TAZAKKA – Alhamdulillah, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Jumat 28 Oktober, para pemuda pengasuh pesantren di Jawa Tengah mencoba melakukan gerakan untuk masa depan umat dan bangsa melalui pesantren.
Para pemuda pengasuh pesantren tersebut sepakat membentuk wadah silaturahim yang diberi nama Forum Silaturahim Kiai Muda (FSKM) se-Jawa Tengah.
Diawali dengan SEMINAR Kemandirian Ekonomi Pesantren, PELANTIKAN Pengurus FSKM dilaksanakan di PP Al-Anwar 3, Sarang, Rembang berlangsung khidmat.
Hadir antara lain: Penasehat FSKM, KH. Maemun Zubair, Syaikh Dr. Mahmud Syahatah, Rais Am Syuriah PWNU Jateng KH. Ubaidilah Sodaqoh dan Ketua PWNU Jateng KH. Abu Hapsin, Ph.D.
Adapun Penasehat FSKM lainnya adalah Maulana Habib Lutfi bin Yahya, namun berhalangan hadir karena waktu dan kesehatan. "Namun, malam sebelumnya kami sempat sowan ke kediaman Beliau utk mohon doa restu" ujar KH. Akomuddin Sofa, Lc Ketua FSKM.
Ketua Dewan Pembina FSKM, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang di hadapan sekitar 300an kiai muda pengasuh pesantren se-Jawa Tengah yang hadir mengatakan bahwa FSKM berawal dari percikan ide para kiai muda pengasuh pesantren dalam merumuskan peran masa depannya untuk umat dan bangsa ini. "Obrolan intensif dan akhirnya ide tersebut menggeling dan direspon positif oleh yang lain, jadi ada komitmen bersama untuk memperjuangkan pesantren dalam konteks keumatan dan kebangsaan" ujarnya.
Anggota Dewan Pembina lain adalah KH. Idror Maemun Zubair dari Sarang, Rembang yang merupakan putra bungsu KH. Maemun Zubair dan H. Teguh Suhardi seorang saudagar dari Pekalongan. "Ini adalah komposisi kolaborasi dan sinergi antara ulama dan saudagar seperti halnya dakwah Rasul di Makkah dan Madinah yang selalu didampingi oleh para sahabat saudagar, ini merupakan sunah Rasul dalam dakwah dan pergerakan" lanjutnya.
Kiai Anang dalam sambutannya pada acara pelantikan tersebut menyampaikan bahwa Visi FSKM adalah: Berkhidmah untuk umat melalui pesantren. "FSKM insya Allah akan terus berkhidmah untuk umat lewat pesantren, lewat pendidikan. Inilah khittah kami di FSKM. Sebagaimana halnya ada pula umat Islam yang berkhidmat melalui politik, melalui ekonomi dan lain sebagainya, nah kami akan berkhidmah melalui pesantren" tandasnya.
Menurutnya, bidang garapan FSKM ada 3, yaitu: Bidang Ekonomi, Pendidikan dan Media. Bidang Ekonomi adalah ikhtiar utk memajukan dan memberdayakan ekonomi umat berbasis pesantren melalui berbagai usaha ekonomi kreatif dan pemberdayaan potensi zakat dan wakaf umat.
Adapun bidang pendidikan adalah ikhtiar utk melakukan pemetaan keilmuan di pesantren-pesantren, meningkatkan kajian-kajian strategis utk umat dan bangsa melalui pesantren, dan upaya mendorong anggota FSKM untuk memanfaatkan peluang regulasi pesantren muadalah yang telah digagas oleh Kementerian Agama sebagai wujud regonisi pemerintah terhadap eksistensi pesantren dengan segala kekhasannya.
Adapun bidang media adalah ikhtiar pesantren untuk ikut mengisi ruang publik dg informasi-informasi dan nasehat-nasehat ulama yang menyejukkan yang akan menjadi oase spiritual dan sosial umat dan bangsa di tengah suasana seperti sekarang ini. Pesantren harus melek media utk ikut mengambil peran dalam rangka mencerdaskan bangsa.
Sebelumnya dilaksanakan seminar pemberdayaan ekonomi dan seminar pendidikan. Seminar ekomoni dengan narasumber H. Teguh Suhardi dan H. Toto Sukasmanto ahli marketing yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur Keuangan dan Marketing RS. QIM Batang.
"Tadi disebutkan ada 27.300an pesantren se-Indonesia, dan 78%nya ada di Pulau Jawa, dengan jumlah santri hampir 4 juta. Dalam perspektif ekonomi, ini adalah potensi dan peluang yang harus kita berdayakan" ujar Teguh.
Menurut Teguh, menimbang adanya potensi besar tersebut pesantren sudah saatnya memikirkan dan melakukan terobosan ekonomi kreatif untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga tidak terlalu bergantung pada proposal bantuan.
Hal senada disampaikan pula oleh Toto bahwa jumlah pesantren dan santrinya telah menciptakan market tersendiri yang sangat segmented. "Mestinya, ke depan kita pikirkan untuk menciptakan sendiri industri pesantren agar pesantren bisa mandiri dan survive" tandasnya.
Sementara itu dalam seminar pendidikan menghadirkan narasumber KH. Dr. Abdul Ghofur Maemun dan KH. Ahmad Bahaudin. "Pesantren zaman dahulu dan yang akan datang memiliki tantangan yang berbeda, maka dari itu menurut Gus Ghofur perlu pemetaan kajian di pesantren. "Harapan kita pesantren ke depan dapat melahirkan ekonom, dokter dan ahli-ahli lain di luar bidang keagamaan yang selama ini menjadi core pesantren" ujarnya.
Mbah Maemun sendiri sangat mendukung keberadaan FSKM ini. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa gerakan anak-anak muda pengasuh pesantren ini sangat penting untuk masa depan.
"Saya melihat ini insya Allah berbarokah: karena terjadi pada hari Jumat, bertepatan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober dan juga oktober adalah bulan hijrahnya Nabi, jadi ini momentum sangat tepat. Saya menyambut baik dan sangat mendukung" tandas Beliau.
"Mohon doanya, semoga silaturahim dan ukhuwah antar pesantren ini dapat terus solid dalam berkhidmah untuk umat dan bangsa. Juga mohon doa agar selalu mendapat bimbingan dan pertolongan Allah SWT" pinta Gus Akomuddin Sofa. @by alam – media center tazakka