Tazakka – Di pesantren, momentum Idul Adha biasanya tidak libur. Seluruh santri tetap mukim di pondok. Berbeda dengan Idul Fitri: liburan panjang. Biasanya Idul Adha tidak masuk kelas, tetapi aneka kegiatan digelar: mulai dari lomba kerapian kamar, expo, pameran buku, kajian-kajian ilmiah, pentas seni, dan lain sebagainya.
Tentu saja, penyembelihan hewan kurban. Bagi santri, menyembelih hewan kurban, selain untuk tujuan ibadah, ia adalah sarana pendidikan. Yaitu pendidikan beribadah itu sendiri, pendidikan sikap berderma dan berbagi, pendidikan kebersamaan, pendidikan kemandirian dan ragam nilai pendidikan lainnya.
Biasanya, Kiai sebagai figur sentral akan memberikan tausiyah umum ttg hikmah dan nilai-nilai kurban. Dilanjutkan dengan Shalat Ied dan penyembelihan hewa kurban. Tidak jarang, secara simbolik biasanya Kiai mengawali menyembelih dengan tangannya sendiri, supaya santri semuanya melihat dan ikut terdidik dengannya.
Alhamdulillah tahun ini Pondok Modern Tazakka di usianya yang kedelapan, melalui Lazis Tazakka mendapat amanah untuk menyembeli hewan kurban: 11 sapi & 19 kambing.
Disembelih di pondok 4 sapi dan 5 kambing untuk dimakan bersama sekitar 600an santri, 100 guru, 30 KK guru, dan sekitar 50 KK pekerja pondok.
Selebihnya didistribusikan ke dusun-dusun binaan di sekitar pondok. Diberikan kepada mereka dalam bentuk hewan kurban hidup utk melatih dan mendidik masyarakat sekitar menyelenggarakan ibadah kurban. Pelaksanaan dan penyembelihannya didampingi oleh guru-guru senior yang ditugaskan oleh Pimpinan Pondok sekaligus sebagai pembinaan masyarakat.
Di Gontor, hewan kurban yang terhimpun tahun ini mencapai: 687 ekor; terdiri dari: 263 ekor sapi, 332 ekor kambing & 92 ekor domba.
Inilah tradisi ibadah kurban di pesantren yang memiliki dua dimensi: ibadah dan pendidikan.
Kurban di pesantren: asyiknya ramai-ramai. @edbun