TAZAKKA – Tazakka kembali adakan Pelatihan Manajemen Wakaf (10/8). Hadir pada acara seminar tersebut narasumber Nasional maupun internasional diantaranya: KH. Anang Rikza Masyhadi, MA, (Pimpinan Pondok Modern Tazakka), Dr. Mustafa Dasuki Kasbah (Cairo University), Dr. H. Fakhrurozzi, Lc., MA. (BWI), Dr. H. Hendri Tanjung (BWI), H. M Sulthoni, Lc., M.Si (IIUM Malaysia), Drs. H. Ahmad Jayadi, MM., H. Teguh Suhardi, Ustadz Subhi Mahmassani, S.H.I., dan Ustadz Aminudin, S.Kom
Implementasi wakaf di Indonesia perlu improvisasi konsep dan strategi. Hal ini menjadi topik penting dalam Seminar Internasional Wakaf bertema "Konsep Wakaf Produktif untuk Kejayaan Peradaban Islam: Best Practice Al-Azhar University Cairo" di Pondok Modern Tazakka, Jumat (10/8).
Pasalnya potensi kekuatan ekonomi umat Islam Indonesia cukup besar dan belum teroptimalkan. Selama ini kita hanya mengenal konsep wakaf harta tak bergerak seperti wakaf berwujud tanah yang digunakan untuk kepentingan umat.
Padahal, menurut Dr. Mustafa Dasuki Kasbah, pakar wakaf dari Pusat Studi Ekonomi Islam Shaleh Kamel, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, ada banyak peluang untuk melakukan wakaf. Namun, untuk mencapai penerapan wakaf di bidang lain itu butuh improvisasi. "Nah, improvisasi tersebut sangat terbuka secara fikih, karena hukum-hukum dalam fiqh wakaf lebih banyak bersifat ijtihadiyyah qiyasiyyah" kata Mustafa,
Mustafa Dasuki memaparkan bahwa wakaf umumnya dipahami dalam bentuk harta tidak bergerak, seperti masjid, jalan raya, kuburan dan lain sebagainya. Padahal wakaf bersifat dinamis dari segi hukum, ia dapat berupa hal yang temporal semisal wakaf uang, wakaf manfaat, atau wakaf profesi dan ragam wakaf lainnya.
Kemungkinan melakukan improvisasi pelaksanaan wakaf di bidang lain itu, papar Mustafa karena hukum wakaf bersifat sunnah, tidak seperti zakat yang bersifat fardhu. "Adapun cara dan implementasinya masuk dalam produk fikih ijtihadi qiyasi," imbuhnya.
Menurut Dasuki, Al-Azhar di Mesir merupakan contoh terbaik dalam hal pemanfaatan wakaf. "Bahkan ulama salaf berlajar dari dana wakaf seperti Imam Al-Ghazali, atau seperti para masayikh yang pernah studi di Al-Azhar dan sekarang menjadi tokoh ulama terkemuka di dunia, sesungguhnya itu adalah manfaat dari wakaf untuk pendidikan. "Oleh karenanya hal ini seharusnya dapat diterapkan pula oleh pesantren di Indonesia untuk kemajuan umat" paparnya.
"Al-Azhar di Kairo adalah lembaga pendidikan yang basis menejemen kelembagaannya adalah wakaf, terlebih pada wakaf produktif baik berbentuk harta tak bergerak maupun bergerak, sehingga menjamin kelangsungan Al-Azhar dan menjadikannya bertahan dalam usia lebih dari 1000 tahun" lanjutnya.
Dengan adanya improvisasi implementasi wakaf itu, Mustafa optimis Indonesia bisa menjadi kiblat kemajuan peradaban Islam di masa yang akan datang. Upaya improvisasi penerapan wakaf ini sejak beberapa tahun terakhir telah diaplikasikan oleh Pondok Modern Tazakka.
"Tazakka ini, saya menganggap seperti miniatur Al-Azhar Kairo dari segi pengembangan dan pengelolaan wakafnya, karena saya tahu persis karena saya ikut mengonsepnya sejak awal mula mau berdiri bersama para pakar dan masayikh Al-Azhar lainnya dan selaku mengikuti perkembanganya hingga kini" terang Mustafa di bagian akhir ceramahnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh KH. Anang Rikza Masyhadi, MA., bahwa Tazakka menerapkan strategi wakaf berdasarkan apa yang disarankan oleh Dr. Mustafa Dasuki. "Inspirasi wakaf yang dikembangkan Tazakka datang dari beliau, saya masih ingat saat itu kami terkesan dengan paparan beliau tentang zakat dan wakaf, akhirnya kami berguru pada beliau sehingga Tazakka berkembang dengan konsep wakaf yang beliau ajarkan" kisah Kiai Anang di hadapan peserta seminar.
Menurutnya, apa yang dilakukan Tazakka dalam mengelola wakaf memiliki dua kata kunci, yaitu amanah dan cita-cita. "Amanah itu pasti, namun cita-cita tidak kalah penting. Tanpa amanah, dana yang diterima akan habis tanpa ada hasil, namun bila tidak ada cita-cita dana yang akan diterima tidak bisa optimal difungsikan karena tidak adanya cita-cita dan visi ke depan, malah hanya akan diributkan penggunaannya saja" ungkapnya.
@Ghifaria, MCT.
Sebelumnya:
Marcing Band Tazakka Juara 1