Sewaktu kita dalam keadaan lapang seakan akan kita mempunyai banyak “pahlawan” yang membantu atau membela agama dan organisasi kita. Mereka menyanjung dan memuji yang melambungkan perasaan setinggi langit.
Mereka bilang, saudara saudaraku, marilah kita bela organisasi kita ini habis-habisan. Jangankan harta benda, pikiran dan tenaga, kalau perlu nyawa pun kita korbankan saudara- saudara! Demikianlah kata mereka.
Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Sebagian nanti akan pergi meninggalkan kita, sedikit saja yang benar- benar mau berjuang.
Anehnya, ada yang pura pura tak tahu, ada yang main ngacir duluan sambil menunjukkan alasan- alasan sok penting, ada yang keluar, ada juga yang lantas menjadi lawan. Demikianlah sebagai cermin perbandingan, semoga kita paham dan lebih mendalam menancapkan kesabaran.
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Sampaikan kabar gembira kepada orang- orang yang sabar, yaitu orang- orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada Nya kami kembali. Mereka itulah yang mendapatkan berkah yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang- orang yang mendapatkan petunjuk. (QS. Al Baqarah [2]: 155-157)
Sesungguhnya sabar itu pada saat pertama kali peristiwa terjadi. (Hadits Syarif)
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS Yusuf [12]: 87)
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa, dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia supaya Allah membedakan orang orang yang beriman (dengan orang orang kafir). (QS.Ali Imran [3]: 140)
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Orang orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabut [29]:69)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُون وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Sesungguhnya Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang orang yang dusta. (QS Al Ankabut[29]: 2-3)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang orang yang beriman bersamanya, (Kapan pertolongan Allah datang?) Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah [2]:214)
Saya kira tujuh dasar ini sudah cukup sebagai pedoman dan neraca, bagaimana kita harus mendudukkan dan meletakkan diri kita. Kemudian, kita persembahkan kepada Tuhan guna membela agama Tuhan Yang Maha Suci. Semoga kita dapat menetapi semua dasar dasar dan isi ayat ayat yang sangat dalam artinya dan luas cakupannya ini.
Bukan setiap sesuatu yang lebih besar itu mesti mencukupi. Jika engkau qanaah, maka apa saja bisa mencukupi. (Peribahasa Arab)
Kesehatan itu mahkota bagi orang orang sehat. Tidak mengetahuinya, kecuali orang orang yang sama sakit. (Filosof)
Disadur dari Rubrik embun Majalah Gontor edisi 08 tahun XV/ Desember 2017
Sebelumnya:
Reading Habit Di PM TazakkaBerikutnya:
Alumni Haji 2012, Wakafkan Dua Toko