TAZAKKA – Peresmian Gedung Al-Madinah Pondok Modern Tazakka oleh H. Edi Suyitno dari Klub MOGE dari Jakarta, Sabtu (23/8) dihadiri pula oleh ulama dan tokoh, diantaranya; Syaikh DR.Rajab Deeb, Syaikh DR. Mahmud Syahathah, Sayyid Omar Deeb, Mr. Abu Qasim, Duta Besar KH.Muzammil Basyuni, Wakil Walikota Pekalongan, H. Alf Arslan Djunaid, pejabat daerah, tokoh masyarakat setempat dan para santri serta Klub Moge Pekalongan.
Gedung Al-Madinah merupakan wakaf dari H. Edi Suyitno yang mengetuai Pirate Bikers Club (klub MOGE Jakarta). "Alhamdulillah gedungnya sudah jadi, dan saya kaget karena pembangunannya cepat sekali, 6 bulan" ujar Edi.
Pimpinan PM Tazakka, KH. Anang Rikza Masyhadi pun beberapa kali nampak terisak menahan tangis dan keharuan yang mendalam ketika memberikan sambutannya. Ia menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada wakif. “Ketika gedung ini selesai, saya melihat santri-santri dengan wajah gembira makan di tempat ini, saya berdoa mudah-mudahan dari gedung ini akan lahir jenderal yang santri, pengusaha yang santri, dokter yang santri, bahkan jika perlu presiden yang santri,” ujarnya sambil terisak haru dan membawa suasana hadirin pun larut dalam keharuan.
H. Edi Suyitno sebagai wakif menyampaikan rasa syukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepadanya. Di awal sambutannya ia bercerita bahwa ia memiliki sejumlah motor antik yang tidak ada manfaatnya jika hanya untuk dilihat dan dipamerkan. Kemudian beliau melelang koleksinya tersebut dan dalam waktu singkat terjual habis.
“Terima kasih kepada teman-teman yang telah membeli koleksi motor klasik saya, sehingga dari hasil penjualan tersebut saya wakafkan ke Tazakka dan bisa terwujud gedung ini,” paparnya.
Penamaan Gedung Al-Madinah yang pembangunannya menelan biaya sekitar Rp. 1,1 Miliar menurut Edi Suyitno, karena Kota Madinah adalah kota peradaban umat Islam dan tempat pertama kalinya ia bertemu dengan Ustadz Anang. "Kebetulan saya bertemu Kiai di Madinah dan lewat beliau saya mengenal Islam lebih jauh, Beliau mengusulkan memberi nama Al-Madinah dan saya setuju, pas sekali" ujarnya.
Ulama kharismatik Syaikh Dr. Mahmud Syahatah dari Suriah yang ikut menyaksikan peresmian itudalam tausiyahnya menyampaikan keutamaan sedekah jariyah (wakaf). "Sedekah untuk kepentingan pengembangan ilmu, atau sedekah kepada para penuntut ilmu merupakan sedekah yang pahalanya paling besar, karena hal itu hakekatnya adalah sedekah untuk masa depan umat" terangnya. Sementara Syaikh Rajab tidak kuasa menyampaikan sesuatu karena rasa haru membuat beliau tidak bisa berkata apa-apa.
Acara dilanjutkan dengan penandatangan prasasti oleh H. Edi Suyitno dan disaksikan Syaikh Dr. Rajab Deeb, KH. Anang Rikza Masyhadi, Dubes KH. Muzammil Basyuni, H. Alf Arslan Djuniad, H. Anta Masyhadi dan beberapa tokoh masyarakat.
Gedung Al-Madinah yang terdiri dari dua lantai tersebut saat ini digunakan sebagai dapur masak dan ruang makan santri, dan lantai dua digunakan untuk koperasi pelajar, kantin dan toko buku.
Terima kasih kepada teman-teman yang telah membeli koleksi motor klasik saya, sehingga dari hasil penjualan tersebut saya wakafkan ke Tazakka dan bisa terwujud gedung ini” (H. Edi Suyitno)
Sebelumnya:
Penugasan; KH. DR. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.ABerikutnya:
Koran Mini Tazakka Edisi 40