Insya Allah kita termasuk orang orang yang disebut al-mujahid fi sabilillah. Mujahid adalah orang yang membela agama Allah tanpa mengharapkan imbalan. Jihad sendiri berarti mengeluarkan kekuatan pikiran, tenaga, jiwa, maupun harta tanpa mengaharap materi. mengajar, membimbing, dan mendidik para murid hanya untuk mengharap ridho Allah subhanahu wata’ala merupakan bagian jihad di jalan Allah.
Insya Allah kita termasuk orang orang yang disebut al-mujahid fi sabilillah. Mujahid adalah orang yang membela agama Allah tanpa mengharapkan imbalan. Jihad sendiri berarti mengeluarkan kekuatan pikiran, tenaga, jiwa, maupun harta tanpa mengaharap materi. mengajar, membimbing, dan mendidik para murid hanya untuk mengharap ridho Allah subhanahu wata’ala merupakan bagian jihad di jalan Allah.
Ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA menyatakan orang-orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah SWT. Salah satunya adalah orang yang berjihad di jalan Allah. (al mujahid fi sabilillah) yang artinya sbb:
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang mengadakan kesepakatan dengan majikanya untuk merdeka, dan orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian diri.
Orang yang berjuang mengeluarkan seluruh daya dan upaya serta pikirannya mengajar, membimbing, memimpin, mengarahkan tanpa ada harapan keduniaan maka ia termasuk mujahid. Kita berjuang menegakkan kalimat Allah azza wa jalla, memberantas kebodohan, mengajarkan dan mendidik murid-murid tanpa ada rasa mengharapkan sesuatu kecuali ridha Allah SWT semata, insya Allah termasuk al-mujahid fi sabilillah. Maka Allah akan memberikan pertolongan kepada kita dengan berbagai macam pertolonganya.
Jika kalian menolong agama Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan meneguhkan pendirian kalian.
Demikian janji ayat al-Qur’an kepada orang-orang yang berjuang menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Budak atau hamba yang mengadakan kesepakatan dengan majikannya agar ia bisa merdeka dengan membayar sesuai yang ditentukan juga termasuk orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah. Saat ini budak sudah tidak ada lagi. Pada masa lalu budak bisa dari tawanan karena kalah dalam perperangan.
Adapun orang ketiga yang berhak mendapatkan pertolongan Allah adalah orang yang menikah dengan tujuan ingin menjaga diri atau lebih menjaga kesucian diri dari sebelumnya. Orang yang menikah dengan tujuan baik niscaya diberikan pertolongan oleh Allah. Sebetulnya orang yang beru menikah tidak punya apa-apa. Kalaupun kaya, maka yang kaya adalah orang tuanya. Jadi tidak ada orang yang menikah itu kaya atau dalam perkawinan sudah kaya. Maka dengan menikahnya dilandasi niat yang suci ia dari yang tidak punya menjadi punya.Memiliki satu anak, mampun memberikannya sandang pangan, papan dan mampu menyekolahkannya. Punya anak dua juga demikian, bahkan punya anak belasan juga mampu menafkahi dengan baik dan terpenuhi segala kebutuhannya. Itulah pertolongan Allah. Maka kita mesti yakin bahwa sesungguhnya Allah SWT Akan menolong kita.
Demikian tiga orang yang mendapatkan pertolongan dari Allah. Pertolongan Allah bermacam-macam, mulai dari kesehatan, iman yang terjaga, tidak berbuat maksiat, terbuka pintu rizki, mendapat tempat yang layak lagi baik dan sebagainya. Maka perjuangan dan jerih payah kita di Pondok tanpa ada harapan apa-apa, kecuali ridha Allah semata, baik mengawasi, mengajar, mengoreksi, dan mendidik itu semuat tdak akan sia-sia. Allah akan menolong kita dengan beragam pertolongan-Nya, baik pertolongan yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Akhirnya, segala perjuangan dan sesusahpayaan dengan tujuan Allah SWT ssemata akan mendapatkan pertolongan dari-Nya.3