TAZAKKA – Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Modern Tazakka baru saja menyelesaikan seleksi bagi calon santri gelombang pertama pada Ahad (6/2). Pada seleksi tersebut, dari jumlah pendaftar 160 orang, sebanyak 124 orang dinyatakan lulus.
Para calon santri diuji secara daring, ujian meliputi berbagai aspek seperti bacaan Al-Quran, ibadah sehari-hari dan doa-doa, imla’ atau dikte Arab, wawancara dan Tes Potensi Akademik (TPA).
Acara diawali dengan pengarahan umum kepada calon santri dan walinya secara virtual oleh Wakil Direktur KMI Pondok Modern Tazakka. Pengarahan ini terkait teknis ujian masuk. Hadir pula dalam acara tersebut seluruh dewan guru penguji.
Usai ujian ditutup dengan pengarahan oleh Bapak Pimpinan Pondok Modern Tazakka.
Dalam pesan dan nasehatnya, Bapak Pimpinan KH. Anang Rikza Masyhadi, MA, Ph.D menyampaikan tentang pentingnya meluruskan niat dan tujuan belajar di pesantren.
Pesantren berbeda dengan sekolah, kata Kiai Anang. Karena pesantren menggabungkan Tripusat Pendidikan, yaitu: rumah, sekolah, dan masyarakat
Sistem pendidikan yang dianut di Tazakka adalah KMI (Kulliyyatul Muallimin al-Islamiyyah). Kurikulumnya bersifat integratif-komprehensif, yaitu menggabungkan antara kognitif, afektif dan psikomotorik; intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler, bukan semata sekedar pengajaran di ruang-ruang kelas saja.
Lebih lanjut, Kiai Anang menegaskan bahwa tantangan mondok sungguh berat, baik bagi santri maupun walisantrinya, maka perlu kesungguhan, keikhlasan, kesabaran dan istikomah.
Kiai Anang lalu memberikan rumus memondokkan anak, yang dikenal dengan rumus TITIP: Tega, Ikhlas, Tawakal, Ikhtiar dan Percaya.
Setelah semua rentetan acara selesai, Panitia PPSB melangsungkan sidang tertutup untuk membahas kelulusan yang dihadiri langsung oleh Pimpinan Pondok. Pengumuman kelulusan diumumkan secara online melalui akun pendaftaran masing-masing calon santri.
Bagi yang belum lulus pada gelombang pertama ini, dipersilahkan mencoba kembali pada tes gelombang kedua. “Kuota penerimaan santri baru tahun ini dibatasi maksimal 240 orang, sesuai dengan kapasitas daya tampung yang ada.
Dari 124 calon santri yang diterima berasal dari daerah yang beragam: Bandung, Bangkalan, Banjarnegara, Bantul, Banyumas, Batang, Bekasi, Bengkulu Utara, Bogor, Brebes, Cirebon, Depok, Jakarta, Karanganyar, Karawang, Kendal, Kotawaringin Barat, Lahat, Majalengka, Malang, Padang, Pekalongan, Pekanbaru, Pemalang, Salatiga, Semarang, Serang, Sleman, Surabaya, Tangerang, Tegal dan Wonosobo.