TAZAKKA – Bulan Syawwal selalu dimeriahkan dengan tradisi halal bi halal atau syawalan oleh masyarakat. Tak ketinggalan, tradisi itu dilakukan pula oleh para alumni haji dari KBIH Muzdalifah di bawah payung Yayasan Tazakka.
Pada Ahad (23/7) kemarin, tercatat ada 3 angkatan yang mengadakan reuni, yaitu: alumni haji tahun 2011, 2012 dan 2013, di tempat yang berbeda: Gringsing, Tersono dan Batang. Minggu sebelumnya, pada Ahad (16/7), angkatan alumni haji 2015 telah lebih dahulu menggelar halal bi halal.
Namun demikian, Ustad H. Oyong Sufyan, Lc., MA menyatakan bahwa reuni-reuni angkatan tersebut tidak sekedar temu kangen dan acara seremonial, tetapi selalu mentradisikan gerakan zakat dan wakaf.
Peraih gelar Master of Arts dari UGM itu menyatakan bahwa telah menjadi semacam kurikulum di bimbingan KBIH Muzdalifah, yaitu para pembimbing haji akan selalu menanamkan bahwa barometer kemabruran adalah kebaikan-kebaikan yang dijalankannya setelah kembali dari Tanah Suci.
"Jadi, bukan sekedar membimbing teknis ibadah saja, tetapi bagaimana selama 40 hari mereka bersama pembimbing mindsetnya harus berubah, termasuk cara pandangnya terhadap kehidupan ini" tandasnya.
"Bahkan Kiai Anang selalu memberi pertanyaan kepada para jamaah haji oleh-oleh haji itu apa, dan beliau selalu mencontohkan dua ulama besar bangsa ini, Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Haji Hasyim Asyari, keduanya mendirikan Muhammadiyah dan NU sepulang dari Tanah Suci, jadi oleh-olehnya adalah karya besar untuk umat ini, maka oleh-oleh haji adalah ide, gerakan dan monumen abadi di tengah-tengah masyarakat" papar Ustadz Oyong.
Dikatakannya bahwa dalam kegiatan rutin yang mereka gelar, gerakan zakat dan wakaf serta program-program positif keumatan lainnya telah menjadi lifestyle para alumni haji KBIH Muzdalifah.
H. Sukardi, salah seorang alumni haji 2013 mengatakan bahwa setiap reunian otomatis ada zakat dan wakaf yang disisihkan bersama angkatannya. Menurutnya, selain sudah komitmen, memang nilai-nilai dan pemahaman itu telah melekat. "Jadi spontan otomatis saja ikut dalam program-program zakat wakaf yang ada" tuturnya di Gedung Pramuka Batang usai acara.
Hal senada disampaikan pula oleh H. Ahmad Kurdi, menurutnya gerakan zakat wakaf merupakan praktek sekaligus cara para jamaah haji untuk menjaga kemabrurannya.
"Saat kami selesai melaksanakan ibadah haji dulu, pembimbing selalu menekankan pentingnya membangun 'monumen kemabruran haji' yaitu dengan memperbanyak infaq dan shadaqah. Maka, kami tradisikan zakat dan wakaf untuk menjaga kemabruran haji kami" tandasnya di tengah acara reuni.
Hj. dr. Ida Susilaksmi, alumni haji 2012 pun demikian, bahwa menurutnya program-program zakat dan wakaf yang ditawarkan oleh Lazis Tazakka dipandangnya sebagai peluang.
"Ya, tiap ada program zakat dan wakaf, bagi kami itu peluang, maka sayang kalau dilewatkan begitu saja" ujar isteri dari H. Ir. Dwi Pranggono, M.Si yang juga salah seorang alumni angkatan 2012.
Ustadz H. Anizar Masyhadi yang mewakili KBIH Muzdalifah dalam tausiyahnya di hadapan alumni haji 2011, 2012 dan 2013 menegaskan kembali tentang barometer kemabruran haji.
"Setelah haji bukan selesai semuanya, tapi esensi hajinya adalah apa yang kita lakukan setelah berhaji? Maka, menjadi haji harus bermanfaat bagi masyarakatnya. Contohnya adalah mewakafkan sesuatu ke sebuah lembaga atau memberi zakat kepada para fakir miskin. Jangan hanya mengadakan perkumpulan kangen-kangenan tetapi tidak ada manfaatnya" tegasnya.
Beliau juga menyampaikan kesyukurannya atas apa yang dilakukan oleh para alumni tersebut karena memiliki program-program yang terencana dan sangat bermanfaat, ada gerakan wakaf kolektif dan zakat serta gerakan kebaikan-kebaikan lainnya.
"Kan memang ciri haji mabrur itu, kata Rasul, cirinya ith'amut thoam wa ifsya'us salam, memberi makan orang artinya gemar membantu kesulitan orang lain, dan menebar salam artinya membuat damai dan tenteram lingkungan" tandasnya.
Dikatakan oleh Ustadz Anizar bahwa selama ini kontribusi alumni haji KBIH Muzdalifah dalam zakat dan wakaf ke pondok sudah tak terhitung lagi. Menurutnya, jika dikolektifkan sejak alumni 2005 hingga 2016 ini, bukan lagi hitungan ratusan juta tapi telah mencapai milyaran rupiah dalam bentuk gedung-gedung asrama, kelas, MCK, termasuk perluasan tanah dan lain-lain.
"Belum lagi gerakan zakat dan wakaf mereka di lingkungannya masing-masing, maka potensi ini sebetulnya besar jika umat bisa memanfaatkannya" ujarnya.
Sampai hari ini, kontribusi para alumni haji KBIH Muzdalifah terus mengalir. Ustadz Subhi Mahmassani selaku Koordinator Wakaf Lazis Tazakka menyatakan bahwa gerakan zakat wakaf mereka dilakukan dengan cara yang beragam, ada yang tunai, autodebet zakat dan wakaf, wakaf kolektif, wakaf manfaat, dan wakaf profesi, bahkan ada yang menjadi orang tua asuh dalam program beasiswa dhuafa berprestasi. @alam-mahardika (Media Center Tazakka)
Reuni-reuni alumni haji KBIH Muzdalifah tiap angkatan selalu mentradisikan gerakan zakat dan wakaf. Kontribusi mereka kepada Pondok terus mengalir hingga kini. Gerakan zakat dan wakaf telah menjadi lifestyle para haji
Sebelumnya:
TPQ AL-Asyraf Adakan Registrasi UlangBerikutnya:
Qurban Tanda Takwa