Diantara serba serbi kegiatan para kiai pengasuh pesantren selama lawatannya di Mesir, selain resmi ke beberapa instansi, para kiai memanfaatkan waktu mengunjungi beberapa masayikh serta tokoh-tokoh penting di Mesir.
Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Jaber Al-Hasani termasuk salah seorang ulama yang disowani para kiai itu. Syaikh Yusri adalah ulama yang sangat faqih dalam ilmu agama, sekaligus sebagai seorang dokter spesialis bedah. Majelis ilmu di masjidnya selalu ramai dihadiri oleh masyarakat Mesir maupun mahasiswa dari berbagai dunia, termasuk mahasiswa Indonesia. Diantara materi yang diampu oleh Syaikh Yusri adalah Kitab Shahih Bukhari Muslim.
Banyak kalangan menyebut Syaikh Yusri sebagai Ibnu Sina abad ini: seorang faqih sekaligus seorang dokter.
Beberapa kali Syaikh Yusri melawat ke Indonesia dan mengunjungi beberapa pesantren salafiyah maupun ashriyah.
Demikian pula dengan Syaikh Usamah Azhary. Ulama Al-Azhar dan anggota Senior Fellow pada Kalam Research & Media Al-Azhar itu termasuk yang disowani para kiai. Syaikh Usamah kini diangkat sebagai salah seorang penasehat Presiden Mesir, Abdul Fatah As-Sisi.
Syaiky Usamah mulai menghapal Al-Qur’an sejak masih kecil dan juga belajar bahasa Arab dan ilmu Keislaman dengan ayahnya sebelum ia meneruskan pendidikannya ke Al-Azhar.
Kontribusinya dalam menyiarkan agama Islam dilakukannya dengan mengajar hadits, logika, dan usuludin di Ruwaq al-Atrak di Masjid Al-Azhar di Kairo. Ia juga mengajar Fakultas Usuluddin dan Da’wah di Universitas Al-Azhar, Kairo dan pengarang sejumlah buku tentang ilmu-ilmu keislaman, diantara karyanya adalah: Ilhya’ Ulumil Hadith (Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Hadits).
Pasowanan kepada ulama Mesir juga dilakukan kepada Syaikh Ala Musthofa Naimah, seorang ulama muda dari Al-Azhar yang kini tinggal dan menjadi Imam Besar Masjid Amru bin Ash di Alexandria. Ribuan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Mesir ikut mengaji kepada Syaikh Ala.
Berikutnya adalah kunjungan ke Markaz Tahfizh Syeikh Dr. Muhammad Masduqi Kahilah. Syaikh Kahilah telah menulis lebih dari 50 judul buku tentang ulumul Qur’an. Markaz beliau menerima setoran hafalan dan pengambilan sanad Al-Quran. Banyak mahasiswa Indonesia yang belajar dan mengambil sanad dari beliau. Markaz Syaikh Kahilah juga menyelenggarakan daurah-daurah singkat tentang Al-Quran.
Syaikh Kamil Al-Laboudi: ulama muda dari Al-Azhar penemu Metode Tabarok untuk tahsin dan tahfidzul Quran bertandang ke hotel Grand Nile tempat para kiai menginap. Metode Tabarok kini mulai dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia oleh murid-murid Syaikh Kamil.
Ada pula yang sowan kepada Syekh Mohammad bin Ahmad Al-Hafidz At-Tijani, Muqaddam atau Mursyid Toriqoh Attijaniyyah di Mesir dan Afrika.
Para kiai pesantren juga melakukan pertemuan dengan para intelektual Mesir. Diantaranya: Dr. Mustofa Dasuki Kasbah, seorang pakar di bidang zakat dan wakaf, pengajar instrumen investasi dan keuangan Islam di Ainu Syams University, Cairo University, dan American Univeristy in Cairo. Dr. Mustofa Dasuki pernah menjadi Direktur Eksekutif Pusat Studi Ekonomi Islam Sholeh Kamil Al-Azhar University.
Dr. Mustofa Dasuki telah puluhan kali berkunjung ke Indonesia menjadi narasumber pada forum seminar tentang zakat, wakaf dan investasi syariah di berbagai pesantren maupun perguruan tinggi di Indonesia.
Di kalangan mahasiswa Indonesia di Kairo, Dr. Mustofa Dasuki dijuluki sebagai safiir Indonesia, karena fasih menjelaskan tentang keindonesiaan kepada khalayak di Mesir dan Timur Tengah.
Ada pula nama Prof. Dr. Showi Showi Ahmad, seorang guru besar di An-Nahdoh University dan penasihat ahli Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir. Beberapa kali beliau lawatan beberapa pesantren dan peeguruan tinggi di Indonesia.
Beberapa delegasi para kiai ini juga disambut hangat oleh Prof. Dr. Muhammad Muhammadien, mantan Rektor Suez Canal University, yang kini menjadi Rektor Al-Ma’arif University, sebuah perguruan tinggi yang membidangi ilmu-ilmu sains dan eksakta di Mesir.
Juga, Prof. Dr. Hasan Yusuf, Guru Besar Bahasa Arab dan Dekan Fak. Afro-Asia Studies Suez Canal University.
Tentu saja, semua itu di luar kunjungan resmi kepada institusi-institusi di Mesir. Kunjungan ke Majma Al-Buhus Al-Islamiyyah Al-Azhar University yang diterima langsung oleh Sekjennya, Prof. Dr. Nadir Ayyadh. Lalu, kunjungan ke Grand Syaikh Al-Azhar yang diterima oleh Wakil Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Duwaini, karena saat itu Grand Syaikh sedang berada di Abu Dhabi.
Kunjungan Ketua Umum Forum Komunikasi Pesantren Muadalah / Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi dan Prof. Dr. KH. M. Din Syamsuddin kepada Grand Syaikh Prof. Dr. Ahmad Thoyib di kantornya.
Beberapa hari sebelumnya, rombongan diterima oleh Syaikh Prof. Dr. Muhammad Imam Dawood di Mujamma Syaikh Al-Hushari. Prof. Dawood adalah seorang guru besar linguistik Arab dan Al-Quran, Suez Canal University, yang kini mengampu sebuah lembaga diklat pendidikan Al-Quran, bahasa Arab, dan dirasat Islamiyyah untuk non-penutur Arab. Khususnya bagi beberapa pesantren dan perguruan tinggi di Indonesia yang telah mengirimkan santri dan mahasiswanya mengikuti shortcourse selama 3 bulan di tempat Prof. Dawud.
Selain itu semua, beberapa kiai juga berkunjung ke Dr. Yaman Iswani. Seorang intelektual muda sekaligus sebagai pebisnis ekspor impor. Relasi Dr. Yaman dengan masyarakat Indonesia sangat luas, beberapa kali ke Gontor bersama delegasi Liga Perguruan Tinggi Islam se-Dunia dan ke Tazakka. Namun, juga relasi bisnis dengan para saudagar di Indonesia dalam kaitan ekspor impor produk-produk Indonesia ke Mesir dan sebaliknya.
Demikianlah sekelumit serba-serbi kunjungan para kiai kepada para ulama dan tokoh penting di Mesir. Semoga membawa manfaat bagi dunia pesantren dan umat secara keseluruhan.