TAZAKKA – Cadangan sumber energi Indonesia menjadi incaran bangsa asing. Demikian poin penting yang disampaikan oleh Dandim 0736 / Batang, Letkol. Inf. Fajar Ali Nugraha pada Seminar Ketahanan Bangsa di Pondok Modern Tazakka, Bandar Batang, Senin sore (28/11).
Menurut Fajar persaingan global adalah perebutan energi, sebab penduduk dunia yang telah mencapai 7 Miliar sementara daya tampung sesungguhnya hanya sekitar 4 Miliar jiwa saja. "Maka bangsa-bangsa yang kaya akan cadangan energi pasti akan menjadi incaran bangsa-bangsa lain, dan Indonesia adalah salah satu bangsa yang cadangan energinya paling banyak di dunia" ujarnya.
"Maka dari itu, ketahanan bangsa harus diperkuat dari segala sisi, baik pertahanan keamanan, politik, sosial, budaya, ekonomi maupun pendidikannya" lanjutnya.
Bertempat di Aula Gedung Rabithah, Seminar yang diikuti oleh 100an santri senior diisi langsung oleh Dandim 0736 Batang, Letkol Inf. Fajar Ali Nugraha, S.Sos. mengambil tema "TNI dan Pesantren Bertekad Mempertahankan NKRI untuk Mewujudkan Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghofur". Hadir pula dalam seminar tersebut Muspika Bandar dan Danramil se-Batang serta beberapa dewan guru dan anshor.
Dandim Fajar menjelaskan ancaman dan tantangan Indonesia masa depan secara detail. "Ancaman itu berupa aktivitas militer Amerika Serikat di Darwin yang jaraknya sangat dekat dengan kepulauan Indonesia Timur, dimana di sana ada Freeport, ya pasti tidak lain untuk menjaga itu" ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa gerakan negara-negara persemakmuran Inggris di dekat Indonesia, kemudian Cina yang ingin menguasai Laut Cina Selatan yang sejatinya milik Indonesia, juga Gerakan ISIS yang menyasar Pulau Jolo di utara Kalimantan sebagai pusat kegiatannya, semuanya itu adalah bagian dari tantangan nyata bangsa ini.
Selain itu, menurut Dandim Fajar ancaman narkoba juga luar biasa. Narkoba inilah yang menghancurkan generasi muda Indonesia. "Anak-anak muda kita dirusak dengan narkoba, sehingga mereka menjadi generasi yang lemah, kalau sudah begitu tidak bisa lagi diharapkan menjadi pemimpin di masa depan" ujarnya.
"Ada pula ancaman persaingan ekonomi, dimana SDA Indonesia sangat melimpah dan menjadi sasaran investor asing" tambahnya.
Dandim Fajar berpesan agar semuanya berhati-hati dengan desain opini media yang digunakan untuk melemahkan persatuan bangsa. Di bagian akhir paparannya, dirinya mengajak semua yang hadir untuk bergotong royong untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang.
Sementara itu, Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA menyampaikan pandangannya selaku keynote speaker. Menurutnya, di dalam kemerdekaan Indonesia ada peran besar ulama dan pesantren.
"Sejarah ini jangan dilupakan atau dinafikan. Maka, tidak perlu diragukan lagi bahwa pesantren selain akan mengisi kemerdekaan negeri ini juga pasti akan menjadi garda terdepan dalam mempertahankan NKRI" tandasnya.
Kiai Anang juga berpesan kepada para santri sebagai peserta seminar untuk bersiap diri menghadapi persaingan global. "Tantangan global sangat besar, maka kalian harus survive menghadapi itu" jelasnya.
"Kita ini bukan defisit pemimpin, tapi defisit kepemimpinan. Dan kalian, para santri ini adalah stok pemimpin masa depan yang memiliki jiwa dan mental pemimpin. Indonesia ke depan harus dipimpin oleh para santri" tutupnya dengan diamini seluruh peserta disambut tepuk tangan penuh semangat.
Sebagai closing statement Kiai Anang menyampaikan tentang makna jihad yang sesungguhnya. "Dalam Al-Quran ada kata jihad dan qital. Kalau jihad itu berani hidup, bukan berani mati. Baru kalau qital artinya berani mati, hanya kita mau qital dengan siapa?" ungkapnya.
"Saya yakin, bahwa apa yang tejadi di Suriah, Iraq, Mesir dan negara konflik lainnya, tidak akan terjadi di Indonesia. Betapapun sulit dan tingginya tensi ketegangan antar kelompok di Indonesia ini, pada akhirnya selalu menemukan jalan keluar" imbuhnya.
"Maka, kalian adalah aset bangsa masa depan yang harus menjadi perekat umat untuk mempertahankan keutuhan NKRI ini. Kalian lebih berhak untuk memimpin dan memenej bangsa ini kedepan, kita tidak rela bangsa ini diserahkan begitu saja pengelolaannya kepada asing" pungkasnya seraya diamini oleh seluruh santri yang hadir. @alam-mediacenter