Orientasi Hidup

Orientasi Hidup

Allah SWT berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz-Dzariyat [51]: 56). Maka, orientasi tertinggi dalam hidup adalah ibadah!

Tanyakan pada dirimu: untuk apa makan, minum, bekerja, menikah dan lain sebagainya itu. Jika engkau kaya, tanyakan pada dirimu untuk apa kekayaan itu? Jika engkau pandai, tanyakan pula untuk apa kepandaianmu? Bagi pejabat, untuk apa jabatan itu?

“Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya untuk Allah Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am [6]: 162)

Jika makan sekedar kenyang, apa bedanya dengan binatang? Jika hidup sekedar untuk hidup, itulah perilaku binatang. Supaya tidak disamakan dengan binatang, maka hidup harus punya orientasi, ada nilai-nilai (values), dan ada aturan-aturannya.

Manusia yang tidak punya orientasi, hidup tanpa dasar nilai-nilai dan berbuat semaunya tanpa ada aturan, maka sama dengan binatang! “Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf [7]: 179)

Bagi seorang mukmin, hidup orientasinya harus ibadah, karena ia akan mati. Orientasi hidup adalah ibadah untuk bekal mati.

Keadaan orang mati macam-macam: ada yang mati di puncak kesuksesan, tetapi ada juga yang mati dalam kegagalan. euromodels. Mati setelah menjadi orang kaya, atau mati ketika masih miskin. Mati saat menjadi pejabat, atau mati sebagai rakyat. Mati saat sedang ibadah, atau mati saat sedang maksiat. Ada yang mati tertawa, ada yang mati menangis. Dan lain sebagainya. Tinggal pilih: mau mati dengan cara, gaya dan dalam keadaan bagaimanakah kita ini?

Banyak orang berlomba-lomba mencari dan menggapai kehidupan yang baik, namun banyak pula yang lupa mencari dan menggapai kematian yang baik. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana hidup enak, tetapi lupa bagaimana mati yang enak.

Bagi orang beriman, kematian itu awal, bukan akhir. Karena ia mengetahui bahwa setelah kematian ada kehidupan lagi, dan di sanalah ada neraka dan surga. Jadi, kematian bagi seorang mukmin bukan akhir. Maka, beriman pada Hari Akhir itu sangat penting, sehingga menjadi salah satu rukun iman.

Sekarang, tentukan jalan menuju kematianmu, menuju kehidupan abadi di alam akhirat. Mau terus menjadi orang benar dan mengembangkan kebenaran, atau akan menjadi orang durhaka, pendosa dan terus menerus bergelimang dalam kemaksiatan. Mau menjadi hamba yang bersyukur atau hamba yang kufur?

“Sesungguhnya, Kami telah menunjukkan jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (Qs. Al-Insan [76]: 3)

Tentukan jurusanmu mau ke surga atau ke neraka? Luruskan orientasi hidupmu dan tentukan jurusanmu, sekarang sebelum terlambat! Sebelum maut menjemputmu!

Jangan lupa, besok (Jumat – Sabtu / 29 – 30 September) puasa sunnah Muharram (9-10 Muharram). Semoga Allah menerima ibadah dan amal shaleh kita