Pengabdian di pondok pesantren dalam pandangan Bisri Tasudi adalah jihad fi sabilillah dan merupakan ibadah. “Sekecil apapun kontribusi untuk pesantren adalah bernilai ibadah. Saya salut dengan perjuangan Ustadz Anang, dari dulu sampai sekarang masih istiqomah, itulah yang menginspirasi saya untuk ikut berjuang” ungkapnya.
Bisri menambahkan bahwa dalam mengabdi di pesantren, Ustadz Anang
sering mengungkapkan bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. “Kata-kata itulah yang selalu memotivasi diri saya sehingga saya ingin terus berjuang di PM Tazakka dengan para kader serta masyarakat, semata-mata untuk meninggikan agama Allah” lanjutnya.
Selain di Pondok Modern Tazakka, bapak dua anak ini juga aktif dalam pembangunan masjid-masjid di wilayah Kabupaten Batang, khususnya di wilayah
Kecamatan Bandar. “Karena apa yang kita kerjakan akan kembali kepada diri kita, bila baik maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita demikian juga sebalik-nya,” imbuh bapak yang juga ahli sound system ini.
Menurut pria kelahiran 23 September 1956 ini, tidak ada yang tidak mungkin dari apa yang kita lakukan (nothing impossible). Kuncinya adalah kemauan yang kuat dan usaha maksimal didukung dengan doa. “Kerjakanlah bilamana pekerjaan itu baik dan bermanfaat bagi kita dan tinggalkanlah bilamana pekerjaan itu tidak baik dan tidak bermanfaat bagi kita” tukasnya.
Pria yang hobi melukis ini berpesan bahwa yang ada di dunia ini hanya milik Allah dan pasti akan kembali kepada-Nya, sehingga jangan sampai kita menyia-nyiakan hidup kita kalau tidak ingin ada penyesalan, karena penyesalan itu biasanya di akhir bukan di awal. Maka hidup sekali hiduplah yang berarti. (@ines)
Sebelumnya:
Pujo Laksono:“Hidup adalah Penantian Kematian”Berikutnya:
H. Mutatohirin;“HIDUP BUKAN HANYA BICARA”