TAZAKKA– Sebagai lembaga pendidik pesantren, Tazakka dan Gontor menyadari peran dan tanggungjawab-nya kepada umat dan bangsa, yaitu menyiapkan calon-calon pemimpin umat masa depan. Keduanya sepakat melakukan kerja-sama kaderisasi ulama.
Kesepakatan tersebut terealisasi melalui Program Kaderisasi Ulama, yang diselenggarakan oleh Universitas Darussalam (PKU UNIDA) Gontor. Seminar dengan tema “Tradisi Keilmuan Ulama Islam Menjawab Tantangan Zaman” dengan narasumber para kader ulama pun diadakan di kampus Pondok Modern Tazakka (26/2).
Seminar diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai unsur, diantaranya; para santri dan guru-guru Tazakka serta undangan terdiri dari para kepala sekolah setingkat SD dan SMP serta tokoh masyarakat di wilayah Kec. Bandar, Batang.
Seminar dibuka oleh Wakil Pimpinan Pondok, Al-Ustadz M. Bisri, S.H.I., M.Si, karena Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA sedang berada di Tanah Suci. Dalam sambutannya, Wakil Pimpinan Pondok menyampaikan bahwa tradisi kajian ilmiah seperti ini perlu terus dikembangkan, agar wawasan umat Islam semakin luas dan arif dalam menyikapi problematika keumatan yang terjadi. “Ulama punya tanggungjawab besar membimbing umat, oleh karenanya wawasannya harus luas” ungkapnya.
Ungkapan senada disampaikan pula oleh Dr. Khoirul Umam, M.Ec., selaku Pembimbing PKU yang mendampingi tim ke Tazakka. “Sesuai dengan nama-nya, PKU dirancang untuk melahirkan kader-kader ulama muda yang cakap secara keilmuan, wawasan maupun etos pergerakannya,” terangnya.
Doktor lulusan Universitas Antar Bangsa, Kuala Lumpur ini menjelaskan tentang latar belakang Program PKU ini. Menurutnya, program ini dilatar-belakangi masih lemahnya kaderisasi ulama untuk menjawab tantangan masa depan. “Kami sadar bahwa tantangan umat Islam ke depan semakin kompleks, dan ulama merupakan institusi yang strategis sebagai rujukan umat,” jelasnya.
Menurut Umam, program PKU UNIDA ini didukung sepenuhnya oleh MUI. Para peserta program PKU adalah para sarjana yang dikirim oleh perwakilan MUI, ormas Islam atau pesantren di tiap provinsi di Indonesia. Mereka berada di asrama dan digembleng selama 6 bulan sampai setahun dengan berbagai kegiatan keilmuan, pergerakan dan strategi. Pembiayaan dari program ini ditanggung sepenuhnya oleh UNIDA Gontor.
Umam menambahkan bahwa bekal yang mereka dapatkan selama mengikuti PKU sangat berguna untuk menghadapi perang pemikiran saat ini. “Mereka pun telah dibekali keahlian menulis secara kritis dan argumentatif untuk berdakwah melalui berbagai media cetak seperti majalah dan koran, atau menulis secara online di berbagai blog dan website atau di media sosial pribadi,” imbuhnya.
Program ini diharapkan mampu mencetak ulama yang cerdas, berwawasan, militan dan ikhlas. “Sebagaimana wasiat Trimurti Pendiri Gontor: Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama” lanjut Umam.
Selain di PM Tazakka, seminar juga diadakan di beberapa pesan-tren dan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia: UPI Bandung, Unikom, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Airlangga, Universitas Sultan Agung Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Az-Zahra Jakarta, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, PTUM Yogyakarta, STAIN Pekalongan, dan Universitas Sebelas Maret Surakarta. “Terakhir peserta akan mengadakan audiensi dengan para petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta” ujar Muryadi, salah seorang peserta PKU.
Umam menawarkan kepada PM Tazakka untuk mengirimkan kader-kader terbaiknya dalam PKU ini. “Saya menyambut gembira dan antusias jika Tazakka bisa mengirimkan utusannya ke PKU ini, untuk memperbanyak kader ulama yang intelek, insya Allah bermanfaat” pesannya.
“Saya menyambut gembira dan antusias jika Tazakka bisa mengirimkan utusannya ke PKU ini, untuk memperbanyak kader ulama yang intelek, insya Allah bermanfaat”
(Dr. Khoirul Umam, M.Ec. – Pembimbing PKU UNIDA)
Berikutnya:
Siapkan Sarpras Sambut Santri Baru