Ustadz Ahmad Jazuli adalah guru ngaji di Madrasah Diniyah Kauman Bandar Batang, tempat dimana kami dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan tersebut, rumah kami dulu bersebelahan persis dengan Madin tersebut, Bapak kami Anta Masyhadi dulu bersama Alm. Bapak Muflih Tarmujo dan beberapa tokoh lainnya menjadi pengurus dan penggerak di Madin itu.
Selain Ustadz Jazuli, ada asatidz lain yang mengajari kami, seingat saya; Ustadz Isrok, (Alm) Ust Dimyati dan (Alm) Ust Mustofa.
Saya dan Mas Kiai Anang siang hari sekolah di Madin tersebut, disitu kami diajari banyak hal; mengenal huruf hijaiyah, mengaji, tajwid, thoharoh, ibadah dan bahkan sudah mulai diajarkan tentang hadits-hadits Nabi Muhammad SAW., kalau dulu saya ndak masuk kelas (karena ngantuk, atau pura-pura tidur siang), beberapa kali ustadz Madin As-Syafiiyah tersebut menjemput saya di rumah, maklum anaknya pengurus jadi mendapatkan perhatian lebih dan kebetulan rumahnya jejeran dengan Madin hehehehe.
Jadi kalau mau diruntut, Ustadz Jazuli mempunyai saham didalam keilmuan saya dan Mas Kiai Anang Rikza Masyhadi, yang sekarang menjadi Pengasuh Pondok Modern Tazakka.
Beliau beberapa bulan yang lalu sakit, dirawat di RS. QIM Batang, Mas Kiai Anang dg Bapak Anta Masyhadi dan beberapa guru di Tazakka (saya sdng di Jakarta) menjenguk dan mendoakannya.
Hari ini, Jumat 13/3, Mas Kiai Anang dan guru-guru serta santri kelas 6 (saya menempuh rute lain karena melihat saluran air dengan bagian pembangunan) jalan pagi sehat, tepat ketika Mas Kiai Anang lewat didepan rumah Ustadz Ahmad Jazuli (rumah beliau dipinggir jalan disebelah utara masjid Besar Bandar), beliau sedang berada didepan rumahnya untuk “karing” menghangatkan tubuh dengan sinar matahari.
Mas Kiai Anang berhenti, lalu menghampirinya, menyalami, menanyakan perkembangan kesehatan dan mendoakan bersama sama dengan guru guru dan Santri Tazakka
Itulah etika dan adab murid terhadap gurunya, meskipun bisa jadi setelah sekian puluh tahun murid tersebut sudah sukses dan mempunyai kedudukan dan tempat yang lebih tinggi dlsbnya, terhadap jasa dan peran guru tidak boleh terlupakan, harus tetap menghormatinya. Inilah keteladanan yang terus diajarkan Mas Kiai Anang kepada para santri santrinya.
Maka dalam Hadits Rosulullah Muhammad SAW, salah satu amalan yang tidak terputus adalah; Ilmu bermanfaat dan anak yang sholeh (bisa anak kandung secara biologis, anak asuh, anak didik dlsbnya).
Bahkan Nabi bersabda dalam haditsnya : “Guru hampir menyerupai Nabi (dalam peranannya)”, karena tugasnya sama, yaitu menyeru dan menyampaikan perintah Allah dan laranganNya, selalu mengajarkan kebaikan.
Oleh karenanya, guru tetaplah menjadi guru, terus sebagai pengajar dan pendidik tanpa mengenal batas waktu dan ruang, tugas dan label mulia sebagai guru disematkan dan dihadapan Nabi Muhammad SAW sangatlah mulai dan mengalirkan pahala yang terus menerus.
@anizar masyhadi
Jumat, 13 Maret 2020.
Sebelumnya:
Kalender Tazakka Untuk Ketua Umum DMIBerikutnya:
Lockdown, Work from Home, Social Distancing