ada 300 lebih etnik, 1300 lebih suku bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah, dan kita selama ini sukses mengelola kemajemukan itu, dunia mengakui dan ingin belajar dari kita" paparnya.
"Jadi, kita ini ibarat imam-nya dunia dari sisi keragaman dan persatuan dan kesatuan bangsa, maka kita tahan kita jaga jangan sampai batal, nanti makmumnya bingung dan bubar" imbuhnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa, menurut Pengasuh Tazakka itu, karena adanya Islam yang mengakar di bumi nusantara ini. Jadi, Islam telah mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa kita sadari, dan tanpa kita harus menjadi negara Islam.
Ia menegaskan bahwa jika ingin melihat contoh Islam yang rahmatan lil alamin, datanglah ke Indonesia. Ibaratnya, maqom kita dalam hal toleransi dan kerukunan umat dengan umat Islam sebagai mayoritas yang mengayomi adalah maqom guru, maka tidak perlu sok-sokan mengajari kita dalam masalah toleransi ini.
"Maka, nasionalisme itu bagi umat Islam sudah selesai dan itu menjadi bagian tak terpisahkan dari keimanan dan keberagaman mereka. Islam dan nasionalisme itu satu tarikan nafas, maka jangan ada lagi yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme karena itu pembodohan" cetusnya.
Di akhir sambutannya beliau menekankan Indonesia seperti apa yang akan kita wariskan kepada generasi mendatang. "Kita harus mewariskan kepada anak cucu Indonesia yang maju, kuat, bermartabat dan unggul" pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Batang, H. Wihaji, S Ag, M.Pd menyambut baik gagasan tasyakuran HUT TNI yang diinisiasi Tazakka. "Saya melihat ini tradisi baru yang sangat bagus, kompak dan sinergi masyarakat dengan TNI, dan saya pandang Tazakka mampu melakukan kerja-kerja besar menyatukan umat dan bangsa ini, selamat kepada Tazakka" ujarnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga Indonesia dari ancaman ideologi yang akan merongrongnya. Menurutnya, menjadi tantangan para tokoh agama, ulama dan pemimpin untuk terus menerus memberi pencerahan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah. Sebagai Kepala Daerah, ia meminta untuk didampingi ulama dalam membangun Kabupaten Batang.
Bupati Batang juga menegaskan bahwa Batang harus maju dan dikelola dengan baik. Ia menambahkan bahwa di Dukuh Cepoko, Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar akan dibangun kampus Universitas Diponegoro yang berpusat di Semarang. "Bandar ini ke depan kita proyeksikan menjadi kawasan pendidikan yang maju dan bertaraf nasional maupun internasional" cetusnya.
Menaggapi sambutan Bupati, tokoh HNSI H. Karbukti kepada awak media menyampaikan bahwa sudah jelas Kecamatan Bandar ini akan dijadikan sebagai kawasan pendidikan, jauh dari usaha peternakan sapi yang selama ini terus dipaksakan oleh orang luar Batang.
Dalan sambutannya, Danrem 071/Wijayakusuma Kol. Inf. Suhardi juga mengapresiasi acara yang diselenggarakan di Tazakka itu. Menurutnya, selama dilantik menjadi tentara tahun 1990 baru kali ini ada HUT TNI diselenggarakan oleh masyarakat, dan TNI diundang untuk itu.
"Selama jadi tentara 27 tahun, baru kali ini saya diundang oleh masyarakat untuk menghadiri HUT TNI, biasanya saya yang ngundang, ini malah diundang, apalagi ini oleh pesantren, luar biasa. Semoga ini bisa ditiru seluruh penjuru nusantara" ujarnya.
Ia memaparkan bahwa akhir-akhir ini ada upaya-upaya untuk mencerai-beraikan bangsa terutama dengan masifnya berita bohong di medsos dan upaya lain untuk menghambat kemajuan Indonesia. Dalam persaingan global bangsa maju akan memperebutkan SDA yang ada dan di Indonesia semua tersedia. "Ibaratnya, Indonesia ini gadis cantik yang menjadi rebutan semua lelaki" tukasnya.
Kolonel Suhardi mengingatkan pesan Panglima Besar Jenderal Sudirman agar jangan menjadi penghianat bangsa dengan cara keluar dari ikatan kebangsaan, seperti halnya lidi yang terpisah dari ikatan sapu. "Sebatang lidi tidak akan berarti apa-apa tetapi sebatang sapu dapat membersihkan semuanya, kita satukan lidi-lidi bangsa untuk menjaga bangsa ini menumbuhkan kegotongroyongan yang menjadi ciri khas bangsa ini agar maju dan sejahtera" tandasnya.
Maulana Habib Luthfi bin Yahya dalam tausiahnya mengingatkan bahwa bersyukur jangan hanya dengan lisan saja. Tetapi, bersyukur harus diwujudkan dalam tindakan nyata dan kerja keras untuk memajukan bangsa ini.
Ulama kharismatik dari Pekalongan itu menekankan pula agar bangsa ini jangan lupa dan melupakan sejarahnya sendiri. "Ojo ngasi kepaten obor, kelangan obor (jangan sampai obor penerang kita mati, apalagi hilang)" pesannya.
Sebab, jika obornya mati atau hilang maka bangsa ini akan berjalan tak menentu arahnya, seperti dalam gelap gulitanya malam. Menurutnya, Indonesia sangat kuat, maka jangan sampai diobok-obok oleh bangsa lain, untuk itu jangan sampai negara ini dijual dan segala kekurangan bangsa harus diperbaiki bersama-sama.
Habib menekankan bahwa seharusnya semua elemen bangsa ini meniru lautan, yang mempunyai jati diri tetap asin walaupun digeruduk oleh ribuan sungai dan air banjir sekalipun. Jati diri sebagai bangsa Indonesia yang majemuk, ramah, toleran dan saling gotong royong inilah yang harus dipertahankan, tidak boleh luntur dari seluruh anak bangsa Indonesia.
"Jangan sampai TNI, Polri dan ulama dibenturkan, apalagi antar ulama sendiri diadu-domba, itulah cara menggembosi bangsa ini. Andaikata saya, misalnya, dizinkan menjadi juru bicara para pahlawan pendahulu itu, saya akan katakan: jangan kecewakan kami" pungkasnya.
Beberapa tokoh yang hadir juga ikut memberikan statemennya pada Silaturahim Kebangsaan malam itu. Ketua Muhammadiyah Batang H. Nasikhin mengutip Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin, bahwa dalam tubuh Muhammadiyah mengalir darah TNI, dan dalam tubuh TNI mengalir darah Muhammadiyah.
"Salah satu kader TNI yang berasal dari Muhamadiyah adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman, salah seorang pahlawan yang berjuang mengusir penjajah dengan spiritualitas yang tinggi. TNI dan Polri serta masyarakat ke depan harus semakin kuat."
Ketua RMI Tegal yang juga merupakan salah satu Ketua Forum Silaturahim Kiai Muda Pengasuh Pesantren se Jawa Tengah, KH. Syamsul Arifin mengapresiasi inisiatif Tazakka yang berhasil merekatkan semua elemen masyarakat. "Inilah peran nyata pesantren untuk Indonesia, dan tentu saja inilah peran ulama, dari dulu ulama selalu mengayomi dan mempersatukan, maka bangsa ini jangan sampai jauh dari ulama dan pesantren agar tetap utuh ke depan" ujarnya.
Sedangkan Ketua MUI dan Ketua FKUB keduanya menekankan pentingnya memelihara ukhuwah diantara semua anak bangsa. "Jangan berantem sendiri, tugas kita masih banyak untuk menyejahterakan rakyat dan bangsa ini" ujar KH. Abdul Faqih.
Acara yang dihadiri sekitar 500an tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai unsur itu diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh KH. Anang Rikza Mashyadi bersama Habib Lutfi bin Ali bin Yahya yang selanjutnya diserahkan kepada Danrem 071/Wk Kol. Inf Suhardi dan ditutup dengan menyanyi bersama lagu Merah Putih serta perfotoan bersama. @alam-mediacenter
Sebelumnya:
Nobar Di Bandar Pecahkan RekorBerikutnya:
Kedudukan Rasulullah SAW Di Hadapan Allah SWT