Bapak Ir, H. Mukhlis Ariston adalah arsitek pembangunan Pondok Modern Tazakka, suatu hal yang sangat luar biasa, beliau mewakafkan ide fikiran dan ilmunya dalam proyek pembangunan Pondok Modern Tazakka, berikut wawancara redaktur KMT.
Sebagai insiyur bangunan dan arsitek di beberapa kota, Bapak tentu sibuk sekali dengan pekerjaan. Bagaimana mengatur waktunya?
Ya… memang memanage waktu itu gampang2 susah…tergantung komitmen kita terhadap apa yg akan kita lakukan, memang harus berbagi antara satu dengan yang lain waktu utk keluarga…waktu untuk proyek..waktu untuk ibadah….waktu untuk organisasi dll…memang tidak bisa sempurna, pasti ada yg harus diprioritaskan dan ada yg mengalah…, kadang saya baru libur klo dipaksa oleh Alloh dikasih saki, baru istirahat, ha.. ha…
Kami dengar, Bapak mengarsiteki bangunan-bangunan masjid yang dibangun oleh H. A. Zaky Djunaid dan Kospin Jasa. Tentu pengalaman yang menarik dan penuh perjuangan. Apa yang mendorong Bapak melakukan semua itu?
Awalnya saya berpikir bagaimana ilmu saya bisa memberikan manfaat kepada lingkungan dan agama kemudian saya menemukan firman Alloh bahwa :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Al Baqarah : 218)
Sebenarnya Allah memerintahkan orang yang ber-Iman untuk berjihad (berjuang) dijalan Allah dengan harta dan diri mereka. Jika tidak mampu dengan harta dan diri, berjuanglah dengan harta saja atau dengan diri (badan) saja.
Orang yang mempunyai harta namun tidak punya waktu silahkan berjuang dengan hartanya. Orang yang tidak punya harta namun mempunyai banyak waktu dan keahlian silahkan berjuang dengan badannya sendiri.
Orang yang punya harta akan membiayai orang yang tidak punya harta, sementara para ahli dan orang yang memiliki waktu banyak akan menerima pembiayaan dari para hartawan tersebut, itulah sinergi antara orang yang mempunyai harta dengan orang yang tidak memiliki harta dalam jihad fiisabilillah.
Karena bidang saya adalah arsitektur seni bangunan maka saya akan mengamalkan ilmu saya lewat karya-karya saya yg bersinggungan dengan bangunan, Alhamdulillah saya bertemu dengan Pak ZakyArslan Djunaid dan Pak Andy. Saya ucapkan terimakasih kepada beliau yang mempercayakan pada saya untuk membangun atau mendesign masjidmasjid , karena melalui beliaulah saya bisa “titip/nunut” karya dan bisa mewujudkan dengan merealisasikannya sampai dibangun hingga selesai.
Nah, demikian juga dengan Pondok Modern Tazakka saya juga diberikan kepercayaan untuk mendesign dan membangun (sekarang masih tahap pembangunan) maka saya pun akan mengamalkan ilmu saya lewat karya-karya saya di Pondok Modern Tazakka ini.
Ada pengalaman menarik, semacam pengalaman spiritual selama meng-arsiteki bangunan-bangunan di beberapa kota itu?
Wuah, … pengalaman spiritualnya sangat sedikit karena jam terbang saya belum tinggi . Tetapi begini, dalam mendesign sebuah tempat ibadah itu konsepnya adalah bagaimana jamaahbisa merasa betah dan merasa kecil bersimpuh dihadapan Tuhannya, Nah nah itu harus tertuangkan dalam design dan itu bisa dirasakan atau dihadirkan dalam hati untuk bisa khusuk pada saat melaksanakan shalat.
Proyek bangunan mana yang paling berkesan dalam hati Bapak, selama ini? Mengapa?
mmm…saya belum pernah puas atau berkesan dengan karya saya sendiri, karena kalau sudah merasa puas maka hal tersebut bisa “mengurangi“ kreatifitas saya. Saya akan berusaha untuk terus bekerja keras dan lebih inovatif supaya bisa menghasilkan sebuah karya yang betul-betul multi manfaat.
Sebetulnya seseorang bisa dikatakan sebagai “arsitek sejati “ adalah apabila dia dalam berkarya bisa memberikan manfaat bagi lingkungan, masyarakat dan agama dan ituberkali-kali danterus menerus, Pasti akan membawa berkah tersendiri.
Sejak kapan mengenal Tazakka?
Ha ha ha..sejak ketemu ustadz Anang
Bagaimana pandangan Bapak tentang Tazakka?
Dengan motto sebagai perekat ummat maka Tazakka harus bisa menjadi “magnet”, punya daya tarik “lumbung ilmuserta “tenda besar”,dalam arti yang sesungguhnya baik secara vertikal maupun horizontal maka ini akan menjadi solusi ummat.
Sekarang Bapak menjadi arsiteknya Pondok Modern Tazakka. Apa konsep Bapak?
Wah, kalau bicara konsep yang lebih menguasai pak Kyainya….(ust.Anang Rikza – red),
Saya ini ibarat tukang jahitnya saja, sedangkan perancangnya/ Grand Design-nya pak Kyai. Justru saya banyak belajar filosofi pondok dari Pak Kyai-nya, Malah waktu diajak Ust Anang ke Gontor, saya dikenalkan dan diajak mendengarkan kuliah khusus dari kyai Gontor, KH Abdullah Syukri Zaekasyai, saya terkesan sekali waktu itu.
Punya kesan tersendiri dalam menangani proyek PM Tazakka ini?
Belum bisa komen banyak karena proyeknya baru dimulai kan. Yang jelas bekerja dalam amal jama’i (secara kolektif) memerlukan kesungguhan dan butuh kesabaran, ini adalah kerja tim bukan personal jadi semua yang terlibat harus bisa dituntut bekerjasama secara tim, masing-masingharus bisa saling kooperatif.
Bagaimana Bapak melihat realitas umat sekarang ini? Harapan Bapak dengan kehadiran PM Tazakka ini?
Saya orang awam bicara dalam hal ini, tapi yang jelas umat sekarang ini mengalami krisis kepercayaan, keteladanan dan kepemimpinan, juga kondisi masyarakat dengan keadaan sosial ekonomi yang “jomplang” , kepastian hukum, carut-marut wajah kebijakan publish dan regulasi yang tidak jelas,mungkin negara ini salah asuh sampai-sampai ada yang menyebutnya Negara Abal-Abal, sedih kang mendapat predikat sepertiitu.
Tentu kita tidak boleh saling caci maki dan menyalahkan antara satu sama lain, tapi kita harus memulai diri kita dengan.Bergerak dan menggerakkan perubahandan berjuang dan memperjuangkan,mulai dari birokrat,eksekutif,profesional,penegak hukum,ulama dan semua lapisan masyarakat. Lantas kita harus bagaimana? Ya.. sekecil apapun peran/fungsi kita , kita optimalkan, yg profesional dan yg amanah.
Nah, adanya kehadiran Pondok ModernTazakka dengan motto,visi dan misinyayang luhurdiharapkan mampu menjadi Oase yg dibutuhkan masyarakat dengan persoalan-persoalan tadi.
Dan harapan saya juga, akan ada “Tazakka-Tazakka” lain bermunculan berada di tempat lain tentu dengan “spesialisasi” yang beragam dan saling mengisi celah kosong sehingga membentuk jaringan yang kuat dan kokoh.
Apa motto hidup Bapak?
Kalau motto tazakka “Menjadi Perekat Ummat” kalau saya “Menjadi Pribadi Muslim yang prestatif danTangguh” lho itu kan judul buku..(sambil ketawa, ha..ha..)
Boleh disebutkan hobi Bapak? Cita-cita waktu kecil apakah memang ingin jadi insinyur?
Hobby sayamenggambar tentunya, sekarang ini lagi hobby main tennis. Cita-cita gak kebayang akan jadi arsitek, yang jelas cita-cita apa saja yg terpenting bisa bermanfaat dunia-akhirat dan bisa menjadi amal jariyah bagi orang tua, mikul duwur mendem jero. Oiyasatu lagi yg tak kalah penting mendapat ridhadari Allah SWT.
Mohon ceritakan sepintas tentang perjuangan Bapak ketika kuliah!
Alhamdulillah,sayadilahirkan dari keluarga sederhana bapak/ibu guru PNS, suatu mimpi bisa sekolah sampai selesai sarjana. Mula-mula saya lulus D3 Akademi Teknik Arsitektur YKPN Yogyakarta, jasi suatu mimipi bagi saya bisa selesai D3, kemudian tahun 1994 saya hijrah ke Bandung bekerja pada salah satu konsultan perencana yg cukup ternama PT. Atelier 6 Bandung. Krisis moneter tahun 1998 saya keluar dari kerja dan kembali ke Yogyakarta dengan bekal tabungan yang minim saya bertekad untuk meneruskan S1 di Universitas Gadjah Mada, mengingat biaya kuliah dan biaya hidup cukup tinggi, serta kondisi orang tua yang pas-pasan saya harus nyambi kerja sebagi freelance, juga cari kost- an yang murah dengan dinding kamar triplek berlantai plester dan tiker, itupun juga patut disyukuri ternyata disana banyak temen-temen satu kost yg kondisinya jauh dibawah saya. Banyak pelajaran serta hikmah yg didapat disana. Terutama kemandirian dan nerimo.
Itulah pelajaran hidup saya, patutdisyukuri ya.
Nama : Ir. Much.Muchlis ariston
TTL : Pekalongan 30 November 1971
Istri : Drg. Intan Apriliani
Anak : 4
Nama orang tua :Riyanto
Riwayat pendidikan : Sarjana Teknik arsitektur Universitas Gajah Mada lulus tahun 2000
Alamat : jl.KH. Ahmad Dahlan gg 14/no 16 tirto – pekalongan