Islam menjadi pilihan hidupnya karena di Islamlah Ia merasa telah menemukan kehidupan yang sebenarnya. Meskipun berat namun ia tetap memilih Islam dengan penuh pasrah dan ikhlas untk menjalankan perintah Allah
. Berikut petikan wawancaranya beberapa waktu yang lalu ketika beliau menghadiri rapat panitia pembangunan Pondok Modern Tazakka di Bandar:
Bagaimana kehidupan Bapak sebelum mengenal Islam?
Saya berasal dari keluarga yang taat dalam Agama Hindu di Bali, rumah saya disana adalah Rumah Purwo atau rumah tua, di rumah saya setahun sekali diadakan acara kumpul keluarga besar, kalau di Jawa Suronan gitu lah, sejak kecil saya sudah diorbit (dipersiapkan) untuk menjadi seorang pendeta Hindu mewarisi ayah saya. Namun Allah berkata lain, tidak tahu kenapa sejak kecil setiap tubuh saya bersentuhan dengan Bab satu (Babi), jangankan makan, kena cipratan minyaknya saja pasti akan gatal semua dan itu terjadi selama saya masih di Bali ketika belum memeluk Islam, bahkan sampai dibawa kerumah sakit. Sejak itu saya merasa bahwa ini bukanlah kehidupan, apalagi saya pada saat itu hidup dalam dunia pariwisata.
Bagaimana anda mengenal Islam?
Pada waktu itu saya entah kenapa ingin pergi ke Pekalongan, ketika istirahat untuk membersihkan badan seorang pedagang makanan menunjukkan saya untuk pergi ke Masjid. Setelah menyelesaikan hajat hendak pergi melanjutkan perjalanan menelusuri kota Pekalongan, mendadak kekuatan saya untuk berjalan hilang ketika sampai di serambi masjid, akhirnya saya pun memutuskan untuk tidur, ketika subuh tiba seorang takmir masjid membangunkan saya untuk melaksanakan sholat Subuh berjamaah, namun saya hanya menyaksikannya saja. Saya perhatikan orang-orang datang ke masjid dengan tubuh bersih dan wajah ceria, setelah sholat mereka bersalaman, dalam hati saya berkata inilah kehidupan yang selama ini saya cari, inilah kehidupan yang sebenarnya, saya mau masuk kedalamnya dan yang saya dambakan.
Dimana Bapak menyatakan untuk masuk Islam?
Saya masuk Islam sebelum menikah,sepulang dari Pekalongan keBali. Saya masuk Islam diDepartemen Agama Bali dan ada sertifikatnya juga. Sampai sekarang masih saya simpan.
Apa yang Bapak hadapi setelah masuk Islam?
Setelah saya mengucapkan dua kalimah syahadat di departemen agama Bali, suasana mulai geger sampai ibu dan bapak saya di teror.Ketika ingin menikah yang menjadi wali saya adalah orang dari departemen agamaBali,empat orang mengantar saya kePekalongan. Sampai Istri saya dituduh oleh keluarga besar di Bali kecuali Ibu dan Bapak Saya, menjadi penyebab saya masuk Islam. Setelah saya memeluk Islam,secara otomatis saya kehilangan hak waris dan segala hak-hak hukum adat diBali dan itu yang paling ditakuti orang Bali. Namun semua itu saya pasrahkan kepada Allah Swt, karena saya yakin saya punya Allah. Pernah juga ada yang mencibirkan saya ketika saya mau menikah katanya “wah ini paling kalau sudah nikah balik lagi ke Bali, paling Islamnya buat kedok saja”.
Apa yang Bapak rasakan setelah masuk Islam?
Ya Allah, tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan kebahagian saya setelah masuk Islam, tidak ada lukisan yang bisa menggambarkan kebahagiaan saya. Semua yang saya butuhkan dalam kehidupan, saya temukan dalam Islam.
Pengalaman Bapak setelah masuk Islam?
Saya sampai sekarang ketagihan membaca Al Qur’an meskipun hanya satu Ayat, karena disitu saya temukan seluruh kehidupan saya. Pernah suatu ketika saya hampir kehilangan pembeli utama (konsumen pokok)dalam usaha saya(Batik),karena ada yang menyabotase order saya. Saya tidak emosi, saya tidak gemrungsung, bahkan saya bisa menahan kemarahan saya kepada orang yang telah mendzolimi saya. Di batin saya, saya tidak menipu,saya sudah memberikan yang terbaik, saya punya Allah. Itu yang membuat saya kuat. Itu semua karena saya menyerahkan semuanya kepada Allah, itulah bedanya saya yang sepuluh tahun yang lalu, saya yang dua puluh tahun yang lalu, dengan saya yang sekarang, karena saya serahkan semuanya kepada Allah. Benar, ternyata seketika itu juga Allah menggantinya dengan yang lebih baik, saya dapat order dua kali lipat lebih besar dari arah yang tidak disangka-sangka.
Pernah juga suatu hari setelah sholat Jum’at saya pulang kerumah ketika itu keluarga semua di Jakarta, saya kepikiran untuk naik haji, dalam hati saya saya ingin naik haji, saya harus naik haji, tapi saya belum punya uang, bagaimana ya Allah? Nah, pas saya duduk, mata saya tertuju pada mobil kijang, dalam hati saya: nah ini dia! tanpa berpikir panjang saya langsung menghubungi teman saya yang sudah berangkat Haji tahun sebelumnya, saya bilang “pak haji dolke mobilku” (pak Haji Jualkan Mobil Saya). pak Hajinya jawab “Lho ko dijual?”. Saya jawab lagi “buat naik haji”. Pak Haji Bilang Setuju, langsung dicarikan pembeli dan alhamdulillah terjual. Kemudian saya langsung daftar haji dengan Istri saya diKospin Jasa dan langsung dapat nomor juga dandapat porsi. Jadi suatu pikiran yang buntu dan berkacamuk pada saat itu juga dijawab oleh Allah dan mudah terus lebih dari cukup itu yang membuat saya heran disitu. Saya merasa Allah selalu berada disis kita.
Bagaimana anda menerapkan keIslaman anda dalam keluarga?
Kalau dulu saya marah karena anak-anak belum belajar, tapi sekarang saya bisa marahnya cuma kalau ada yang sholatnya terlambat.
Bagaimana Bapak melihat umat muslim yang belum terpanggil untuk melaksanakan kewajiban mereka terhadap perintah Agama?
Ya,saya sangat merasakan ketika sholat Jum’at begitu banyak saya melihat orang yang tidak peduli bahkan ketika adzan dikumandangkan itu masih belum dengar masih terjebak di hiruk-pikuk kegiatan dunia saja. Tapi Alhamdulillahsaya termasuk yang berada di masjid. Harapan saya kita mau mengajak saudara kita yang sesama Islam untuk lebih taat dalam beribadah.
Kapan Bapak mengenal Tazakka?
Saya mengenal Tazakka dulu diajak H. Bambang Bogo Asmoro yang telah dulu ikut Kelompok Bimbingan Haji Muzdalifah karena ketika setelah beliau pulang dari ibadah haji dan cerita banyak tentang muzdalifah, Ust. Anang, akhirnya saya diajakuntuk ikut pengajian, dan akhirnya sampai sekarang.
Harapan Bapak untuk Tazakka?
Harapan saya si cepat buka gitu aja lah, cepat buka cepat menerima santri biar cepat bermanfaat. Udah itu saja ha ha.
BIODATA
NAMA : H. ABDURRAHMAN WIARSA ( I MADE WIARSA)
TTL : BALI, 15 JULI 1958
ISTRI : WULAN AGUSDIANA
ANAK : UDAYANA SUCIPTA
DIPTYA BASKARA
PARAMITA MAYANGSARI
CINTYA WIMALA
I NYOMAN NADI PRAWIRO
NAMA ORANGTUA : I MADE RUNTHA
HOBBY : RENANG, TRAVELING
PENDIDIKAN : SLTA