Grand Syaikh Al-Azhar Diterima Presiden Jokowi

Grand Syaikh Al-Azhar Diterima Presiden Jokowi

TAZAKKA – Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad­ Muhammad­ Ahmad Ath-Thayyeb beserta delegasi Majelis Hukama­ Al-Muslimin di Istana Merdeka, Senin (22/2). Dalam pertemuan tersebut, Presiden menyampaikan apresiasinya kepada Grand Syaikh Al-Azhar kunjungannya ke Indonesia.

Presiden didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shibab, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH. Hasyim Muzadi, dan Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir.

“Presiden sampaikan selamat datang dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan Grand Syaikh Al-Azhar berkunjung ke Indonesia,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang memiliki­ kedekatan dengan Indonesia dikarenakan banyaknya jumlah­mahasiswa Indonesia yang belajar di sana, Presiden mengharap­kan agar Grand Syaikh dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat muslim Indonesia dalam kunjungannya kali ini.

“Secara khusus Bapak Presiden sampaikan agar Syaikh ­dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat muslim di Indonesia­ dalam kunjungannya ini dan seterusnya dapat membimbing mahasiswa Indonesia di Mesir di bawah Al-Azhar untuk kembali sebarkan paham Islam moderat yang jauh dari ekstremisme,” tegas Alwi Shihab yang mendampingi Presiden.

Pada pertemuan tersebut, Presiden mengucapkan terima kasih atas pemberian beasiswa kepada sebagian besar mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Universitas ­Al-Azhar, dan kiriman para mab’uts (utusan) Al-Azhar ke Indonesia yang ikut menyebarkan pemahaman keislaman yang moderat. Dalam ­kesempatan itu, lanjut Alwi, Presiden menyampaikan akan membalas kunjungan balasannya ke Mesir setelah beberapa bulan yang lalu Presiden Al-Sisi yang telah mengunjungi Indonesia.

Kunjungan enam hari Grand Shaikh Al-Azhar di Indonesia menjadi penting dalam kerangka membentuk koalisi besar para pemimpin Islam untuk membentengi umat dari radikalisme, dari pengaruh Syiah di negara-negara Sunni, dan dari paham-paham menyesatkan lainnya. Juga untuk mempromosikan bahwa Islam itu toleran, ramah, dan cinta perdamaian, namun tegas manakala umat Islam dizalimi. Karena itu, Al-Azhar pun mengecam penjajahan Israel atas bangsa Palestina, penindasan Pemerintah Myanmar atas Muslim Rohingya, dan penindasan Pemerintah Cina terhadap Muslim Uyghur.